Rasa Khawatir

6.4K 339 18
                                        

"Baaal, aku berangkat dulu yaa," ucap Vanessa.

"Mau ngapain kok pagi-pagi?" Tanya Iqbaal.

"Mau ribut, ehh bukan mau ngerjain tugas hehe," ucap Vanessa.

"Yaudah sana," ucap Iqbaal.

Kali ini Iqbaal sudah tenang melepas Vanessa pergi sendiri, karna tepat di dalam liontin milik Vanessa terdapat sebuah chip pelacak, jadi Iqbaal tau di mana keberadaan Vanessa walau Vanessa jauh darinya.

Iqbaal sengaja memasang itu, karna kemarin dia sempat mendengar kalau Jesy ingin menemui Vanessa, Jesy itu tidak akan mau kalah sampai dia bisa mendapat apa yang dia mau, maka dari itu Iqbaal langsung membeli sebuah liontin yang telah di pasang chip untuk Vanessa.

Vanessa berangkat di jemput oleh Deby dan karin, mereka bertiga memakai kaos yang sama yang di beli oleh Vanessa kemarin saat di Bali, namun kali ini ada yang berbeda dari Deby, dia nampak terdiam.

"Hehh dakjal ngapa si lu," ucap Karin.

"Anjir lo, gw lagi mikir ni," ucap Deby emosi.

"Udah By jangan di bawa serius dulu, kita liat aja yang dia mau bicarakan sama gw saat ketemu nanti," ucap Vanessa.

"Shaa gini deh, kita gamau lu kenapa-napa, sebagai sahabat yang pengertian tapi kadang, gw gamau lu disakitin sama Karin," ucap Deby salah.

"Kok gw?" Tanya Karin.

"salah, Jeny maksudnya."

"JESYYYY KALEEE," ucap Vanessa dan Karin ngegas.

"Aaa iyaaa sorry gw lagi gak Konek," ucap Deby lalu Karin dan Vanesaa tertawa.

Triingg
(Pesan dari Pak Iqbaal)

Pak Iqbaal: shaa?

Vanessa: iya bebs kenapa?

Pak Iqbaal: udah sampe?

Vanessa: dikit lagi

Pak Iqbaal: owh oke, hati-hati ya, nanti kalau mau jemput bilang aku

Vanessa: oke, muaaachh

Pak Iqbaal: saranghe

~

Sesampainya di kampus Vanessa, Deby dan Karin tiba-tiba mendapat nontifikasi dari Jesy, tidak hanya pesan, namun ada sebuah gambar udangan, Ya, Jesy mengundang mereka bertiga ke acara ulang tahunnya yang ke 23, Deby langsung tertawa ngakak sampai dia terduduk di jalanan.

"Anjirr....udah tuaaa, bukannya sadar, hahahaha."

"Tau oon dah, ngundangnya serasa dia mau ultah ke 17tahun hahahaha," karin yang ikut tertawa.

"Apa dia mau ketemu sama gw, karna mau bujuk aja biar gw dateng ke pestanya kali ya?" Tanya Vanessa.

"Laah kalo mau bujuk kan di chatan bisa sashaaa," ucap Deby.

"Udah deh kita liat nanti, sekarang kita ke kelas, oleh-oleh Fauzan sama Nichol masih ada di tas gw," ucap Vanessa.

"Yaudah ayo," ucap Deby lalu dia bangun dari duduknya.

Baru Vanessa ingin masuk ke kelasnya, Jesy bersama kedua temannya langsung memghampiri Vanessa dan mengajaknya ke kantin karna mereka ingin berbicara sesuatu pada Vanessa saja. Setelah Vanessa pergi, diam-diam karin dan Deby mengikutinya.

Di kantin.

"Lu mau bicara apa sama gw?" Tanya Vanessa datar.

"Jangan datar gitu dong shaa, gw mau ngomong gak penting-penting amat si," ucap Jesy.

"Ya kalo gak penting kenapa lu ngajak gw sendiri aja," ucap Vanessa.

"Ya gapapa, gw cuma mau kasih tau, nanti hati-hati ya di pesta gw," ucap Jesy tersenyum smirk.

"Ooh, gitu aja, okee, makasih atas informasi yang gak guna itu," ucap Vanessa lalu pergi.

"Awas aja lu sha," Batin Jesy.

Vanessa berjalan termenung, dia bingung, entah kenapa kata-kata Jesy tadi sangat membuatnya khawatir, tanpa sepengetahuannya, Deby dan Karin sudah berjalan di belakangnya.

"Itu dia ngancem apa bukan si?" Tanya Karin.

"Gatau deh, liat aja nanti malam, eh gw mau FSR dulu ya, mau ketemu suami hehe," ucap Vanessa.

"Iya dah sana, byee."

Vanessa masuk ke ruangan Iqbaal, udara dingin langsung terasa di kulitnya, terlihat Iqbaal yang sedang duduk di sofa sambil memainkan laptopnya, Vanessa berjalan ke arah lemari pendingin lalu dia mengambil es krim yang kemarin dia beli tapi lupa di makan, setelah selesai dia duduk di samping Iqbaal.

"Tadi Jesy ngomong apa?" Tanya Iqbaal.

"Dia cuma kasih tau kalau hati-hati aja nanti pas di pesta ulang tahun dia," ucap Vanessa lalu kembali melanjutkan makannya.

Iqbaal terdiam sejenak, dia berpikir, apa yang di maksdu dari kata hati-hati itu, sebenarnya Iqbaal ingin melarang Vanessa untuk pergi ke sana, tapi mana bisa seorang Vanessa dilarang kalau dia sudah menginginkan sesuatu.

"Nanti aku ikut," ucap Iqbaal.

"Ngapain?, kan gak diundang baal," ucap Vanessa.

"Yaudah deh aku gak ikut," ucap Iqbaal.

"Hehe..."

"Tapi kamu hati-hati, kalau di kasih air atau makanan dari Jesy jangan di terima, kalo bisa gausah makan langsung pulang aja," ucap Iqbaal.

"Iya baal iya," ucap Vanessa.

~

Cantik, satu kata yang melekat pada diri Vanessa pada malam ini, bahkan bisa dibilang sekaan dia yang punya acara ulang tahun ini, wajah tidak terima sangat terlihat pada Jesy, Vanessa yang tau itu hanya tersenyum dan menikmati pesta itu.

"Gw mau ke toilet dulu ya," ucap Vanessa.

"Gw temenin ya," ucap Deby.

"Gausah by, gw bisa sendiri kok," ucap Vanessa.

Sesampainya di toilet, Vanessa langsung muntah-muntah, saat tadi dia sedang memakan cake yang tersedia, entah kenapa dia melihat ada bubuk putih yang tidak sengaja dia makan, sekarang kepalanya benar-benar pusing, samar-samar, dia melihat Jesy datang.

"Mau apa kau?" Tanya Vanessa.

"Akhirnya obat gw bekerja," ucap Jesy lalu dibantu kedua temannya dia mencekal kedua tangan Vanessa.

"Lepaaas," ucap Vanessa.

"Gak sha, gw gak akan lepasin lo, sampai balas dendam gw terbalaskan," ucap Jesy.

Vanessa benar-benar tidak bisa berkutik, kepalanya sangat pusing bukan main, padahal dia sudah memuntahkan cake itu tapi entah kenapa obatnya bisa bekerja secara sempurna.

Bruuukkk

"Vanessaaaaa....." teriak Iqbaal yang baru saja datang saat melihat Vanessa jatuh pingsan.

"Pak, Pak Iqbaal," ucap Jesy gugup.

~~~~~~~~

Gantung dulu deh ya hehe
Voteee
Maaf kalo typo
Makasih yang udah baca, vote dan komen

ᴹʸ ᵈᵒˢᵉⁿ ⁱˢ ᵐʸ ʰᵘˢᵇᵃⁿᵈ {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang