Part 41 - Meyakinkan

230 46 2
                                    

Bintangnya jangan lupa di klik ya guys! Komennya juga boleh untuk lebih membangun cerita ini. Terima kasih..
.
.
.
.
.

Argani Devrialis Baureksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Argani Devrialis Baureksa

Happy Reading
♥♥♥


Acara camping mereka dimulai. Ketujuh lelaki dewasa itu mendirikan lima tenda.

Para wanita dewasa menyiapkan bahan makanan yang dibawa mereka untuk melakukan barbeque.

Mereka melakukan liburan dadakan. Raga dan Zura berusaha menghidupkan api untuk membuat api unggun.

"Yang kencang Raga, katanya lelaki," ledek Zura melihat Raga yang kesusahan menggesek batunya.

"Itu tidak diragukan Zura, lihat nih otot Raga," ujar Raga mengangkat kaosnya keatas.

Tawa Sina pecah melihat tingkah lucu keduanya, "Raga, kamu pikir ini zaman prasejarah. Ngidupin api pakai batu," ledek Sina.

Arga datang membantu kedua anaknya, "sini Papa yang hidupkan ya," ujarnya.

Arga menyalakan pemantik sebelum memberi sedikit pelumas agar kayunya dapat dengan mudah terbakar.

"Papa Raga mau hidupin," rengek Raga.

"Itu bahaya Raga, lebih lagi Mama yang ingin makan kamu sekarang," bisik Zura menunjuk kearah Zahra yang nenatap tajam Raga.

Arga terkekeh melihat Raga yang cengengesan dan bersembunyi di balik tubuhnya.

"Za, gantiin Mama sebentar ya. Mama mau bawa ini biar bisa dibakar lebih dulu sama mereka," panggil Zivara.

Zahra menggantikan posisi Zivara untuk melumuri daging dan ayamnya. Real datang membantu Zahra.

"Queen, King minta maaf ya. King sadar kesalahan King gaakan bisa di maafkan. Maka dari itu, King gaakan pergi dari sini meski harus terus tidur diluar. King akan tetap tunggu Queen dan Mama sampai mau ikut pulang bersama King. Tinggal dirumah kita," ujar Real menatap sendu Zahra yang enggan menatapnya.

"Ini sudahkan? Aku bawa ya Za," ujar Real beranjak meninggalkan Zahra yang terdiam.

"Mama," pekik Zura melompat ke gendongan Zahra.

"Kenapa?" Zahra merapikan rambut Zura yang berantakan dan mengikatnya.

"Ayo lihat tenda kita, bagus Papa yang buat," ujar Zura mengajak Zahra keluar.

"Tadaaa," ujar Raga menunjuk tenda yang lengkap dengan bantal persegi beserta selimut tebal di dalamnya.

"Kita tidur berempat ya Mama, bareng sama Papa," pinta Zura.

Stuck With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang