Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" BANGUN ! "
" Bangun! Bangun! " Airin melompat lompat diatas kasur, membangunkan Samudra yang masih terlelap disana.
Semua karna kejadian semalam, jam duabelas pas Airin kepingin mie ayam dekat kampus. Karna Airin terus merengek sambil menagis mau tidak mau Samudra berangkat walaupun saat itu gerimis kecil. Ini karna Sarin mini yang minta.
Setelah mie ayam sudah tersedia Airin merubah keinginannya jadi kepingin seblak di depan gang, mau tidak mau juga Samudra membelikannya.
Setelah makan seblak Airin kepingin es kelapa, wajah sauaminya sudah merah mungkin karna menahan emosi. Biarkan ini semua bayinya yang ingin.
Dan pada akhirnya mereka bisa tidur sekitar jam tiga an.
" TENGILL! BANGUNN!! "
Samudra menyumpal telingannya dengan kedua tangan. Padahal ia baru saja masuk ke alam mimpi sudah digebrak gebrak suruh bangun.
" BANGUNN ! " Teriak Airin lagi di telinga suaminya,
" BERISIKK ! " Samudra akhirnya bangun, matanya menatap tajam Airin tapi perempuan ini malah tersenyum kemanangan karna berhasil membuatnya bangun.
" Bangun! Ayo joging "
Samudra malah menarik lagi selimutnya membungkus badan dan kembali tidur.
Merasa tidak ada pergerakan lagi Samudra menyibak selimut yang dipakai menutupi badannya
Mwahh
" Bangun! Ayo joging "
Samudra diam, saat ia membuka selimut tiba tiba Airin muncul dan mencium pipinya. Ia yang tadinya kesal malah menarik senyum di bibirnya.
" Senyam senyum, ayo mandi "
" Ayo! " Semangat Samudra
" Maksudnya gua dulu nanti baru lu " Jelas Airin karna merasa Samudra salah menangkap ucapannya.
" Jangan ikutin gua ! " Teriak Airin ketika suami tengilnya malah mengikuti sambil memasang seringai mesum di wajahnya.
" Lu tau kan, kalo pagi cowo it---
Brakk!
Airin menutup pintu kamar mandi kencang dan menguncinya setelah itu mengelidik ngeri
" Giliran di cipok langsung bangun "
┅┅┅┅┅┅┅☁ ❛ ‧₊˚✧┅┅┅┅┅┅┅
"Ayo cepetan ! "
" Tengil! " Teriak Airin lagi, karna suaminya malah menyender di tembok dengan mata yang tertutup.
