40. JANGAN PERGI

5.7K 483 106
                                    

" iya, nanti abis pulang langsung gua cek "

" sekarang lu beresin yang bab satu "

Ckittt... Brukhh!

Deg.

Samudra menoleh perlahan ke belakang, mobil sedang warna hitam membanting stir dan menabrak pembatas jalan dengan kaca depan yang sudah remuk.

Matanya teralih pada perempuan yang tergeletak tidak jauh dari mobil itu berada.

Handphone yang sedang Samudra pegang lepas begitu saja dari genggamannya, lidahnya terasa kelu tenggorokannya tercekat.

Kaki samudra melemas seketika, orang-orang yang berada di sekitar segera mengerumuni perempuan itu.

" airin "

Samudra berjalan mendekat dan berusaha menyingkirkan sekumpulan orang yang mengerumuni perempuan itu. Ada beberapa orang juga yang terdengar mulai menghubungi medis,

" Airin! " teriak samudra terus meletakan kepala Airin di kakinya yang tertekuk,

Samudra mencoba menepuk wajah istrrinya " Rin jangan tutup mata kamu ya, aku mohon " Panik samudra ia mencoba menyadarkan lagi istrinya.

Mata sayu dengan nafas yang melemah Airin mencoba menatap mata Samudra lamat.

Pandangan samudra teralih pada darah yang sudah melebar membasahi aspal jalan,

Panik dan takut, tangan samudra bergetar hebat ia mencoba menepuk lagi wajah istrinya dengan kedua tangan.

" Jangan pergi. Bertahan sebentar lagi ya " Rilih Samudra

" Jangan tutup mata kamu aku mohon " Ucap Samudra lagi, namun mata perempuan yang sekadang sedang berada di pangkuannya berangsur menutup hingga Airin tidak sadarkan diri lagi.

" Sayang, Airin, bangun " Teriak Samudra sambil menggoyangkan tubuh lemas airin,  ia tidak bisa menahan air matanya lagi.

Samudra menangis, tangannya terulur memeluk tubuh Airin sambil terus menangis. Tidak, semuanya tidak boleh berakhir seperti ini.

▶▶


" kondisi pasien keritis karna mengalami pendarahan yang cukup parah, oprasi pengangkatan janin harus segera dilakukan karna kondisinya yang semakin melemah "

" iya dok, lakukan apa saja agar istri dan anak saya selamat "

" baiklah "

Samudra menjatuhkan tubuhnya di kursi panjang yang tersedia di depan ruang ugd, ia masih tidak menyangka kalau semua ini bukan mimpi.

Plak. Plak

Ia mencoba menampar wajahnya cukup kencang, tidak ini tidak nyata tolong katakan ini semua hanya mimpi.

Hiks

Tolong katakan ini hanya ilusi, Samudra menjambak rambutnya cukup kencang wajahnya memerah air matanya juga sudah turun membasahi wajahnya.

SARIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang