TLLTY [2]

5.1K 573 663
                                    

Aku tidak tahu apa yang kini kurasakan. Yang aku tahu, hidupku terasa lebih indah dan bersemangat saat melihatmu untuk yang kedua kali.

......

Surat pertama untukmu.

Teruntuk kamu, sang penyembuh luka.

Saat itu aku benar-benar tidak sadar atas apa yang aku lakukan. Karena di pikiranku hanya terisi kalimat 'aku ingin mati'. Setelah itu kamu datang tiba-tiba bagai malaikat dan menolongku di ambang pintu kematian.

Terima kasih.

Oh iya? Aku boleh jujur nggak? Awalnya hidupku monoton. Hanya belajar, selepas itu pergi bekerja. Bahkan untuk memiliki pacar saja tidak terpikirkan olehku. Apalagi merasakan rasanya dicintai dan mencintai seseorang. Tidak pernah.

Tapi sekarang, aku sudah merasakannya. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama sama kamu. Jantungku berdetak kencang melihat tatapan tajammu. Pertamanya, aku kira itu cuma bentuk perasaan terbawa saat kamu menolongku. Setelahku biarkan berhari-hari tanpa kejelasan, wajahmu selalu terbayang dalam mimpiku. Tak mau pergi. Jantungku kembali berdetak kencang dari biasanya. Aku pikir, itu bukan perasaan terbawa. Melainkan tumbuh perasaan suka lalu cinta. Pada akhirnya, aku menyeruakkan pada dunia, bahwa aku mencintaimu.

Sekali lagi, terima kasih.

Love

Dari aku, si gadis beruntung.

Kinan mengulas senyum meratapi hasil tangannya semalam. Sudah lebih dari tiga kali, dia tak berhenti memandanginya. Seolah itu laki-laki bermata tajam yang menolongnya di rumah sakit. Kinan kembali melipat suratnya dan membungkusnya dengan amplop berwarna biru. Tidak lupa menempelkan stiker berbentuk hati di bagian kanan atas surat. Simbol yang menandakan bahwa seluruh hati Kinan telah direbut oleh laki-laki itu. Kinan berharap, waktu bisa mempertemukan mereka kembali dan saat waktunya tiba, Kinan akan memberikan surat cintanya.

Arloji kecil yang melingkari pergelangan tangan, dilirik sang pemiliknya, Kinan bangkit dari duduknya dan bergegas keluar dari ruang perpustakaan kampus.

Ya, Kinanta Aurelia adalah seorang mahasiswi baru di Universitas Brawali. Universitas Swasta terkenal di pusat Kota Jakarta. Dia mengambil jurusan Ekonomi Manajemen. Kinan bercita-cita menjadi seorang direktur. Maka dari itu, dia mengambil jurusan yang sesuai dengan passion-nya.

Suasana kampus pagi menjelang siang ini terlihat ramai, berbagai aktivitas pun tertangkap mata, mulai dari segerombolan mahasiswa berkumpul untuk membahas suatu kegiatan, ada yang bersiap pulang, atau hanya sekedar mengobrol di bawah pohon rindang.

Langkah kecil Kinan membawa dirinya ke salah satu bangku taman kampus yang terletak bertepatan dengan pintu masuk. Perempuan berpita merah itu, menggali sesuatu di dalam tas slempang miliknya dan mengeluarkan sebuah novel romantis kemudian fokus membaca. Selagi menunggu kedatangan seseorang.

"KINAN!" teriak seseorang dari kejauhan, berjalan mendekatinya.

Yang di panggil menolehkan kepala seraya tersenyum lembut. Kinan menutup novelnya, memasukkannya ke dalam tas. Dia bangkit dari duduknya.

Perempuan yang memanggilnya adalah Zerina, sahabatnya. Mereka bersahabat sejak Kinan duduk di bangku menengah pertama sampai sekarang. Kinan mensyukuri setidaknya masih ada yang mau berteman dengannya yang memiliki kisah hidup menyedihkan.

"Lo kok di sini? Emang nggak ada kelas lagi?" Zerina ikut melempar senyum.

"Enggak ada. Kamu sendiri abis ini ada kelas?"

The Last Letter To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang