Lamaran

23.4K 950 3
                                    

"Gamau, gamau, masa iya kali By, gw masih 23 tahun," ucap Vanessa yang bersama Deby.

"Yaa mang kenapa, mumpung ada yang lamar, daripada jadi perawan tua, Nauzubillah sha."

"Tapi lu sama karin ke rumah gw ya, temenin pliss."

"Santuy, asal pulangnya bawain gw parsel buah hehe," ucap Deby terkekeh.

"Yaudah iya, anterin gw pulang gc, mau mandi gw, liat nih kaos gw penuh cat minyak."

"Laah gw lebih-lebih lu shaa bayangin," ucap Deby.

"Anak seni rupa ya gini dah," ucap Vanessa terkekeh.

"Haha iya".

Di Universitas ini anak seni rupa seperti Vanessa dan Deby selalu berpenampilan seadanya, ya karna mereka setiap hari harus memegang kuas, pensil, kadang mau memakai baju bagus juga ragu, takut baju utu terkena cat, apalagi cat minyak.

Sepanjang koridor kampus Vanessa sibuk membawa gulungan kertas besar yang di dalamnya berisi sketsa untuk menggambar besok, sementara Deby dia sibuk mengelap pakaiannya dengan tisu basah karna benar-benar hari ini mereka selalu berkutat dengan kuas dan cat.

Vanessa melihat Iqbaal yang baru keluar dari ruangannya, rasa panik muncul, dia langsung beralih ke belakang Deby lalu menutup kepalanya menggunakan kupluk hoodie, Iqbaal yang tau Vanessa panik bertemu dengannya hanya terdiam dan melihat Vanessa sekilas saja.

"Buang aja By bajulu udah penuh cat kaya gitu," ucap Vanessa saat mereka di dalam mobil.

"Anjir jangan lah, ini gw nungguin baju ini dari harga 700 ribu, eh diskon jadi 200 ribu lu bayangin."

"Niat yee tunggu barang inceran diskon," ucap Vanessa sambil terus menyetir mobil milik Deby.

Sesampainya di rumah Vanesha langsung berbaring di sofa, kakak laki-laki Vanessa yang bernama Julio sedang berada di sini karna istrinya tengah berada di rumah mertua Julio. Julio langsung menggengkan kepalanya saat melihat adiknya yang satu itu.

Bukkk

"Mandi," ucap Julio sesudah melempar batal sofa ke Vanessa.

"Diem apa ah."

"Mandi shaa," ucap Mama Vanessa yang bersama Nia.

"Aaah sama aja kalian berdua, sasha capeek tau, liat tuh gulungan sketsanya gede banget."

"Siapa suruh ambil kuliah Seni rupa," ucap Julio dan Nia bersamaan.

Vanessa berdecak kesal lalu memandang Nia dam Julio sinis, Nia dan Julio hanya terkekeh melihat Vanessa, lalu tak lama kemudian sang pahlawan pembela Vanessa datang sambil membawa secangkir kopi di tanganya.

"Paaah, papah, itu kak Julio sama mamanya," adu Vanessa.

"Sudah-sudah jangan di ledekin mulu, kasian capek dia, kamu istirahat aja sana mandinya nanti pas bangun, tapi inget sebelum magrib harus bangun oke," ucap Tirta ke Vanessa.

"Uuu, papah the best, makasih papa."

Sore harinya Vanessa diajak Nia untuk melakukan perawatan dari kepala sampai kr ujung kaki, mereka berdua sudah janjian dengan kakak Perempuan pertama Vanessa yaitu Silla, silla sudah menikah sama seperti Julio, bedanya Silla sekarang memiliki 2 anak sementara Julio baru satu.

"Mbaa, bikin anak saya cantik ya," ucap Nia.

"Mama ribet banget si elah, sasha mager tau mending di rumah tebelin sketsa," ucap Vanessa kesal.

"Ikutin mama aja diem," ucap Nia.

"Tau sha, oiya ni kakak udah beliin kamu dress,coba deh nanti pake, bagus tau."

"Dress, njir ogah," ucap Vanessa agak ngegas membuat satu pengunjung salon menoleh ke arahnya.

"Omongannya jaga...ini bukan tempat biasa," bentak Nia ke Vanessa membuat Vanessa menunduk dalam keadaan kesal.

Saat dia sedang perwatan kuku, Deby menelpon Vanessa bahwa Deby dan Karin tidak bisa datang ke rumahnya karna mereka ada acara masing-masing, Vanesha makin jengkel dibuatnya, akhrinya dia mengikuti perawatan ini sampai dia lupa bahwa nanti pukul tujuh malam Iqbaal dan keluarganya akan datang.

Penampilan yang berbeda dari Vanessa Gabriela kali ini, di mana dia terpaksa harus memakai dress selutut warna pink, high heels, dan make up, sungguh dia malas memakai ini semua, saat mamanya Ingin mampir ke salah satu toko kosmetik, tiba-tiba Vanessa teringat bahwa Iqbaal akan datang jam 7 dan sekarang sudaj jam 7 lewat 15, Vanessa panik bukan main, dia langsung mengajak mama dan kakaknya pulang.

Sesampainya di rumah.

"Mah ayo cepetan," ucap Vanessa.

"Ada apasi?" Tanya Nia.

"Tau sha, buru-buru amat."

"Udah masuk aja, Assalamualaikum," ucap Vanessa lalu mulai memasuki rumah.

Benar saja di sana ada Iqbaal dan keluarganya, di sana juga ada Tirta dan Julio yang asik bicara dengan Ayahnya Iqbaal. Saat melihat Vanessa yang berpenampilan beda, Iqbaal malah tidak berkedip di buatnya.

"Haai," sapa Iqbaal agak gugup.

"Hai jug bapak," ucap Vanessa terkekeh membuat kakak Iqbaal agak tertawa kecil karna adiknya ini di panggil bapak.

Setelah semuanya berkumpul, Iqbaal mulai menyampaikan niatnya, bahkan Iqbaal sudah membawa cincin tunangan untuk mereka berdua, betapa terkejutny keluarga Vanessa saat mendengar itu, tapi mereka malah senang karna akhirnya Vanessa akan menikah, mungkin dengan menikah Vanessa akan berubah sedikit.

"Gimana sha, kamu terima?" Tanya Tirta.

"Eee, iya terima hehe," ucap Vanessa lalu semuanya mengucap syukur begitupun Iqbaal.

"Ayo baal, pasang cincinnya di jari Vanessa," ucap Hamish Ayahnya Iqbaal.

"Tunangan Langsung?" Tanya Vanessa bingung.

"Iya sha, biar sekalian, jadi nanti kalian tinggal menikah," ucap kakaknya Iqbaal yang bernama Wanda.

Iqbaal bangkit diikuti Vanessa lalu Iqbaal berdiri di hadapan Vanessa, Iqbaal mulai memasanh cincin di jari manis sebelah kiri Vanessa pun melakukan yang sama pada Iqbaal, lalu Iqbaal tersenyum manis ke Vanessa sementara Vanessa dia sedang gugup karna Iqbaal ada di hadapannya sekarang tapi bukan sebagai Dosennya melainkan sebagai calon suaminya, Vanessa sangat tidak menyangka ini akan terjadi.

~~~~~~~~~~~

Voteee
Maaf kalo typo
Makasih yang sudah baca, vote,komen

ᴹʸ ᵈᵒˢᵉⁿ ⁱˢ ᵐʸ ʰᵘˢᵇᵃⁿᵈ {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang