PARIS
08.00 PM
2° CelciusMereka baru saja sampai di paris pagi ini, sebenarnya mereka berangkat pukul 13.00 WIB tapi karna waktu indonesia lebih cepat 5 jam dari paris, jadi mereka sampai di sini malah pagi hari. Kali ini Iqbaal dan Vanessa menyewa seorang supir dan mobil untuk 3 hari ini, bukannya Iqbaal tidak mau naik angkutan umum, tapi menurut Iqbaal itu cukup membahayakan apalagi ini bukan di indonesia.
Supir yang bernama Mr. Robert ini langsung melajukan mobilnya menuju hotel pullman paris tour eiffel hotel bintang 5 yang di pesan Iqbaal karna lokasinya sangat dekat dengan menara Eiffel. Perkiraan Iqbaal tentang cuaca di paris salah, ternyata badai salju terjadi 3 minggu yang lalu dan sekarang sudah berganti menjadi musim panas. Untung saja mereka tau saat masih di indo, jadi masih bisa untuk packing ulang.
"Oiya baal kita ke acara lelangnya kira-kira jam berapa?" Tanya Vanessa.
"Sekitar jam satu sha," jawab Iqbaal.
"Owh oke deh," ucap Vanessa.
Sampailah mereka di hotel pullman paris tour eiffel, mereka di antar oleh karyawan yang bekerja di sana untuk membawakan barang dan menunjukan di mana kamar mereka. Masuk ke dalam kamar, mereka di suguhi pemandangan menara eiffel yang cukup indah.
"Aku cakep, eh capek," ucap Vanessa terkekeh.
"Yaudah tidur aja lagi, masih pagi," ucap Iqbaal.
"Gamau ah pengen mandi," ucap vanessa.
"Yaudah sana, nanti gantian," ucap Iqbaal.
"Okee."
Iqbaal membuka pintu balkon, angin sejuk mulai menerpa wajahnya, terpampanglah suana kota paris dan menara
eiffel yang menjulang tinggi, ini sudah ke 5 kalinya Iqbaal menginjakan kakinya di sini, tetapi dia tidak pernah tau kalau ada hotel yang bisa menyajikan pemandangan menara eiffel dan pemandangan lainnya seperti di hotel ini.Ceklek.
"Baal, gordennya tutup dong, aku cuma pakai handuk ini," ucap Vanessa dari dalam.
"Iya-iya," ucap Iqbaal lalu masuk dan menutu pintu balkon sekaligus menutupnya dengan gorden.
"Nah, makasih,"ucap Vanessa tersenyun manis.
"Nanti malam kita dinner ya resto bawah," ajak Iqbaal.
"Huhh untung aku bawa dress," ucap Vanessa.
"Pake hoodie aja kali sama jeans," ucap Iqbaal.
"Ya masa iya, udah kaya om sama keponakan, kamu pake kemeja rapih aku pakai hoodie kan gak lucu," ucap Vanesha terkekeh.
"Gak om-om juga kali sayang."
"Hehe."
Pukul 13.30 selesai sholat zuhur mereka langsung berangkat ke acara lelang yang di gelar di gedung galeri seni. Sesampainya di sana sudah banyak orang dengan pakaian mereka yang bisa dibilang cukup mewah dan berkelas, Vanessa mulai panik, karna takut harga lukisan yang Iqbaal tawarkan nanti akan mahal.
Memasuki gedung itu, banyak sekali lukisan indah yang terpajang di dinding, Vanessa takjub bukan main, selama ini dia hanya melihat lukisan dari layar ponsel namun sekarang, dia bisa melihat dengan jelas nilai seni yang berada di dalam lukisan itu.
"Ayo duduk," ajak Iqbaal.
"Iyah," ucap Vanessa.
Tepat pukul satu acara lelang di mulai, dari backstage munculah dua orang berpakaian kemeja putih dan celana hitam nampak membawa sebuah lukisan yang masih tertutupi kain putih, selesai mereka menaruh lukan itu di temptnya, muncul kembali seorang pembawa acara dan dua orang yang bertugas sebagai penerjemah bahasa karna di sini bukan hanya orang perancis saja bahkan ada juga yang dari korea selatan sampai datang ke sini.
"OK the auction is about to start, I put the price on this painting starting at 400 million," (baiklah acara lelang akan segera di mulai, saya menempatkan harga lukisan ini mulai dari 400 juta).
Vanessa terkejut, karna ini benar-benar tidak ada dalam budgetnya untuk membeli sebuah lukisan, 400 juta itu bukan uang yang sedikit, dia menatap Iqbaal heran, sementara Iqbaal tersenyum manis seakan dia siap untuk mengeluarkan uang lebih dari itu.
"Baal itu mahal sekali," bisik Vanessa.
"Aku mau memberikan yang terbaik agar kamu senang dan galeri kamu sukses," ucap Iqbaal lalu mengusap rambut Vanessa lembut.
Acara semakin menegangkan untuk Vanessa, harga yang ditawarkan makin tinggi saja, bahkan sekarang lukisan itu sudah di harha 600 juta, sementara Iqbaal, dia masih terdiam dan tersenyum, Vanessa sudah tidak tenang, rasanya dia ingin pulang saja, namun Iqbaal tidak mau mendengarkannya dan lebih memilih untuk melanjutkan acara lelang ini.
"Baal, ayo pulang, harganya makin meningkat," ajak Vanessa.
"Gapapa sayang, sudah saksikan saja," ucap Iqbaal.
"Tapi gausah beli ya," ucap Vanessa dan di jawab senyuman oleh Iqbaal, Vanessa pun lega bukan main.
800 million...
850 million...
900 million..."ONE BILLION! " ucap Iqbaal spontan membuat satu ruangan menoleh ke arahnya begitu juga Vanessa yang merasa di bohongi oleh Iqbaal. Setelah Iqbaal mengucapkan kata satu milyar itu, tidak ada lagi yang menawar.
"one billion ?, one billion ?, well one billion ..., now this painting has become the property of Mr. Iqbaal Rakhaditya at a set price of one billion." (satu milyar?, satu milyar?, baiklah satu milyar..., sekarang lukisan ini telah menjadi milik tuan Iqbaal Rakhaditya dengan harga yang di tetapkan yaitu satu milyar).
Suara riuh tepuk tangan terdengar sangat nyaring, jiwa dan raga Vanessa begitu lemas, dia sangat heran dengan Iqbaal berani-beraninya dia menawar sebuah lukisan dengan harga satu milyar. Setelah semua tamu pergi, Iqbaal melakukan transaksi dengan sang pelukis itu.
Iqbaal memberi DP ke orang itu dan sisanya akan di transfer, sementara lukisannya akan di antar besok menuju ke indonesia, masih dengan senyum di wajahnya, Iqbaal langsung mengajak Vanessa pulang ke hotel, dan masih sempat-sempatnya Iqbaal menawarkan Vanessa makan di resto mewah, tentu saja Vanessa menolaknya, bagaimana bisa dia sudah mengeluarkan uang sebesar 1 milyar, masih juga menawarkan makanan yang mungkin harga satu piringnya itu bisa berjuta-juta. Vanessa benar-benar pusing.
Di kamar hotel.
"Kamu bohongin aku," ucap Vanessa.
"Apaa bohong apa?" Tanya Iqbaal.
"Tadi katanya gak mau beli lukisannya," jawab Vanessa.
"Hey gini deh, nilai seni di lukisannya itu tinggi, maka dari itu aku berani tawar 1 milyar," ucap Iqbaal terkekeh.
"Ckk, kamu mah gitu kadang aku...emphh."
Iqbaal sangat malas mendengar ocehan Vanessa yang tidak terima karna dia menawar lukisan dengan harga mahal, maka dari itu dia langsung membungkam Vanessa dengan ciumannya, kegiatan mereka berlanjut sampai Iqbaal bisa merubah kekesalan seorang Vanessa menjadi kenikmatan.
~~~~~~
Maaf ya gais aku baru update hehe
Votee
Maaf kalo typo
Makasih yang udah baca, vote, komen
😁
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴹʸ ᵈᵒˢᵉⁿ ⁱˢ ᵐʸ ʰᵘˢᵇᵃⁿᵈ {End}
РомантикаEND Katanya...nikah sama Dosen itu enak ya? Gw udah ngalamin dan ini enak banget sumpah, pokoknya best lah, gak sia-sia gw nikah sama Pak Iqbaal. Hehe ~Vanessa gabriela anak fakultas seni rupa High rank 🥇Rank 3 #universitas