Part 05 - Club Malam

319 60 4
                                    

Mobil mereka melesat menjauh darinya membuat Zahra semakin ketakutan, dia tidak tau harus kemana sekarang.

Sempat terbesit dihatinya ingin mengatakan kepada lelaki itu untuk membawanya pergi, tapi Zahra belum mau mati secepat itu.

Dia masih harus bertemu Daddynya untuk meminta maaf atas kelakukan buruknya.

Zahra berjalan dengan kakinya yang sedikit membaik, masih tak tau harus kemana.

Zahra hanya mengandalkan instingnya yang selalu salah, dua kali dia menggunakan instingnya, dua kali juga kematian menyambutnya.

"Za bodoh bodoh bodoh," ucap Zahra sambil memukul kepalanya.

"Za harus kemana sekarang, bahkan alamat rumah saja Za tidak tau. Tidak dengan menyebut nama asliku atau menyebut siapa orang tua ku. Jika Za melakukannya, Daddy pasti akan semakin marah dengan Za. Huaaa Daddy Za harus apa sekarang," ucap Zahra frustasi.

Dia sangat ingin menyebut nama Daddynya yang dia yakin semua orang pasti mengenalnya, mengingat bagaimana Real selalu membanggakan diri sebagai anak seorang Lazuardy.

Tapi Zahra ingat betul ucapan Aiden, ketika suatu saat Zahra berada diluar mansion, jangan sekali-sekali menyebut identitas aslinya.

Namun tanpa Zahra duga, saat itu Aiden hanya asal berbicara karena sedang bergurau dengannya.

Semakin lama Zahra semakin lelah, dia berhenti tepat didepan sebuah bangunan yang bertulisakan M'Club.

Zahra sangat ingin masuk kedalam dan meminta pertolongan, namun dia urungkan karena takut instingnya kembali mengulang kesalahan yang fatal. Belum sempat beranjak, seorang wanita menahan lengannya.

"Hei, kau hendak kemana? Ah iya perkenalkan sebelumnya saya Mira. Pemilik tempat ini," ucapnya ramah dengan senyum manisnya.

Zahra bergidik ngeri melihat pakaian dan wajah Mira yang seperti badut dengan makeup tebal yang menghiasinya.

"Zahra," balasnya tak kalah ramah. "Aku tidak tau hendak kemana sekarang, aku tidak punya tujuan," lanjutnya.

Hm, jika dilihat gadis ini sangat cantik meski dalam balutan pakaian dekil itu, kulit putih bersih, bibir merah muda, hidung mancung, tubuh yang bagus. Wah, rezeki nomplok ni. Kau akan jadi aset berharga ku Zahra, Batin Mira.

"Mbak," panggil Zahra sambil melambaikan tangannya didepan wajah Mira.

"Iya, kau boleh tinggal disini jika kau ingin. Aku tidak memaksa, jika kau ingin pergi juga tidak apa," ucap Mira.

Jika aku pergi, seberapa jauh lagi aku harus berjalan. Rasanya tubuhku ingin jatuh sekarang. Yasudahlah, semoga kali ini pilihan ku tidak salah. Daddy doakan putri nakalmu ini, semoga Za baik-baik saja hingga dapat bertemu dengan mu, Batinnya.

"Jika tidak merepotkan, Za mau," balas Zahra membuat senyum Mira semakin merekah. Pundi-pundi uang telah menanti didepannya.

"Mari, akan kutunjukkan dimana kau bisa beristirahat," ajak Mira masuk kedalam.

Stuck With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang