Part 48 - Negatif

169 38 0
                                    

Bintangnya jangan lupa di klik ya guys! Komennya juga boleh untuk lebih membangun cerita ini. Terima kasih..
.
.
.
.
.

Argani Devrialis Baureksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Argani Devrialis Baureksa

Happy Reading
♥♥♥





"Nyonya, Nyonya besar pingsan di depan," pekik salah satu maid membuat Zahra terlonjak kaget.

"Ya ampun Ma, bawa Mama Za ke kamarnya ya," ujar Zahra mengikuti langkah dua pengawal yang membawa Zivara.

"Bawakan makan dan minum juga obat untuk Mama," ujar Zahra membenarkan letak tubuh Zivara agar berbaring dengan nyaman.

"Baik Nya," jawab maid.

Zahra mengusap kening Zivara yang mengeluarkan keringat, "Mama kenapa bisa gini? Bangun Ma ini Za," lirih Zahra melihat wajah pucat Zivara.

"Mas, Mas Rafar," lirih Zivara menangis terisak memanggil suaminya.

Zahra menangis, "Mama ini Za, Mama bangun jangan buat Za takut," isak Zahra menggenggam erat lengan Zivara.

Zivara membuka mata perlahan dan menemukan putrinya yang tengah menangis menatapnya.

"Mama sudah bangun, apa yang sakit Ma? Za suruh Bu Marry panggil dokter ya," cemas Zahra.

Zivara menggeleng lemah dan tersenyum tipis, "Mama baik-baik saja Za. Za, Mama boleh bertanya sesuatu padamu?"

Zahra mengangguk antusias, "apapun Ma,"

"Pernah terbersit di benakmu untuk tidak percaya dengan Mama saat Za tau Mama ini Mamamu?"

Zahra menghela nafas pelan, "tidak pernah sama sekali terbersit perasaan buruk dalam diri Za tentang Mama. Za sangat berterima kasih pada Tuhan karena dipertemukan kembali dengan Mama. Mama jangan mikir yang aneh dulu ya, Mama harus banyak istirahat. Mama tau, Za sangat mencintai Mama. Za tidak akan pernah meninggalkan Mama meski tidak akan ada yang mau bersama Mama, Za akan tetap ada di samping Mama," ujar Zahra membuat Zivara menangis memeluk Zahra erat.

"Disini saja ya Za bersama Mama, Mama tidak kuat," lirih Zivara.

"Za tidak akan kemana-mana Ma, sekarang Mama tidur ya Za temani," ujar Zahra melerai pelukan meraka dan kembali membenarkan tubuh Zivara dan selimutnya.

"Tidur lah Ma, nanti setelah bangun Mama harus makan ya biar cepat sembuh," ujar Zahra menepuk pelan punggung tangan Zivara agar sang mama tertidur.

Zahra mengusap wajah Zivara yang berair dan sesekali masih mengigau memanggil nama suaminya. Zahra sedih melihat Zivara yang sangat merindukan Rafardhan papanya.

Stuck With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang