1. Tom And Jerry

883 63 21
                                    


Qiandra Brunella, gadis berotak jenius tapi sayangnya sedikit bobrok itu baru saja tiba di sekolah. Matanya menatap ke sekeliling dengan was-was, berharap tidak ada satu pun warga sekolah yang melihat kehadirannya saat ini.

Tidak-tidak, bukan karena ia ingin dicap sebagai murid baik yang datang tepat waktu padahal sebenarnya terlambat setengah jam.

Tapi, karena dirinya malas berdiri untuk menghormat menghadap tiang bendera di tengah panasnya terik matahari yang menyengat kulit.

"Ya Allah, jangan sampai ada yang lihat gue. Lain kali janji deh gak datang jam segini," ujar Rara jalan mengendap di koridor kelas 10 yang sangat sepi.

Bagaimana tidak sepi, jika saat ini semua orang sedang belajar. Tapi Rara justru keluyuran di koridor dengan tas hitam di punggungnya.

"Cuit ... Cuit ... Cewek! Noleh dong." Bulu kuduk Rara berdiri mendengarnya. Ia geli sendiri saat suara itu semakin nyaring menggodanya.

"Cewek, mau kemana nih? Ikut dong Abang," ujarnya lagi.

Bangsat, kenapa bisa ada pedofil di sekolah gue. Rara menelan ludah susah payah. Berharap agar waktu bisa di ulang.

"ANGGA!"

"ASYUUU!"

Rara membekap mulutnya yang keceplosan berkata kasar saat seseorang meneriaki nama Kakak kelasnya yang begitu jahil itu.

"RARA! KAMU JUGA?!"

*****

"Enak gak?"

Keano berhenti mengunyah sebentar, menatap Rara dengan seksama. "Kamu yang buat?"

"Iya."

"Oh, enak banget kok," ujar Keano tersenyum singkat. Di telannya suapan terakhir sebagai bentuk penutup makan siang kali ini.

Rara tersenyum cerah, walaupun tadi harus berakhir di ruang guru kemudian mendapatkan hukuman. Tapi, baginya senyuman Keano adalah obat dari rasa lelahnya.

"Lain kali jangan terlambat lagi bisa?"



biasa dengan tersenyum lebar. Seharusnya ia merasa biasa bukan? Alasan yang selalu sama setiap ditanya, lagipula ia tak boleh kekanak-kanakan bisa saja nanti Keano ilfeel dengan dirinya.

"Aku tadi pagi naik ojol."

"Motor kamu mana?"

Sekali lagi dalam hati Rara bertanya apa Keano benar-benar tak lerduli dengan pacarnya sendiri tapi ingat sekali lagi Rara akan mengalah demi hubungan mereka. "Motor aku masuk bengkel. Karena rusak aku pake kebut-kebutan."

"Makanya jangan kebut-kebutan," sergah Keano yang sedikit kasar. Tapi bagi Rara itu merupakan sebuah bentuk perhatian yang terselubung.

"Iya! Aku gak bakal kebutan lagi di jalan." Rara akan selalu mendengarkan Keano mesti ia harus berhenti dengan apa yang ia suka seperti balapan yang membuat motornya rusak.

"Gue boleh gabung nggak?" Seorang gadis cantik dengan rambut teruruai berdiri tepat disamping Keano sambil memegang nampan bersikan pesanannya. "Boleh dong pastinya."

Tanpa dipersilahkan gadis cantik itu sudah duduk anteng telat disamping Keano seolah itu sudah menjadi hal biasa. Bagi mata Rara mereka hanya sahabat yang saling menyayangi.

"Apa kabar dek?"

Mata Rara mengarah pada Karen yang tersenyum. "Baik!"

Don't First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang