TLLTY [13]

1.6K 213 143
                                    

Sekecil apapun pertolongan yang kau berikan, akan berefek besar pada perasaanku. Aku ingin kau berhenti, biarkan rasaku mengalir sendiri tanpa perlu kau campuri

......

Setibanya di kampus, Agra tidak langsung masuk ke dalam kelasnya. Melainkan, pergi ke loker untuk mengambil beberapa berkas yang Agra taruh di sana, semalam. Universitas Brawali menyediakan loker khusus untuk para Mahasiswa. Letaknya sesuai dengan gedung Fakultas masing-masing. Untuk Fakultas Ekonomi, baik program studi Manajemen atau Akuntansi, letak lokernya ada di lantai satu. Dekat kantin.

Agra mengambil berkas yang diperlukan dan maniknya jatuh pada sekumpulan surat dengan amplop berbeda warna. Dia meraih salah satunya. Pasti kalian tau siapa pengirimnya.

Ya, itu semua adalah surat dari Kinan.

Kembali diletakannya, Agra tampak merogoh-rogoh laci tas depannya. Agra baru ingat, kemarin, sewaktu habis mengantarkan Kinan ke toko buku, perempuan itu memberikannya surat lagi. Agra tak ingat pasti, sudah berapa surat yang Kinan buat untuknya. Agra tak ingin memikirkannya. Toh, dia tak begitu peduli.

Dia membuka surat yang di bungkus amplop berwarna ungu. Agra sempat berpikir bahwa Kinan pecinta warna pelangi, sebab semua amplop suratnya berwarna ngejreng. Dan Agra tidak terlalu menyukainya. Apalagi warna merah. Sangat tidak suka. Tidak ada alasan khusus.

Surat keempat dariku.

Teruntuk Agra, yang aku suka.

Semenjak mengenalmu, keinginanku bertambah banyak. Aku ingin menjadi bagian dari hidupmu. Aku selalu berangan-angan bisa lebih dekat denganmu. Aku selalu ingin mengobrol banyak hal bersamamu. Menghabiskan waktu berdua tanpa di tentang waktu. Berjalan beriringan. Bukan malah kamu yang berjalan di depanku, sementara aku di belakangmu.

Aku ingin berganti haluan. Aku yang berjalan di depanmu, sementara kamu berada di belakangku. Menjagaku, agar diriku tetap aman. Menjadi sandaran ketika diriku di terjang badai dari arah depan.

Mengenalmu, aku jadi menginginkan hal lebih. Aku menjadi egois demi kebahagiaanku sendiri.

Tapi, ketahuilah, kehadiranmu, memberi semangat untukku. Membawa sebuah kebahagiaan bagiku. Tetaplah menjadi kebahagiaanku, Agra. Meski kamu selalu bersikap tak peduli, selalu mengabaikanku, tidak apa. Asal kamu jangan hilang dari pandanganku.

Lebih bahagia lagi, kalau kamu membalas perasaanku.

Aku mencintaimu, Agra. Selalu.

Love.

Dari Kinan, yang mencintaimu.

Tatapan Agra seperti biasa, datar. Tidak ada ekspresi ketika membaca surat itu. Setiap kalimat, dia pahami betul-betul. Agra tahu bagaimana perasaan Kinan saat menerima responnya yang terbilang cukup cuek dan kasar.

Agra tidak tahu lagi harus melakukan apa. Dia bertindak sesuai hatinya. Dia tak ingin perempuan manapun menyukai dirinya. Apalagi semacam Kinan, mengutarakan perasaannya secara langsung tanpa merasa segan ataupun malu. Agra juga belum mau membuka hati, setelah dia pernah dikhianati dan dibohongin. Dia tidak ingin itu terulang lagi. Bisa dibilang, trauma. Tapi, suatu saat, dia akan kembali membukanya. Pastinya, Agra duluan yang akan menyatakan perasaannya.

Setelah dibaca, Agra menyimpan suratnya di dalam loker lalu menguncinya. Dia melanjutkan langkahnya, ke kelasnya di lantai dua. Setiap orang yang melewatinya, terutama para Mahasiswi melempar senyum padanya. Agra hanya menganggukkan kepala tanpa niatan membalas senyum. Wajahnya datar, menatap lurus ke arah depan.

The Last Letter To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang