Part 14 - Kenyataan Pahit

269 55 7
                                    

Holla, klik bintang lebih dulu!
.
.
.
.
.

Holla, klik bintang lebih dulu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Argani Devrialis Baureksa

Happy Reading
♥♥♥

Pagi ini keluarga Lazurady kembali tersenyum bahagia karena mendengar suara Zahra menghiasi mansion mereka kembali.

"Reallll!" teriak Zahra sambil mengejar Real. Real berlari sambil tertawa berhasil mengerjai Zahra.

"Pagi," ucapnya.

Real duduk dan dihadiahi tendangan dan jitakan dikepala dan kakinya

Takk

Dugg

Real meringis kesakitan, "apasih kalian, hobi banget nyiksa Adek," ucapnya dramatis.

Zahra datang dengan Sina, "Daddy, Real coba godain Mbak Sina tadi," adunya.

Aiden melemparkan tatapan maut membuat Real mengacungkan jarinya membentuk huruf v.

"Apasih Za, kamu cemburu ya karena ada yang lebih cantik darimu," goda Real.

Zahra memberengut kesal dan menarik Sina duduk diantara William dan Rayhan yang seharusnya menjadi tempat duduknya.

"Mbak duduk sini aja, jangan dekat dengan Real. Dia itu pembawa virus mematikan," sinisnya.

Sina hanya tersenyum ramah.

"Sudah, Za duduk disini. Minggir lo," usir Bryan.

Real mengalah dan menggeser posisi duduknya.

"Emang kalo anak baik itu ada aja cobaannya," cibirnya.

Zahra duduk diantara Kevin dan Bryan. Tugas mereka pun berubah, Kevin yang menuang serealnya, Bryan yang menuang susunya, Rayhan yang mengelap sendok dan William yang mendinginkan susu Zahra.

Sina yang melihat itu, sangat terpukau. Dia tidak tau jika Zahra sungguh kesayangan keenam lelaki yang digilai banyak wanita itu.

Sina yang merasa tidak nyaman berada diantara mereka angkat bicara, "em maaf Tuan, sebaiknya saya makan dibelakang saja bersama para maid. Tidak apa, saya tidak ingin mengganggu waktu kalian."

"Ih Mbak apasih, Mbak itu sekarang bagian dari kita. Kalo Real masih ganggui Mbak katakan pada Za," sengitnya menatap tajam Real dan mengacungkan sendoknya.

Baru ingin membalas, Rayhan melerai dengan mendorong jauh wajah Real dan menyuruh Zahra memakan sarapan. Tentunya tanpa bersuara.

"Iya Sina, kau menganggap Zahra sebagai adikmu bukan. Sekarang Daddy yang menganggapmu sebagai anak. Mulai sekarang panggil Daddy not Tuan," ucap Aiden tersenyum ramah.

Stuck With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang