Bintangnya dulu guys di tekan sekali aja!
.
.
.
.
.
Argani Devrialis BaureksaHappy Reading
♥♥♥"Real makan ya, dikit aja juga gapapa yang penting perutnya terisi. Katanya mau sembuh," bujuk Zahra menyodorkan sendok berisi bubur kearah Real.
Real mengeleng dan membekap mulutnya erat, "pahit Za," rengek Real.
Tiga hari Real mendadak panas tinggi. Zahra puntang panting mengurus Real yang hanya mau bersamanya.
Zahra mengerti, karena dia juga sama manjanya seperti Real jika sedang sakit. Zahra menghembuskan nafas pelan meletakkan sendoknya kembali kedalam mangkok.
"Sesuap juga jadi, biar bisa minum obat. Kalau pahit di dorong air buburnya biar masuk," bujuk Zahra.
Real membuka mulutnya pasrah dan menerima suapan Zahra. Belum Zahra menyodorkan air, Real sudah mengeluarkan isi perutnya di gaun Zahra.
"Maaf Za," ujar Real.
"Tidak apa, biar Za bersihkan," ujar Zahra mengangkat gaunnya dan melangkah cepat ke kamar mandi.
Zahra sudah berganti pakaian, memapah Real untuk duduk di sofa. Zahra membersihkan tempat tidur Real, mengganti sprei dan merapikannya kembali.
Zahra mengulum bibir menahan senyum, dia seperti sedang merawat jompo saja.
"Kenapa kau tersenyum Za?" Real menelisik gerak gerik Zahra.
Zahra menggeleng, "tidak ada," jawab Zahra kembali memapah Real duduk diranjangnya.
"Mau kemana?" Real mencekal lengan Zahra saat Zahra akan membawa pakaian kotor ke bawah.
"Mau bawa itu biar dicuci mumpung masih panas kan," ujar Zahra melepas lengan Real.
Real memejamkan matanya namun membelalak saat Daniel dan Arga mengangkat lengan dan kakinya paksa mendudukkan Real di kursi roda.
Mendorong Real hingga kedepan rumah, meletakkannya di bagian yang masih terkena matahari pagi.
"Apasih lo Be, lo mau bakar gue," sengit Real.
"Berjemur di pagi hari bagus buat kesehatan, lima menit aja," sahut Arga.
Arga kesal melihat Zahra yang harus menghabiskan waktu untuk Real.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You [COMPLETED]
Romansafollow Author sebelum membaca ^_^ ( Mengandung umpatan kasar Dan bahasa yang tidak baku! ) Seorang lelaki yang memiliki rasa dendam amat dalam terhadap penghancur keluarganya, hingga membuatnya tidak punya belas kasih terhadap semua orang yang meng...