Emm gais maaf ya ganti judul cerita jadi 'My Dosen is my Husband', yg pertama soalnya kepanjangan:v
~~~~~~~
"Pliss boleh yaa," mohon Vanessa ke Iqbaal.
"Gak boleh," ucap Iqbaal tegas.
"Ishh, kan kepuncak doang 2 hari aja, gak lama kok, dan aku juga bukan sama Fauzan dam Nichol doang, kan ada Deby sama Karin juga," ucap Vanessa.
"Ya aku bilang gak boleh ya gak boleh!, jangan maksa dong," ucap Iqbaal marah.
Vanessa terdiam dan memasang wajah penuh arti, dia menapa Iqbaal sebentar lalu pergi dari hadapan Iqbaal, Iqbaal tau Vanessa pasti kesal, tapi Iqbaal lebih baik bersikap seperti itu karna dia sangat takut Vanessa kenapa-napa saat di puncak nanti.
Iqbaal akhirnya menyusul Vanessa yang sudah berada di kamar mereka, di sana Vanessa terlihat duduk di pinggir kasur sambil memainkan ponselnya. Iqbaal langsung duduk di samping Vanessa mencoba membujuknya.
"Daripada kamu ke puncak, mending kita ke pantai, kita ke Bali, mau gak?" Tanya Iqbaal.
"Gak, aku maunya sama temen-temen titik!"
"Hufhh, enakan ke Bali sha daripada ke Puncak," ucap Iqbaal.
"Bapak sok tau!"
"Bukan sok tau, tapi emang kenyataannya," ucap Iqbaal.
"Aku ngelarang kamu pergi ke puncak tanpa aku karna aku takut kamu kenapa-napa honey," ucap Iqbaal sambil mengelua rambut Vanessa.
"Pliss jangan khawatir berlebihan, aku bisa jaga diri, and bapak juga boleh ikut kok kalo mau," ucap Vanessa.
"Aku gamau ikut," ucap Iqbaal.
"TERSERAH, POKOKNYA AKU TETEP MAU IKUT,", ucap Vanessa tegas bercampur kesal.
Menghadapi Vanessa sama seperti menghadapi anak kecil yang ingin meminta mainan baru tapi tidak dibelikan, tidak ada rasa marah di hati Iqbaal, yang ada hanya rasa takut, takut Vanessa marah dan ngambek.
Iqbaal berpikir, apa lebih baik dia menuruti keinginan Vanessa dan ikut bersamanya ke puncak, tapi bagi Iqbaal puncak itu sangat membosankan, Iqbaal lebih suka menikmati laut daripada pepohonan rindang.
~
"Bi Tari," panggil Vanessa ke salah satu asisten rumah tangga.
"Apa sha?" Tanya Bi Tari.
"Sasha lagi kesel tau," jawab Vanessa.
"Sama siapa keselnya?" Tanya Bi Tari lagi.
"Ituuu, tuan mudanya rumah ini," jawan Vanessa sambil mengetuk-ngetuk meja makan.
"Hahah, berantem apa gimana ini."
"Gak berantem," ucap Vanessa.
"Terus?" Tanya Bi Tari.
"Cuma ribut," jawab Vanessa.
"Sama aja itu shaa," ucap Bi Tari tertawa.
Mood Vanessa benar-benar turun kali ini dan yang membuat moodnya turun adalah Iqbaal sendiri, Vanessa menghentakan kakinya kesal lalu bangkit dari kursi berjalan menuju kulkas. Vanessa membuka kulkas seharga 21 juta itu dengan kasar, di dalamnya banyak sekali makanan, sengaja Iqbaal stok untuk Vanessa.
"Waa es krim," ucap Vanessa saat dia menemukan beberapa kotak es krim, padahal kematin tidak ada.
Vanessa mengambil kotak es krim itu lalu dia juga mengambil brownies dan menaruhnya di atas piring bersama dengan satu scrub es krim vanilla di atas brownies itu.
"Uuuu enak sekali," ucap Vanessa lalu berbalik badan, dan ternyata di belakangya ada Iqbaal.
"Mau apa ke sini?" Tanya Vanessa nyolot.
"Mau ketemu kamu lah," ucap Iqbaal.
"Udaah ah sana, saya males liat bapak," ucap Vanessa lalu pergi ke ruang tv.
Iqbaal kembali mengikutinya lalu dia duduk di sofa, Vanessa yang sedang duduk di karpet merasa tidak nyaman, bagaimana tidak nyaman, kedua kaki Iqbaal menghimpit tubuhnya ini.
"Paaak, pidah dong, sofanya masi luas," ucap Vanessa.
Bukannya pindah Iqbaal mengambil piring dari tangan Vanessa lalu menaruhnya di meja. Vanessa di angkat seperti layaknya Iqbaal mengangkat anak kecil lalu Vanesha dia dudukan di pangkuannya.
"Gajelas," ucap Vanessa berusaha memberontak agar dia di lepaskan.
"Dengerin dulu," ucap Iqbaal tambah mengeratkan pelukannnya.
"Ihh sesek," ucap Vanessa tidak bisa diam.
"Diam, dam dengerin omongan aku, baru aku lepasin," ucap Iqbaal.
"APAA?" Tanya Vanessa nyolot.
"Kamu aku izinin ke puncak," ucap Iqbaal.
"Bohong," ucap Vanessa.
"Serius Astagfirullah."
"Hmm, jadi boleh nih?" Tanya Vanessa lagi.
"Tapi ada syaratnya," ucap Iqbaal.
Vanessa berdecak kesal,"apa Syaratnya?" Tanya Vanessa.
"Aku ikut sama kamu," ucap Iqbaal.
"Yaudah ikut-ikut aja gampang kan, udaaah lepasin baal."
"Maafin aku dulu," ucap Iqbaal.
"Yaa," ucap Vanessa.
"Kiss?" Pinta Iqbaal.
Vanessa memutar bola matanya kesal lalu mencium bibir Iqbaal sekilas, setelah mendapat maaf dari Vanessa Iqbaal langsung melepaskan Vanessa, Vanessa mengambil piring tadi lalu kembali membawanya ke kamar.
"Moodnya udah naik?" Tanya Iqbaal.
"Beloom," sahut Vanessa dari tangga.
"Nanti kalo moodnya udah naik bilang ya," ucap Iqbaal terkekeh.
"Iyaaa baal iyaa," ucap Vanessa, dan Iqbaal tertawa kecil karna mendengar suara Vanessa yang masih kesal itu.
~~~~~~~~~~
Voteee
Sorry kalo typo
Semoga syukaa🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴹʸ ᵈᵒˢᵉⁿ ⁱˢ ᵐʸ ʰᵘˢᵇᵃⁿᵈ {End}
Lãng mạnEND Katanya...nikah sama Dosen itu enak ya? Gw udah ngalamin dan ini enak banget sumpah, pokoknya best lah, gak sia-sia gw nikah sama Pak Iqbaal. Hehe ~Vanessa gabriela anak fakultas seni rupa High rank 🥇Rank 3 #universitas