~♡Happy Readyng♡~
🍒
Sehun masih menatap Yoona begitu nyalang bersama tangan yang sudah mengepal kuat. Seolah tak terima dengan tindakan wanita itu tiba-tiba merampas benda berbahaya dari tangannya.
Hening, susanan di dalam ruangan yang besar nan luas itu cukup menegangkan. Tak ada yang berani menyahut, semua hanya diam menjadi penonton antara kakak beradik itu. Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Dengan perasaan cemas mereka mengira Sehun juga akan menghajar Yoona. Namun hal tak terduga sama sekali terjadi begitu saja di depan mata mereka. Sehun menjatuhkan tubuhnya, berlutut di hadapan Yoona dengan kepala tertunduk. Setetes bulir bening lolos melalui sudut matanya. Sehun menangis?
Melihat hal tersebut, Yoona segera melempar pistol yang ia rampas tadi ke arah bodyguard Sehun, lalu mendekat dan memeluk tubuh adiknya di sana. Sebisa mungkin Yoona menenangkan pria yang sedang kehilangan separuh jiwanya itu.
"Tchk.... sejak kapan adikku menjadi cengeng begini"
Ucapnya berbisik di telinga Sehun. Tangannya mengusap punggung pria itu. Sehun hanya diam, tetapi air matanya terus mengalir hingga rembes di kemeja Yoona.
Oh ayolah, Yoona benar-benar tak habis pikir dengan adiknya satu ini. Bukan sikap aslinya sekali jika Sehun menangis seperti bocah. Seorang Ceo dari Emperio Group yang penuh ambisi dan egois bisa serapuh ini jika kehilangan So-hyun, gadis yang sangat di cintainya. Young rin pun sama halnya, ia tak menyangka tuan besarnya sedang menangis dalam pelukan Yoona, kakak kandungnya.
🍃🍃
"Bibi Young istirahat saja di sini, aku sudah memanggilkan dokter Lu untuk memeriksan kondisi bibi"
Dokter?
Masih baik luka memarnya sudah di kompres dan di beri obat. Sekarang masih harus di panggilkan dokter untuk memeriksa kondisinya lagi. Apa itu tidak berlebihan sekali?
"Nyonya..."
Young rin, wanita setengah baya itu meraih pergelangan tangan Yoona ketika hendak melangkah pergi meninggalkannya di kamar itu. Yoona menoleh lagi.
"Ada apa bibi?"
"Mmm... nyonya, saya sangat berterimakasih anda sudah mengobati memar di wajah saya. Tapi, anda tidak perlu memanggil dokter Lu. Sungguh! Aku baik-baik saja nyonya"
Yoona menghela nafas pelan. Mendekat dan duduk di pinggiran ranjang di samping Young rin yang masih tersisa. Mengulas senyum kecil dari bibir tipisnya. Tangannya menggenggam erat jemari Young rin.
"Bibi Young.. dengarkan aku. Sehun itu adalah adikku. Tanggung jawabnya juga tanggung jawabku. jadi sekecil apapun masalah yang dia buat aku juga harus bertanggung jawab, apalagi hal yang cukup fatal seperti ini. Bibi berhak mendapat perawatan karena aku ingin menebus kesalahan Sehun"
"Tapi nyonya... ini semua juga salahku. Aku memang pantas mendapat hukuman karena sudah lalai menjaga nyonya So-hyun"
Young ring menanggapi penjelasan Yoona. Wanita setengah baya itu merasa tidak enak hati dan menyalahkan dirinya sendiri. Pandangannya beralih pada lukisan yang terpajang di dinding kamar. Lukisan yang di buat oleh So-hyun.
"Andai saja tadi aku tidak meninggalkannya sendirian dan bertemu dengan gadis asing itu, pasti nyonya tidak akan kabur dan masih tetap berada di sisi tuan"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cousin's Obsession
FanfictionKembali ke negara asal setelah menyelesaikan kuliah dan meraih gelar dengan nilai Cum Laude adalah hal yang di nantikan bagi setiap orang. Namun tidak bagi gadis bernama Kim So-hyun, kini ia kembali ke korea dan harus menghadapi kegilaan sepupunya y...