Siapa yang tidak gemas jika dihadapkan dengan makhluk kecil berpipi tembam terlebih lagi si kecil itu sangat bijak. Apa saja yang lewat di hadapannya dia tanyakan. Sampai-sampai orang yang dia tanyain tersenyum simpul melihat keantusiasannya.
Siang ini, Keyla menjadi bintangnya. Dikelilingi orang-orang dewasa yang terlihat akrab bercengkerama diiringi canda tawa. Kumpulan kecil itu bisa disebut sebagai reunian sahabat lama yang berarti ada Ana, Agra juga Cakra. Berhubung Ana sudah mempunyai suami dan anak, dia membawa turut serta Nathan dan Keyla. Kalau Kinan sih kalian pasti sudah tahu. Jelas karena Kinan kekasihnya Agra.
Penanggung jawab penentuan tempat ada hubungannya dengan Nathan. Pria itu sengaja memilih kafe bernuansa hijau ini dikarenakan pemiliknya adalah relasi bisnisnya juga di sana tersedia sebuah ruangan khusus berdinding kaca yang biasanya diperuntukkan untuk acara keluarga. Menampung lebih dari sepuluh orang.
Nathan merasa lebih nyaman saja kalau mejanya terpisah dari meja lain. Jadi sekiranya pembahasan mereka bersifat yang terlalu pribadi tidak takut akan kedengaran pengunjung lain. Berkat kumpul-kumpul ini lah kerinduan istrinya akan dua sahabat lamanya terobati.
"Uncle Cakra kok bisa ganteng banget sih?" Keyla menangkup wajah Cakra dengan kedua tangan mungilnya sambil memperhatikan lekat lelaki berkemeja putih itu. Cakra yang mendapat pertanyaan dari anak sekecil Keyla terkekeh begitupun keempat orang lainnya.
"Ah, masa sih? Key pasti bohong nih sama Uncle."
Keyla menggeleng, "Serius Uncle. Kata Papa semua laki-laki itu terlahir ganteng. Tapi bagi Key mukanya Uncle Cakra ganteng banget. Papa aja kalah tuh."
Perkataan Keyla mendapat decakan sebal dari Ana. Wanita bergaun biru laut itu mencubit perut suaminya karena ketahuan mengajarkan hal yang tidak seharusnya diajarkan ke anak umur empat tahun. Ya, meskipun ada benarnya sebab Cakra memang ganteng. Nathan apalagi. Agra pun sama.
Cakra memasang tampang bahagia sehabis dipuji oleh Keyla, "Wah, terima kasih Key yang cantik. Uncle jadi malu lho ini."
Satu kecupan manis mendarat di pipi kanannya. Keyla menciumnya kilat membuat kelima orang dewasa itu melongo tak percaya. Detik berikutnya mereka tertawa lepas. Ah, Keyla minta dibungkus pakai plastik kresek nih! Asli unyunya minta ampun. Kinan sedaritadi pingin nyubit Keyla tapi bocahnya keenakan duduk di pangkuan Cakra.
"Key, jangan main cium-cium sembarangan gitu. Nggak boleh, sayang." Ana memberitahu. Keyla melirik Mamanya dengan kening berlipat yang semakin ingin Kinan cubitin sampai Keyla merintih kesakitan.
"Kenapa, Ma?" tanya Keyla lugu.
Ana mengabaikannya sebentar dan dia beralih menatap Nathan, "Kamu ya Mas yang ngajarin Keyla buat nyium-nyium orang gitu?" tuduhnya.
Nathan menggeleng kuat tanda dia tidak tahu apa-apa, "Sumpah, sayang. Mana mungkin aku ngasih tau yang enggak-enggak ke Keyla."
"Awas aja kalau sampai ketahuan. Tak suruh kamu tidur di luar rumah." Ana mengancam yang mana Nathan berusaha menyakinkan istrinya. Kinan tertawa melihat penderitaan Nathan.
Kinan ambil suara. Jemarinya terulur membersihkan noda makanan di dekat dagu Keyla, "Pokoknya, Key, kamu ingat apa kata Mama Ana ya. Harus. Jangan sampai lupa. Keyla ngerti, kan?"
"Ngerti, Aunty."
"Coba ulangi, Aunty mau denger."
Keyla tampak menarik napas, "Key nggak dibolehin nyium siapa-siapa."
"Nah, bagus. Sekarang ikuti apa kata Aunty lagi ya," Kinan mengulang kalimat yang sama namun ada tambahannya, "Key nggak dibolehin nyium siapa-siapa selain Papa Nathan, Mama Ana dan Aunty Kinan," jelasnya lebih sederhana sebab mereka masih satu keluarga. Beda cerita kalau diluar dari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Letter To You
RomanceKisah ini tentang sebuah kepahitan hidup, tentang pengorbanan yang sengaja diabaikan dan tentang surat-surat cinta yang dibiarkan teronggok mengenaskan tanpa ada satupun yang terbalaskan.