9. SEANDAINYA

5.6K 503 50
                                    

Kemaren liatin komentar di cerita ini & cerita sebelah, jadi pengen up padahal lagi hiatus hiks.

Happy reading yac, tigaribu kata nih 🙌 ehe

──────────────────

     Tok tok tok

Hampir saja, Airin buru buru membenahi vitaminnya dan dimasukan lagi kedalam totebag. Terus bersikap seperti biasa lagi berjalan keluar rumah untuk melihat siapa yang datang. 

" Teh Nining nyariin nih " Kata Samudra

" Eh teh " Airin setelah keluar dari dalam rumah dan menghampiri tetangganya yang berdiri di depan gerbang.

" Yu masuk dulu "

Perempuan dengan daster biru ini menggeleng " Engga Rin, sebentar doang "

" Besok ke p --

" Tengil! Pake baju dulu sono! " Potong Airin sambil menatap tajam suaminya. Ia sudah tau tetangganya pasti ingin mengajaknya ke posyandu bareng.

Laki laki yang masih handukan ini akhirnya berjalan menjauh meninggalkan Airin dan tetangganya di depan gerbang rumah.

" Ke posyandu ya? " Tanya Airin setelah merasa situasi aman terkendali.

" Iya, bareng ya "

" Okee, jam berapa emangnya teh? "

" Jam setengah sembilan "

" Oh oke deh " Airin terus mengacungkan jempolnya, ia sudah tidak sabar untuk pergi ke tempat posyandu besok.

" Ga masuk kuliah emangnya Rin? "

" Nitip absen aja hehe "

" Eh, kayanya makin gede ya perutnya " Teh Nining meraba perut Airin yang masih terlapis baju putih.

" Emang iya? " Airin mengelus perutnya juga sambil tersenyum. 

" Iya "

" Ga sabar nunggu dia lahir " Ucapnya lagi

" Pasti seneng banget ya Samudra denger kamu hamil " Ucapan teh Nining membuat Airin diam sejenak

" Iya hehe " padahal tau aja belum kalau ia sedang hamil.

" Yaudah Rin, besok ya "

" Iya teh siapp "

Setelah tetangganya pulang Airin menutup gerbang dan menguncinya terus masuk kedalam rumah, Samudra sudah siap dengan baju tidur warna hitam yang dulu ia beli saat ada diskon 90% di Sope.

" Mandi sana " Tegur Samudra

" Ia bang jago "

┅┅┅┅┅┅┅☁ ❛ ‧₊˚✧┅┅┅┅┅┅┅

Diam, Airin memandangi bentuk perutnya didepan kaca berbalik ke kanan dan kiri melihat pantulan perutnya di cermin, setelah itu mengambil handphonenya dari dalam totebag dan membuka aplikasi kamera -- mengarahkan mata kamera ke cermin dan memfotonya

SARIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang