19. SIMULASI

5.5K 463 19
                                    

     KARENA gerimis yang semakin lebat akhirnya Samudra memutuskan untuk mengajak anak ini masuk sekalian, siapatau saja ibu anak ini datang untuk menjemput.

" Ayo masuk " Airin menuntun anak perempuan berumur lima tahun ini duduk di sofa, Airin bisa merasakan kalau anak ini sedang kedinginan iapun mematikan AC dan berjalan ke kamar untuk mengambil selimut.

Sedangkan samudra berganti baju terus berjalan menghampiri anak kecil ini. Ia berjongkok di depan sofa, mencoba menatap mata anak kecil yang tiba-tiba ada didepan rumahnya.

" Kamu darimana? Ibu sama ayah kamu mana? " Tanya Samudra dengan suara pelan terus mengelus rambut anak ini. Mencoba menenangkan takutnya anak kecil ini ketakutan atau apapun.

Masih tidak ada jawaban, anak ini malah mengedipkan matanya membuat Samudra kebingungan, apa maksudnya.

Tidak lama datang Airin dengan selimut di tangannya terus ia pakaikan ke tubuh anak ini.

" Udah ditanya? " Tanya Airin dibalas anggukan Samudra.

" Diem doang, coba sama lu " Samudra beralih duduk di sofa sebrang sedangkan Airin sendiri duduk disebelah anak ini terus mengelus rambut anak ini.

" Sayang kenapa kamu ga pulang hm? Ayah sama bunda kamu mana?"

Anak kecil ini malah menatap Samudra, Samudra yang diperhatikan melempar pandangannya pada Airin terus mengangkat bahunya acuh.

" A ㅡayah " Ucap anak ini.

Airin dan Samudra sama-sama kebingungan pasalnya saat didepan tadi juga anak ini hnya bilang 'bunna' dan sekarang 'ayah'.

" Gimana ini? Ini anak siapa? " Airin jadi bingung ia takut kalau anak ini ternyata korban penculikan dan nantinya ia dan 5amudra yang kena semprot. Siapatau saja kan.

" Gatau, apa lapor polisi aja ?" Ucap Samudra membuat Airin menoleh.

Ia takut tapi juga kasihan, sudah malam dan juga diluar hujan sangat deras, kantor polisi juga jauh dan tidak ada kendaraan mobil.

" Hujan, kasian "

Samudra mengangguk setuju terus berjalan mendekat.

" Coba periksa apa dibadannya ada yang mencurigakan "

Airin menurut ia membuka selimut yang membungkus badan anak ini melihat apa ada tanda-tanda kekerasan sampai anak kecil berkeliaran malam-malam dan ada didepan rumahnya.

Tidak ada yang luka sama sekali. Mata Airin terfokus pada kalung yang sedang anak ini pakai. Saat Airin akan menyentuh kalung tangannya dipegang terlebih dulu dipegang anak ini.

" Bunna " Ucapnya lagi malah sekarang dengan senyuman di akhir kalimatnya.

" Itu kalung punya bundanya kali " Terka Samudra, Airin mengangguk ia menarik tangan kanan anak ini dan mencoba membuka telapak tangannya

" Belvy? " Tulisan pulpen yang sudah pusdar namun masuh bisa dibaca terpampang di telapak tangan ini membuat anak ini kembali tersenyum, senyum polos yang membuat siapa saja gemas melihatnya.

" Nama kamu Belvy? " Tanya Airin  membuat anak ini mengangguk

Airin menoleh lagi pada samudra " Terus ini gimana? " 

" Malem ini biar disini dulu siapatau orangtuanya ada cari sampe sini kalo ga ada juga kita lapor polisi " Balas Samudra membuat Airin menangguk terus mengelus rambut anak ini.

" Malam ini kamu nginep dirumah kaka ya? Sambil nunggu bunda kamu datang menjemput "

Anak ini seperti mengerti tapi tidak mengeluarkan suara samasekali.

SARIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang