33. SEPI

4.2K 412 14
                                    

     SUDAH malam, Airin sedang memainkan ponselnya di atas kasur, walaupun sebenarnya keegiatannya hanya main trex di google offline. Habisnya bosan karna nunggu Samudra selesai belajar.

" Tengil! " panggil Airin setelah melemparkan hpnya ke sembarang arah, masih diatas kasur.

" Samudra " Panggil Airin lagi.

" Ocean, woy! Akuamen!"

Laki-laki yang dimaksud menoleh " Apaa " Jawabnya.

" Masih lama ngga? " Tanya Airin membuat samudra beralih menatap objek lain seolah berfikir.

" Lumayan, kalau mau tidur duluan tidur aja "

Mendengar jawaban ini membuat Airin mendengus kesal, dulu waktu masih ada Belvy anak itu yang menemai Airin tapi sekarang,

" Ayo tidur, anak lu yang minta nih " Rengek Airin, persetan deh pakai lu gua. Lagian sekarang sudah hampir jam sebelas malam suaminya ini masih berkutat dengan laptop.

" Sebentar, tanggung "

Samudra kembali mengetik sesuatu di laptopnya membuat airin melengos sambil memajukan sedikit bibirnya.

Namun beberapa saat kemudian Airin bisa merasakan kasur yang bergerak, suaminya pasti naik keatas sini.

Benar saja, Samudra beralih membenarkan psosisi Airin agar menghadap padanya terus menciumi anaknya yang masih ada didalam perut " kenapa anak ayah kenapa hm? " ucapnya terus mencium lagi perut Airin.

" Anak lu pengen di nyanyiin "

Tentu itu hanya akal-akalan Airin, biarkan suaminya ini berhenti belajar, dan menyanyikannya lagu.

" Sebenatar "

Airin membenarkan posisinya menjadi duduk terus menoleh pada Samudra yang sedang mengambil sesuatu dari atas lemari.

Jrengg...

Setelah mengecek senar gitar Samudra terus menarik kursi dan menaruhnya di pinggir kasur yang menghadap langsung pada Airin.

Ia mencoba menyetel senar sambil sesekli bersenandung.

" mau lagu apa? "

" perfect " Jawab Airin membuat Samudra menatapnya simrik

" kangen pas gradu ya " Tebakan Samudra memang benar, Airin rindu waktu dinyanyikan lagu itu waktu gradu.

Perlahan Samusra mulai menggenjreng gitarnya dan menyanyikan lagu yang Airin minta.

Samudra sesekali menatap Airin yang ada dihadapannya, menghayati lirik demi lirik yang dinyanyikannya.

Airin juga mulai mengikuti lirik yang dinyanyikan Samudra. Sambil sesekali senyum kanrna mata mereka yang bertemu tanpa sengaja.

Sampai lagu habis Airin menatap mata suaminya, lagu yang indah. Apalagi dinyanyikan bersama dengan orang yang disayang.

" Ayo tidur " Rengek Airin, kali ini Samudra ridak bisa membantah lagi. Ia meletakan gitar di tempatnya terus berbaring disebelah Airin.

" Baca doa dulu " Titah Samudra, Airin menutup matanya setelah membaca doa dalam hati ia mengusap kedua tangannya di wajah.

Akhirnya bisa tisur juga, Airin beralih memeluk Samudra terus mendusel di dada suaminya sedangkan Samudra sendiri menopang kepala dengan sebelah tangan, tangan yang satunya dipakai mengelus surai pirang Airin.

" nina bobo, oh nina ㅡ

" jangan nyanyi lagu itu!" Pekik Airin dengan kepala yang masih mendusel di dada Samudra.

" Kenapa? Kan ini lagu pengantar bobo "

" Gamau serem, ganti lagu "

Samudra akhirnya berdehem terus mengelus rambut istrinya lagi.

Not sure if you know this ~

But when we first met ~

I got so nervous I couldn't speak ~

In that very moment ~

I found the one and~

My life had found its missing piece~

So as long as I live I love you~

Will have and hold you~

You look so beautiful in white~

And from now 'til my very last breath~

This day I'll cherish~

You look so beautiful in white~

Tonight~

Diakhir lirik yang Samudra nyanyikan ia mencium pucuk kepala Airin cukup lama, setelah itu menarik senyumnya

" Goodnight my princes "

Ucap Samudra, sambil mengelus lagi rambut Airin.

Samudra kembali menyanyikan penggalan lirik lagu beautiful in white lagi membuat wajah Airin terasa semakin panas, mungkin kalau bisa digambarkan wajah perempuan ini sudah matang seperti kepiting rebus,

Siapa yang tidak baper dinyanyikan lagu semanis itu oleh suami sendiri.

Airin mencoba memejamkan matanya lagi, walaupun terasa sulit karna jantungnya yang sudah tidak terkontrol sekarang.

▶▶

Hingga cahaya matahari mulai mengenai wajah bersih Airin, ia mencoba menarik selimut yang sedang dipakai sampai atas kepala dan mencoba tidur lagi.

" Bangun udah siang "

Samudra menyibakan selimut yang Airin pakai untuk menutupi wakajnya. Terus tertawa geli karna ekspresi istrinya sekarang.

Cemberut dengan mata yang masih tertutup.

" Ngantuk " Ucap Airin dengan suara bangun tidurnya.

" Cuci muka sana " Titah Samudra lagi namun tidak Airin hiraukan. Tangan perempuan ini dipakai mengekus perutnya yang semakin membesar.

" selamat pagi sayang~ " Sapa Airin pada anaknya. Samudra yang melihat ini beralih duduk di pinggiran kasur terus meraba perut Airin

" selamat pagi jagoan papa " Samudra mengajak bicara anaknya.

" Mau sarapan apa? "

Airin buru -buru membuka matanya " Nasi kuning "

Samudra mencubit hidung Airin terus mencium bibirnya sekilas

" Tunggu sebentar ya " setelah itu Samudra benar menghilang dari balik pintu untuk membeli nasi kuning, meninggalkan Airin di atas kasur dengan kondisi hati ambyar.

▶▶

Setelah sarapan selesai sekarang Airin mengantar suaminya samai depan rumah. Ia mencium punggung tangan suaminya terus beralih mencium pipi kirinya.

" Hati-hati dijalan "

Sebenarnya Samudra sudah memsksa istrinya ini kerumah mamanya seperti kemarin tapi perempuan itu terus memastikan kalau semua baik-baik saja.

" kalo ada apa-apa telfon "

Airin mengangguk lagi, terus melambaikan tangannya ketika Samudra sudah hilang dibalik pagar. Setelah itu ia kembali masuk kedalam rumah.

Sepi, biasanya dulu pagi-pagi seperti ini menemani Belvy belajar,

Airin berjalan untuk masuk kedalam kamar, setelah menutup pintu ia beralih mengambil kotak mainan yang ada di bawah meja belajar dan membawanya ke atas kasur. Ia juga mengambil baju-baju dan semua milik Belvy

setelah terkumpul semua Airin membereskan semua barang ini kedalam kotak kardus, setelah itu menutupnya rapi.

" baru beberapa jam, tapi udah kangen "


TBC










gatau mau ngetik naon. meh

SARIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang