MALAM sudah tiba, tadi sore hujan lebat untungnya acara reuni selesai sebelum hujan jadi tidak takut kehujanan atau terjebak di sana.
Acara tadi berjalan dengan lancar, walaupun bagi Airin ada sedikit hambatan yaitu Sasya untungnya ada suaminya yang melindungi dan semua temnnya yang mendukung.
Teryata tidak semenakutkan yang sebelumnya Airin fikir. Nyatanya semua teman-teman kelasan merespon dengan baik, malah Airin diperlakukan spesial.
" kamu didalem aja nanti kepeleset " Tegur Samudra,
Mereka sedang ada di teras rumah, rencananya Samudra akan mengepel lantai tapi istrinya ini malah merebut benda yang ia pegang.
" Kedalem sekarang atau aku seret " Ancam Samudra lagi membuat Airin menjitak kepalanya.
" Dimana mana bilangnya kedalem sekarang atau aku gendong. Gitu! " Lagian ada-ada saja suaminya ini. Gaada romantis romatisnya sama sekali.
" jangan berlebihan ini bukan dunia oren " Timpal Samudra terus merebut lagi pelan yang sudh Airin pegang.
" Dunia oren? Shopee? "
Samudra menganga ia terus mengulas senyumnya sambil mengelus rambut Airin " Kalo dibilang suami jangan batu , nanti kalo terjadi satuhal yang membahayakan sarin mini gimana? Mau emangnya? "
Akhirnya Airin menurut dan pergi kedalam rumah, sedangkan samudra segera mengelap lantai yang basah karna air hujan. Kalau tidak cepat di lap takutnya Airin jalan terus terjatuh. Membayangkannya saja udah membuat Sanudra panas dingin.
Sebelum masuk kedalam kamar perempuan dengan daster putih dan rambut tergulung ini jalan ke dapur. Ia mengambil lolipop yang ada di atas meja makan.
Lalu kembali lagi ke kamar sambil mengemut permen. Sampainya di kasur ia segera bersandar dengan tangan kanan yang dipakai mengelus perutnya.
" Sayang, kamu jangan sedih sama ucapan ka Sasya tadi pagi ya " Kata Airin sambil mengelus perutnya. Bagaimana juga ucapan sasya sangat kerjam ia takut anaknya sedih karna ucapan nenek lampir itu.
" bunda janji gaada yang bisa ngatain kamu gitu lagi mulai sekarang "
" Tadi waktu di reuni banyak yang bilang sayang sama kamu, mereka mau kamu sehat terus, kamu seneng ngga?" lanjut Airin terus melirik pada perurnya sambil tersenyum.
Namun, beberapa saat kemudian ia melinturkan senyum ini. Ia mencoba menyibakkan baju yang dipakai untuk melihat secara langsung perutnya.
Airin menutup mulutnya dengan tangan, ternyata ia tidak salah rasa, benar. Anaknya merespon dengan tendangan?
" SAMUDRAAAA! " teriak Airin pada suaminya yang sedang berada di teras rumah.
" TENGIL! CEPETAN KESINI!"
Beberapa saat kemudian orang yang dipanggil berlari mendekat, wajah tegangnya tampak terlihat jelas. Laki-laki ini duduk di pinggir kasur sambil mengecek keadaan perempuan di dekatnya.
" Kenapa? Ada yang sakit? Atau apa? Mau lahiran sekarang?" Tanya Samudra bertubi-tubi.
Airin menggeleng terus menarik tangan kanan samudra dan menempelkannya pada perutnya yang sudah tidak berbalut apapun. Beberapa saat kemudian mata suaminya ini membelalak kaget, ia melirik tajam pada perut polosnya. Sedangkan Airin hanya terkekeh pelan.
" Itu tadi? Dia gerak? Anak kita "
Airin mengangguk sambil mengulum senyumnya.
Samudra segera membawa tubuh istrinya ini kedalam pelukan ia mengelus rambut Airin terus melepaskannya dengan kedua tangan memegang bahu Airin.

KAMU SEDANG MEMBACA
SARIN ✔
Ficção Adolescente[ Cerita 2 ] ❝ Sekarang Samudra percaya, happy ending itu benar adanya ❞ sequel dari my tengil husband. start : 21/ 08/2020 end : 21/02/2021