# 39. MCO

646 84 18
                                    





🍒




Gelapnya malam, serta suara gemerisik hujan menjadi saksi di mana Kai sedang berdiri menatap peti mati yang terbentang di hadapannya. Bukan menatap biasa, tapi sangat intens dan tajam. Tidak peduli dengan tubuhnya yang sudah basah dan dingin yang menusuk hingga ke tulang.

Peti tersebut di buka oleh dua pria bertubuh dempal. Memperlihatkan sosok wanita yang terbaring kaku di dalamnya. Tidak asing lagi bagi Kai.

Wanita itu?

"Aku menyuruh anak buah ku untuk membereskan semua orang di sini. Tapi... maaf, aku tidak bisa menyelamatkan nyawa bibi Yoon Ah. Aku kalah cepat dari mereka"

Sahut seorang gadis yang berjalan dari arah belakang mengenakan payung hitam. Kai diam mengabaikan.

Buagh!!

"Si-sialan!"

Makian kasar keluar dari mulut Kai. Tubuhnya merosot ke tanah. Masih tidak percaya dengan apa yang di lihatnya saat ini. Kai benar-benar terpukul atas kematian ibunya.

Ia merangkak mendekat. Jemarinya perlahan mengusap wajah pucat yang basah karena air hujan. Harusnya hal ini tidak terjadi. Jika dia bisa lebih cepat lagi, pasti ibunya tidak akan mati seperti ini. Pasti ibunya akan tetap hidup.

Sedih? Tentu saja. Siapa yang rela jika harus kehilangan orang yang paling berharga dalam hidupnya. Apalagi sosok seorang ibu yang sudah melahirkannya ke dunia.

"Bibi mati tertembak oleh wanita yang datang bersama kak Sehun. Wanita itu sengaja mengarahkan pistolnya ke dada bibi hingga membuat nyawa bibi tidak tertolong"

Gadis itu menjelaskan lagi detailnya.

Tangan Kai terkepal erat. Kesedihan di benaknya tidak berlangsung lama. Tatapan nelangsa itu kini menjadi tatapan penuh kebencian. Kai bangkit dari posisinya.

Siapapun yang membunuh, Kai tidak akan membiarkannya lolos begitu saja. Termasuk Sehun yang memang target utamanya. Nyawa harus di bayar nyawa. Bukan begitu?

"Siapa saja yang datang bersama Sehun selain wanita sialan itu?"

Kai bertanya tanpa menoleh. Mata biru milik gadis itu masih menatap punggungnya.

"Menurut informasi yang aku dengar, dia juga datang bersama satu pria yang katanya seorang manager dari Zena Group"

"Park Chanyeol?"

Kai menebak siapa pria yang di maksud gadis itu.

"M-mungkin..."

Jawabnya ragu-ragu.

Kai memerintah dua pria tadi untuk segera menutup kembali petinya. Kemudian memutar tubuhnya yang kini bersitatap langsung dengan gadis yang menunggunya sejak tadi, Kim Yerri. Gadis itu mengeratkan pegangannya pada gagang payung yang menjadi pelindungnya dari hujan. Boleh di katakan, wajah Kai lebih menyeramkan dari sebelumnya.

Jika sudah seperti itu, Yerri pun tidak bisa menghalangi niatnya untuk balas dendam.

"Di mana mereka sekarang?"

Kai kembali bertanya.

"Mereka sedang menuju ke beijing malam ini. Aku dengar, ada seorang gadis yang mereka cari di sana"

Jawab Yerri sambil menatap smartphone di tangannya.

Senyum devil terukir dari bibir Kai. Sungguh beruntung bukan? Dirinya tidak perlu bersusah payah lagi mencari mereka satu persatu. Cukup satu titik saja, Kai bisa menemukan mereka dan langsung menghabisi semuanya.

My Cousin's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang