Hayuk kasih komentarnya di part ini biar aku makin semangat buat lanjut secepatnya😘
~~~
Ada saat di mana kenangan buruk menghantui Kinan. Saat di mana malam yang begitu menyeramkan itu mengusik kuat ingatannya. Kinan pikir hidupnya akan berakhir mengenaskan setelah tubuhnya berhasil dihantam sebuah truk. Kinan pikir semuanya sesuai dengan apa yang dia harapkan. Kinan pikir dirinya sudah tenang di alam lain. Ternyata tidak setelah paginya Kinan membuka kedua matanya dan melihat Agra untuk yang pertama kalinya.
Hari itu, detik itu juga, bagaimanapun caranya, sesulit apapun rintangannya, sesakit apapun yang bakal dirinya terima, Kinan akan memperjuangkan Agra sampai titik darah penghabisan. Meskipun kata penolakan kerap membayanginya sampai Kinan sempat merasa ketakutan, Kinan selalu menyakinkan diri bahwa Agra adalah seseorang yang Tuhan ciptakan untuk mengobati lukanya yang terlanjur menganga lebar.
Semangat untuk meneruskan hidup langsung menggebu-gebu ketika mengetahui bahwa sosok tampan yang pagi itu menemaninya di ruang perawatan ialah orang yang telah menariknya dari lingkaran setan. Percobaan bunuh dirinya gagal total dan Kinan mensyukurinya.
Agra, penyelamat hidupnya. Malaikat penolongnya. Kinan ingin terus bersamanya. Setidaknya sampai Kinan benar-benar merasakan apa itu bahagia.
Apa ada yang salah dari kata menginginkan? Tidak.
Semua manusia berhak menentukan pilihan hidupnya. Entah dengan awalan menyedihkan lalu berakhir bahagia atau berawal dari bahagia namun berujung kesedihan. Dalam kasus ini, Kinan memilih opsi pertama. Tidak apa Kinan harus bersedih-sedih dahulu asal bersenang-senang sudah menunggunya diakhir kisah. Sejak sepeninggalan orang tuanya, hati Kinan terlatih untuk menjadi tegar bahkan sampai saat ini Kinan masih mampu mempertahankan topengnya. Terlebih di depan Agra. Dan seterusnya akan tetap begitu. Kinan tidak ingin Agra tahu serapuh apa dirinya. Selemah apa Kinan tanpa topengnya.
Intinya, jika topeng itu tak dapat lagi menyembunyikan segala bentuk kesakitannya, Kinan akan menyerah pada semuanya. Agra, cintanya, hidupnya.
Karena dunianya yang sesungguhnya adalah Agra. Tanpa Agra, Kinan tidak akan ada di muka bumi ini.
Kini, tidak disangka-sangkanya ajalnya terlalu memaksa untuk membawanya pergi melalui kedua tangan yang senantiasa melingkupi lehernya. Jalur pernapasannya seakan mengecil. Kinan sulit bernapas karena cekikkan Adira terlampau dalam. Adira seperti malaikat pencabut nyawa di matanya.
Apa benar ini akhir dari kisahnya?
Rasanya Kinan ingin tertidur dan ketika pintu kematian siap menjemputnya, suara gebrakan terdengar bersamaan dirinya yang terbatuk-batuk dengan mulut terbuka lebar. Pipinya ditepuk berkali-kali membuatnya mengerjap lambat hingga pandangannya mereka bertemu. Air matanya meluruh yang mana setelahnya dia terisak kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Letter To You
RomanceKisah ini tentang sebuah kepahitan hidup, tentang pengorbanan yang sengaja diabaikan dan tentang surat-surat cinta yang dibiarkan teronggok mengenaskan tanpa ada satupun yang terbalaskan.