pregnant

6.4K 309 33
                                    

Yang minta update untuk nemenin malming, ini yaa udah update hehe.

Happy reading

***

Hueek
Huekk

Vanessa menghela napasnya saat melihat dua garis merah di tespek miliknya. Dia sudah menduga kehamilannya akan terjadi karna dia belum juga datang bulan. Vanessa mengingat kejadian tahun lalu saat dia pertama kali memberitahu Iqbaal kalau dia tengah mengandung. Rasanya bahagia sekali di hari itu.

Tapi sekarang semuanya hanya khayalan, sudah dua minggu lebih Iqbaal tidak mengunjunginya, padahal, dia sudah tau kalau Vanessa berada di Bali. Berjalan ke arah luar kamar mandi, dilihatlah Twins yang tengah menonton acara televisi kesukaan mereka.

"Neo, Deo," panggil Vanessa ke Twins.

Twins menoleh. "Iya mah?"

"Sebentar kali, kalian akan punya adik," ucap Vanessa.

"Mama hamil? Wahh, lihat Neo, kita akan punya adik," ucap Deo senang.

"Iya Deo, maah, kita mau adik perempuan ya, laki-laki juga tidak papa, tapi aku ingin perempuan," ucap Neo.

"Iya sayang," ucap Vanessa dan Twins pun memeluknya.

Kabar membahagiakan ini langsung Vanessa sampaikan pada seluruh keluarganya, mereka bahagia sekaligus terharu. Mama Vanessa tau pasti walau wajah Vanessa terlihat bahagia, tapi dia masih menyimpan kesedihan di dasar hatinya.

Ting tong

"Ehh itu pasti julio," ucap Silla.

"Biar aku aja yang buka kak," ucap Vanessa.

"Yaudah."

Ceklek.

"Hai kak ju--, Iqbaal?"

Pria yang dia tunggu-tunggu selama ini akhirnya datang. Iqbaal meneteskan air matanya, bukannya memeluk Vanessa, Iqbaal malah berlutut dengan menyatukan kedua tangannya. Iqbaal merasa bersalah, sangat bersalah. Vanessa yang melihat Iqbaal bersikap seperti itu merasa tidak tega, dia memegang kedua bahu Iqbaal dan perlahan Iqbaal berdiri, kedua tangannya masih menyatu.

"Maafin aku shaa," ucap Iqbaal.

Vanessa tersenyum. "Bagaimana dengan lia?" tanya Vanessa.

"Aku tidak tau, semenjak dia tau tentang pernikahan kita, dia pergi meninggalkanku, aku juga tidak tau dia pergi ke mana," jawab Iqbaal.

"Kamu mencintainya?" Tanya Vanessa.

"Engga sha, aku cuma cinta sama kamu, ini semua salah aku, aku gak kasih tau kamu tentang hal itu," jawab Iqbaal.

"Tapi kenapa? Kenapa kalian terlihat saling nyaman, bahkan aku sampai mengira kalau kau mencintainya," ucap Vanessa.

"Itu semua hanya sebagian kecil perhatian aku untuk dia, selama bertahun-tahun ini dia hanya hidup menyendiri, maka dari itu aku--"

Belum selesai Iqbaal menjelaskan semuanya, Vanessa sudah memeluk Iqbaal erat, sekarang Vanessa yang menangis, dia ikut merasa bersalah karna seketika dia meningat isi surat yang dia tulis saat itu kalau dia berharap tidak ingin lagi bertemu dengan Iqbaal.

"Aku juga salah baal," ucap Vanessa.

"Salah apa?" Tanya Iqbaal.

"Surat itu."

"Sudahlah, kamu menulisnya dengan perasaat tidak terkontrol maka dari itu kamu berani menulis kata-kata itu, aku ngerti kok," ucap Iqbaal.

"Kita akhiri salah paham ini, aku ing--"

"Belum berakhir shaa, aku takut Lia akan mencoba melakukan hal yang salah, maka dari itu aku mau bertemu dengannya untuk menjelaskan tentang ini semua," ucap Iqbaal.

Vanessa menghela napasnya.

"Its okey, kita selesaikan ini semua," ucap Vanessa tersenyum.

"Sekali lagi maafin aku ya," ucap Iqbaal dan dia kembali memeluk Vanessa.

"Kamu tau gak," bisik Vanessa.

"Apa?" tanya Iqbaal.

"Aku hamil," jawah Vanessa senang.

"WHAT!?"

Iqbaal begitu terkejutnya sampai dia melepas pelukan Vanessa. Vanessa tertawa bahagia karna melihat ekspresi wajah Iqbaal yang terkejut.

"Iya beneran," ucap Vanessa.

"Alhamdulillah yallah, aku seneng banget, aku gak nyangka banget shaa, yaampun," ucap Iqbaal.

Harapan keduanya untuk saling bertemu akhirnya terpenuhi, Iqbaal dan Vanessa merasa sangat senang di tambah lagi Iqbaal, dia langsung mendapat kejutan yang tidak dia sangka kalau Vanessa kan hamil.

Semua kondisi telah berbalik seperti semula, canda, tawa kebahagiaan mulai terlihat, tapi masih ada satu masalah yang harus Iqbaal maupun Vanessa selesaikan. Masalah Lia belum berakhir, Iqbaal tidak mau kalau Lia sampai dibuat kenapa-napa karna perkataan Iqbaal saat di cafe waktu itu.

"Papa tau gak, tadi mama muntah-muntah mulu, Neo kasihan sekali melihatnya," ucap Neo.

"Hah, benarkah itu?" Tanya Iqbaal.

"Iya pah," jawab Deo. "Oiya pah, papah selama ini kemana saja, aku dan Neo sangat merindukan papa," ucap Deo.

"Papa ada urusan sayang, kalau kalian rindu papa, peluk dong papanya," ucap Iqbaal dan Twins pun memeluk Iqbaal.

Vanessa tersenyum bahagia, akhirnya, kini dia terbebas dari pertanyaan Twins tentang Iqbaal. Saat itu Vanessa sangat bingung harus menjelaskan apa pada Twins.

"Bagaimana, kalau nanti malam kita ke pantai," ucap Iqbaal.

"Mau pah, mau, aku mau makan cumi saus padang, kata mama enak itu," ucap Deo.

Iqbaal dan Vanessa saling menatap, seketika tawa mereka pecah saat mengingat bagaimana dulu sebelum Vanessa mengandung Twins, mereka bertengkar karna berebut satu cumi saus padang.

"Hahah jadi malu kan," ucap Vanessa.

"Aduhh shaa, masa lalu menyenangkan," ucap Iqbaal.

"Haha iya, udah yuk kita ke bawah lagi, makan siang, ajak Omara baal," ucap Vanessa.

"Iya nanti aku panggilin," ucap Iqbaal.

"Baiklah, ayo Twins, kita makan sama-sama," ajak Vanessa.

"Okee mom."

****

Baikan...yeee
Bagaimana dengan Lia?
Nantikan part selanjutnya

Vote oke
Maaf kalo typo

ᴹʸ ᵈᵒˢᵉⁿ ⁱˢ ᵐʸ ʰᵘˢᵇᵃⁿᵈ {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang