53. Bintang Menunggu.

145 22 18
                                    


"Penyesalan akan selalu ada, entah itu nanti atau sekarang."
.
.
.
.
.

Happy Reading.

"Kalian kembar?"

Pertanyaann yang Keano anggap tidak berbobot itu begitu penting untuk Rara. Akhirnya, setelah sekian lama Rara menemukan titik terang diantara hubungan mereka, kedekatan mereka, tapi tetap saja. Keano dengan segala rasa untuk pria itu sudah sirna dari hatinya. Jujur saja, Rara jika berdekatan dengan Keano memang merasa nyaman, sedangkan dengan Alta dia berdebar.

"Iya, kenapa? Well, gue gak semurahan kayak lo yang selingkuh bahkan dengan om-om. Gue sama Karen kembar, dekat itu wajar," ungkap Keano berapi-api. Tangannya terkepal kuat. Memandang Rara remeh.

Mata Rara mengerjap pelan. Suaranya nyaris bergetar. "Aku... Aku gak pernah ngelakuin apa yang kamu tuduhkan, Ke. Kamu salah paham." Kini mata Rara menatap Karen yang sedang memandangnya sinis. "Itu fitnah, tuduhan hanya berdasar dengan satu sisi," lanjut Rara pelan.

Karen berdesis tidak terima, dengan langkah pasti ia melangkah kemudian melayangkan sebuah tamparan keras pada Rara. Membuat gadis bertubuh mungil itu terhuyung beberapa langkah akibat perbuatannya.

"Lo nuduh gue fitnah lo, bitch?! Pergi dari rumah gue sekarang. Pergiiii.... Papah suruh dia pergi, pergi, pergi," amuk Karen menjambak rambutnya sendiri dengan brutal. "Lo penghancur. Pergi dari sini," tambah Karen menunjuk-nunjuk wajah Rara dengan jari telunjuknya.

Keynand memeluk erat putrinya. Menatap Rara memohon, memberi isyarat agar gadis itu pergi.

"Maaf... Saya pergi."

Beberapa saat Rara rasanya tidak ingin pergi. Ia ingin disini, menetap disini, merasakan kedekatan entah untuk alasan apa. Sekali lagi Rara menoleh, hatinya nyeri saat Karen pingsan dalam pelukan Keynand. Mereka benar-benar keluarga sempurna. Rara ingin!

Rara menjalankan kendaraan beroda dua itu dengan gontai keluar dari pagar besi rumah mewah itu. Mata Rara tetap terbuka dalam kegelapan malam yang begitu gemerlap.

Tidak ada titik cerah. Hidupnya seolah buntu. Terlantar. Semuanya begitu menyakitkan. Rara sudah tidak memiliki siapapun di dunia ini kecuali sang pencipta.

Rasanya benar-benar sendiri, ingin mengadu pada siapa? Jika ia saja tidak pernah teranggap. Semua orang punya urusan masing-masing, tidak selamanya mereka akan menatap Rara, membantu Rara, menolong Rara dari jurang kegelapan itu.

Kalian tahu, rasanya sendiri di tengah banyaknya orang di dunia ini? Rasanya sakit. Begitu sakit.

Malam itu, Rara merasakan sakit kembali. Namun, kalin ini dengan alasan yang tidak Rara ketahui. Tetapi satu, yang dia inginkan, yaitu berada diposisi Linka dan Karen yang begitu sempurna.

Disayangi, dicintai, dan dijaga. Rasanya mustahil. Begitu mustahil.

*****

Baru saja Alta memakai jaket bombernya untuk memulai hubungannya bersama Rara. Pagi ini dia berencana akan ke sekolah, setelah itu memberi Rara suprise.

Rasanya begitu sempurna. Ia tahu dimana bintang itu ditemukan pertama kali. Alta ingat, dan tidak akan pernah lupa.

Namun, gerakannya terhenti saat dering ponsel itu menunjukkan nama kakak kelas dan sekaligus mantan sahabatnya itu.

Don't First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang