TLLTY [76] EPILOG

3.3K 185 85
                                    

Kena tipu yes😬😬
Ini adalah ending yang sebenarnya.

~~~

Brown begitu terpukul saat pria itu mendekat untuk kemudian menggenggam erat tangan Kinan yang terbaring dengan selimut yang tersikap. Menampilkan wajah pucatnya bersama air matanya yang mengalir deras.

Disusul suara isakan pilu, Brown menunduk dalam sembari mengecup tempurung tangan puterinya.

"Maafin Papa, Kinan. Maaf."

Brown menyangga tubuhnya dengan satu tangan yang mengerat di pinggiran besi brankar.

"Kenapa kamu tega ninggalin Papa, sayang? Papa sudah berubah. Papa tidak akan jahat lagi padamu. Papa tidak akan menyuruhmu untuk bekerja. Kamu sudah bebas, Kinan. Papa lagi berusaha buat jadi orang tua yang baik. Tapi kenapa kamu malah pergi?" Brown sedikit mendongak dan semakin merapatkan jarak dengan bibir yang menempel di dahi Kinan. Mengecupnya cukup lama sampai air matanya merembes ke wajahnya.

"Tolong kembalilah, Kinan. Papa janji akan memberikan kebahagiaan yang sangat kamu idamkan. Jika lelaki itu tidak bisa membahagiakanmu, tenang saja. Masih ada Papa, Ana, Nathan juga Cakra yang menyayangimu. Kau tidak akan kekurangan kasih sayang dari kami." Brown tidak kuat lagi. Ana yang melihatnya merasakan hatinya teriris seolah tersayat pisau lalu dilumuri perasan jeruk nipis hingga lukanya terasa perih. Ana bergerak membantu memapah tubuh Papa mertuanya untuk menjauh dari sana. Brown menurut saja sebab dia benar-benar tidak mampu menopang tubuhnya agar seimbang.

Ana pun mendudukkan sang mertua di kursi tunggal di sudut ruangan. Membiarkan Brown bersandar dengan berderaian air mata. Ana beringsut untuk mengucapkan salam perpisahan pada Kinan. Tangan hangat Ana membelai sisi wajah Kinan. Setidaknya menghangatkan perempuan itu dari kedinginan yang melingkupinya.

"Aku bangga sama kamu, Ki. Kamu adalah perempuan terkuat yang pernah aku temui. Kamu berbeda. Kamu mempunyai hati yang begitu tulus. Kamu mempunyai cinta yang begitu besar." Ana tersenyum lirih, "Bagaimana? Apa kamu merasa damai? Apa perasaan kamu sudah baikan? Aku harap sudah. Sekarang kamu udah nggak ngerasain sakitnya lagi. Kamu terbebas dari belenggu yang selama ini menyiksamu. Kepergian kamu memang meninggalkan banyak luka buat kami. Tapi kami yakin Tuhan lebih tau mana jalan yang terbaik buat kamu." Ana menarik napas panjang sebelum melanjutkan kata-katanya.

"Selamat tinggal, Kinan. Kami menyayangimu. Semoga kamu bahagia di sana." Ana balik badan dan membawa Brown keluar ruangan. Tapi belum lagi menyentuh pintu kaca tersebut, teriakan Nathan menggema nyaring membuat orang-orang yang ada di sana mematung.

"DOKTER! JARI TANGANNYA BERGERAK DOK! JARI ADIK SAYA BERGERAK!" Nathan terpaku saat tadi dia jelas melihat jemari kanan Kinan bergerak pelan. Nathan memegang ujung kasur lalu kemudian memandang Kinan dengan perasaan campur aduk.

Dokter mengisyaratkan mereka untuk keluar dan dengan sigap beberapa suster di sana memasangkan kembali alat-alat penopang hidup di tubuh Kinan. Tapi sebelum Nathan pergi, dia sempat mengatakan sesuatu pada dokter.

"Dok, saya mohon tolong rahasiakan ini dari siapapun kecuali istri dan papa saya, dok."

Dokter pun mengangguk yang Nathan balas dengan ucapan terima kasih. Nathan jelas lega selega-leganya. Nathan bergabung bersama kekuarganya yang ternyata juga ada Cakra. Sementara Agra, tidak tahu kemana. Nathan tidak peduli.

Tak lama setelahnya dokter menghampiri mereka dengan senyum tipis.

"Suatu mukjizat Kinan bisa melewati masa sulitnya. Kinan masih hidup meski dia mengalami koma. Kinan butuh penanganan yang lebih bagus lagi. Ada baiknya jika dia menjalani pengobatan di luar negeri. Peralatan medis di sana lebih canggih dan lengkap. Itu saran dari saya." Dokter menjelaskan dengan satu tarikan napas. Dokter pun berlalu.

Yang mana Cakra langsung terdiam menatap lurus ke arah Nathan. Nathan mengulas senyum samar.

"Kinan kita masih hidup, Cakra."

Cakra merosot ke lantai yang disambut cairan bening menetes di sudut matanya.

"Terima kasih, Tuhan. Terima kasih. Kau mengabulkan doa hamba." Cakra berdiri. Nathan mengajaknya untuk ke tempat sepi. Tepatnya di turunan tangga darurat yang jarang dilalui orang.

"Gue mau bawa Kinan ke Paris. Kinan akan menjalani pengobatan sampai dia sembuh total. Tolong rahasiakan ini dari Agra. Pokoknya siapapun itu nggak ada yang boleh mengetahui jika Kinan masih hidup. Biarkan Agra menyesali perbuatannya dan berpikir jika Kinan memang sudah meninggal. Gue akan membuat surat kematian palsu seolah-olah itu nyata. Gue juga akan buat kuburan bernisankan nama Kinan. Bantu gue, Cak. Gue cuma percaya sama lo." Nathan menepuk pelan bahu Cakra.

Cakra mengangguk tanpa ragu. Lagipula Cakra pun tidak berniat memberitahu Agra. Agra pantasnya menderita setelah apa yang dia lakukan pada Kinan. Kesakitan, pengabaian, penolakan, Agra harus mendapatkan balasannya. Karma sedang menantinya.

"Gue bakal urus semuanya. Lo nggak perlu turun tangan. Cukup jagain Kinan di sini. Gue kabarin lo secepatnya soal ini."

Setelah proses pemakaman.

Mereka sudah ada di pesawat yang mengantarkan mereka ke Paris. Nathan menatap sang isteri yang tertidur di bahunya. Sedangkan Keyla terlelap di pelukan Kakeknya.

Tidak jauh dari mereka ada sosok Kinan yang tertidur nyenyak dengan berbagai macam alat menempel sempurna di tubuhnya. Bunyi nyaring memenuhi ruangan itu yang berasal dari mesin tepat di samping ranjang Kinan.

Nathan tersenyum sekali lagi. Bagaimanapun Kinan setelah pulih, entah memori ingatannya masih mengutuh atau dia mengalami amnesia, Nathan akan menjaga Kinan dari rasa sakit. Nathan tidak akan rela jika seseorang mencoba menyakitinya. Nathan akan protektif terhadap Kinan. Nathan akan mencarikan sosok lelaki yang hanya memiliki satu tujuan saja.

Yaitu membahagiakan Kinan.

Nathan pastikan itu.

~~~

Yakkk, akhirnya gak sad ending juga ga happy ending.

Berada di tengah tengah yang berarti menggantung.
Akan aku lanjutkan di TLLTY 2.

Mau tanya sekali lagi, pada setuju nggak kalo aku buat TLLTY 2 ??

Sesuai vote, aku bakal pakai cover yang kiri gais.

Itu udah dikasih peringatan ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu udah dikasih peringatan ya.
Konten dewasa.

Terima kasih utk komentar kalian di part sebelumnya yang buat aku makin semangat💙💙💙💙

The Last Letter To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang