Ceklek.
"Assalamualaikum," ucap Iqbaal.
Tidak ada jawaban sama sekali, bahkan keadaan rumah terlihat sangat sepi, Iqbaal berkeliling ke seluruh rumah namun dia tidak menemukan siapa-siapa, bahkan Vanessa pun tidak ada, tidak biasanya Vanessa ke Galeri pagi-pagi seperti ini.
Iqbaal terduduk di sofa, dia mencoba menghubungi Vanessa tapi tidak ada jawaban sama sekali, beberapa menit kemudian, Bi Tari datang sambil membawa beberapa baju bekas dari luar, Bi Tari agak terkejut saat melihat keberadaan Iqbaal.
"Pak Iqbaal?"
"Bi Tari, sasha mana?" Tanya balik Iqbaal.
"Ee sasha di rumah sakit pak," jawab Bi Tari gugup.
"Hahh, kenapa?, kok bisa ke rumah sakit?" Tanya Iqbaal.
Bi tari mulai menceritakan semua yang dia dengar dari cerita Deby. Tanpa pikir panjang dan mengabaikan rasa lelahnya Iqbaal kembali pergi menuju ke rumah sakit tempat Vanessa di rawat. Sesampainya di rumah sakit, Iqbaal langsung berlari masuk ke dalam dan mencari di mana kamar Vanessa.
Ceklek.
"Shaa," panggil Iqbaal pada Vanessa yang sedang bersiap-siap untuk pulang.
"Heyy kamu udah pulang," ucap Vanessa dan dia langsung memeluk Iqbaal.
"Kamu kenapa gak bilang kalau kamu jatuh," ucap Iqbaal.
"Aku gamau buat kamu khawatir baal saat di jalan," ucap Vanessa.
Tok
Tok"Shaa, ini jusnya," ucap Angga yang baru datang juga.
"Lu kenapa ngebiarin sasha bersih-bersih sendiri, udah tau dia lagi hamil, ini semua gara-gara lu kan," ucap Iqbaal menyalahkan Angga.
"Baal dia gak salah," ucap Vanessa mencoba menenangkan Iqbaal.
"Iya gw salah, gw gak bisa jagain Vanessa saat lo gak ada, tapi gw udah coba bantu dia kok," ucap Angga.
"Ya sama aja lu itu emang gak bisa jagain diaa."
"UDAAAH, PLISS UDAH," ucap Vanessa kesal.
Iqbaal dan Angga terdiam.
"Angga mending kamu keluar ya, maaf, dan makasih jusnya," ucap Vanessa tersenyum lalu Angga akhirnya keluar.
"Tenang baal tenang, jangan di bawa emosi, aku juga gak papa kok," ucap Vanessa lalu Iqbaal kembali memeluknya lagi.
"Kalo ada apa-apa bilang, jangan buat aku khawatir kaya gini oke," ucap Iqbaal.
"Iya baal."
Semenjak kejadian itu, Ke over protektifan Iqbaal makin menjadi, dia melarang Vanessa melakukan apapun bahkan sampai kadang Vanessa di ajak ke kampus agar kegiatan Vanessa dapat Iqbaal kontrol dengan baik, Vanessa hanya menurut.
Bulan-bulan telah berlalu, perut Vanessa semakin lama semakin membesar, pergerakan twins di dalam sangat membuatnya cukup menderita apalagi bila malam hari saat dia ingin tidur, selalu saja twins menendang perutnya sampai kadang Vanessa menangis.
"Ini udah bulan ke sembilan sha, sepuluh hari lagi twins lahir," ucap Iqbaal.
"Terus?" Tanya Vanessa.
"Mau kasih nama apa ya?" Tanya balik Iqbaal.
"Aku udah punya nama hehe," jawab Vanessa.
"Siapa?" Tanya Iqbaal exited.
"Kan kita twins laki-laki, yang pertama namanya Neo Ale Rakhaditnya, yang kedua Deo Ali Rakhaditya, hehe bagus gak?" Tanya Vanessa terkekeh.
"Bagus shaa aku suka, panggilnya apa?" Tanya Iqbaal.
"Twins lah," jawab Vanessa.
"Yakali twins mulu sampe gede," ucap Iqbaal.
"Ya terserah kamu mau panggil Neo, Deo, Ali atau Ale," ucap Vanessa.
"Hmmm oke," ucap Iqbaal lalu tertawa.
~
"Shaa, kata kamu, desainnya bagusan yang mana?" Tanya Iqbaal sambil menunjukan layar Ipadnya.
"Desain lift, buat apa, kampus?" Tanya balik Vanessa.
"Engga lah, buat rumah kita," jawab Iqbaal.
"Ngapain di pakein lift si, kan ada tangga," ucap Vanessa.
"Gini deh, sebentar lagi twins lahir, ribet kan kamu kalau bawa dua bayi terus naik turun tangga, kasian kamunya, udah ngurusin twins, ngirusin rumah, di tambah bulak balik ke kamar naik tangga, aku gak bisa biarin," ucap Iqbaal.
Vanessa mendengus geli.
"Ya naik tangga doang mah baal gak bikin aku cape," ucap Vanessa tertawa.
"Gak pokoknya aku mau buat lift di rumah ini TITIK!"ucap Iqbaal penuh tekanan.
"Terserah kamu sayang," ucap Vanessa.
Vanessa tak habis pikir dengan Iqbaal, di masa seperti ini masih saja dia memikirkan tentang pembangunan lift di dalam rumah, padahal di atas juga sedang melakukan renovasi untuk menjadikan kamar tamu sebagai kamar untuk twins, karna itulah kadang vanessa sering menginap di rumah mamanya karna tidak tahan akan bising yang dibuat oleh para tukang-tukang bangunan itu.
Namun kali ini mereka sedang ada di rumah untuk melihat perkembangan renovasi kamar twins, sudah hampir 80%, Vanessa sudah tidak sabar untuk membeli peralatan-peraatan bayi seperti box, stoller, dan lainnya, bahkan dia sudah membeli beberapa pernak-pernik penghias kamar.
"Kamu udah sholat?" Tanya Vanessa ke Iqbaal yang masih sibuk dengan ipadnya.
"Udah dong," jawab Iqbaal.
"Yaudah, kalo gitu mah, aakhhh aaahh sakit."
"Kenapa?" Tanya Iqbaal panik.
"Aku di tendang lagi, hahah," jawab Vanessa tertawa.
Iqbaal ikut tertawa, dia langsung merangkul Vanessa di sebelahnya lalu tangannya yang satunya dia gunakan untuk mengelus perutnya, twins yang tadinya bergerak seketika terdiam saat Iqbaal mulai menyanyikan sebuah lagu yang berjudul 'I love you so bad'.
"Hmm, kayaknya pas lahir suka sama musik nih," ucap Iqbaal.
"Semoga, biar salah satunya ada yang jadi penyanyi hehe," ucap Vanessa.
"Aamiinin gak nih," ledek Iqbaal.
"Aamiinin lah, kan nanti Deo atau Neo jadi terkenal, kita juga kan yang bangga," ucap Vanessa.
"Iya sayang iya, kamu sekarang makan dulu sana, abis itu baru kita ke rumah mama lagi," ucap Iqbaal.
"Okee papah," ucap Vanessa terkekeh dan Iqbaal pun tersenyum.
~~~~~~~
Votee
Maaf kalo typo
Makasih yang udah baca, vote, komen
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴹʸ ᵈᵒˢᵉⁿ ⁱˢ ᵐʸ ʰᵘˢᵇᵃⁿᵈ {End}
RomanceEND Katanya...nikah sama Dosen itu enak ya? Gw udah ngalamin dan ini enak banget sumpah, pokoknya best lah, gak sia-sia gw nikah sama Pak Iqbaal. Hehe ~Vanessa gabriela anak fakultas seni rupa High rank 🥇Rank 3 #universitas