Part 25 - Hukuman

229 50 6
                                    

Tekan bintang di pojok kiri lebih dulu ya!
.
.
.
.
.

Tekan bintang di pojok kiri lebih dulu ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Argani Devrialis Baureksa

Happy Reading
♥♥♥




Zahra mengerjab saat merasakan sesuatu yang hangat menyentuh tubuhnya.

"Lepas," desis Zahra menghempas kasar lengan perawat yang sedang membasuh tubuhnya.

Dua perawat itu di perintahkan Real untuk membersihkan tubuh Zahra yang masih belum memungkinkan untuk mandi.

"Za aku disini tenanglah," ujar Real menengkan Zahra yang hampir melempar baskom air hangat ke wajah dua perawat itu.

"Maaf Sus, terima kasih sudah membantu. Letakkan disitu saja, biar saya yang melanjutkannya," ramah Real tersenyum simpul.

Kedua perawat itu membalas senyum Real maklum dengan tindakkan Zahra. Mereka meninggalkan Real yang menggantikan posisi mereka.

Dengan telaten dan teliti agar tidak menekan bagian yang memar, Real membasuh tubuh Zahra pelan.

"Kau ingat Za saat kita masih sering mandi bersama? Kau selalu marah jika Real membuang banyak sabun saat membersihkan tubuhmu," ujar Real mengingat kilas masa kecil mereka.

Zahra hanya diam memperhatikan Real yang sekarang matanya sudah berkaca-kaca.

"Kau selalu manja dan hanya mau diriku disampingmu saat kau sakit, aku sangat menyukai momen itu karena saat sehat kita hanya akan bertengkar."

Real tertawa miris menghapus cepat air matanya.

Real membalur tubuh Zahra dengan bedak dan memakaikan Zahra gaun panjang seperti yang dia pakai di mansion Arga.

"Sudah cantik," ucap Real merapikan rambut Zahra.

"Real, Za mau pulang. Tidak ke mansion Tuan, Za ikut denganmu ya," pinta Zahra menatap lekat Real.

Real menghentikkan sisirannya, "Arga dan yang lain sudah menunggu didepan Za. Mereka sangat ingin bertemu dan menjagamu, izinkan mereka bertemu denganmu ya?"

Zahra membuang pandagannya, "Real tidak sayang Za, yasudah tidak apa Za akan tinggal sendiri saja nanti."

Real menghembuskan nafasnya pelan, "ya baiklah, kita akan tinggal bersama," ujar Real mengalah.

Zahra kembali menatap Real dan tersenyum, "terima kasih," ucap Zahra memeluk Real erat.

Real menepuk pundak Zahra lembut, "aku keluar sebentar ya Za?"

"Jangan tinggalkan Za," rengek Zahra mencengkram erat kaos Real.

"Tidak akan, aku hanya berdiri dibalik pintu itu," ujar Real.

Stuck With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang