Sudah hampir satu tahun gw mengenal Vanessa Gabriela, rasa kehilangan Lia jelas masih ada, tapi entah kenapa gw mulai ada rasa kepada Vanessa yang usianya lebih muda 3 tahun dari gw. Tapi Vanessa sekarang dan Vanessa yang dulu sangat beda, dia bilang gw berubah jadi nyebelin gak seseru dulu.
Tapi gw gak peduli soal itu, gw tetep bersikap selayaknya seorang Dosen ke mahasiswinya. Gw udah omongin ini semua ke keluarga gw dan keluarga gw sangat mendukung, apalagi kak Wanda, dia mau gw move on dan pikirin untuk masa depan gw.
Triiingggg
02.00 WIB
"Kok Alarmnnya jam segini si."
"Astahfirullah iya, mau sholat istikharah kan."
Demi mendapat jawaban yang sejelas-jelasnya dari yang maha kuasa, akhirnya gw memutuskan untuk sholat istikharah untuk memohon petunjuk dan jawaban. Selesai menyelesaikan itu semua, gw kembali tertidur dan berharap doa gw akan di jawab dengan datangnya sebuah mimpi.
Pukul 07.00 gw kembali terbangun dengan wajah gw yang bisa di bilang cerah dan bahagia, gw mendapat jawaban dengan datangnya mimpi, Ya, Vanessa datang ke mimpi gw, dia memberi jawaban yang membuat gw tenang. Gw langsung memberitahu soal mimpi gw ke semua keluarga gw dan mereka juga turut senang karna gw mendapat jawaban.
Kampus 14.00 WIB
Baru aja gw selesai ngajar di kelas FEB, niat gw sekarang mau nyatain perasaan gw ke Vanessa hari ini juga, detik ini juga, gw gamau sia-siain ini semua. Gw pergi menuju FSR dan mencari di mana keberadaan Vanessa.
"Vanessa," panggil gw ke dia yang sedang berjalan seorang diri.
"Yah dia lagi, ada apa pak?" Tanya Vanessa jengkel.
"Ikut saya sebentar," jawab gw.
"Laa laa laa, saya mau pulang, ihh bapaaak," tanpa menghiraukan ocehannya gw langsung menarik tangan Vanessa menuju halaman parkir FSR.
"Bapak mau apa si?" Tanya Vanessa.
"Ini emang mendadak, tapi saya mau bilang, kalau saya cinta sama kamu, dan saya mau menjadikan kamu sebagai pendamping saya," ucap gw serius, lalu Vanessa malah terdiam sebentar.
"Pak, pak, maaf ni ya, saya kan peciciland, cantik juga engga, dan satu lagi, saya ini gak perfect paaak, bapak kan perfect, bisa kali cari yang lebih cantik dari saya, hehe."
"Tapi saya maunya kamu yang jadi teman hidup saya," ucap gw dan Vanessa kembali terdiam.
"Nanti malam saya ke rumah kamu, bawa orang tua saya, saya akan lamar kamu."
"Tapi paak...."
"Sttt, kamu tidak bisa menolak Vanessa Gabriela," ucap gw dengan suara berat dan datar, agak emosi juga sedikit.
"Heheh iya pak iya gausah emosi," jawab Vanessa agak takut tapi wajahnya juga menahan tawanya. Dan entah dorongan dari mana gw langsung mengecup kening Vanessa, Vanessa kembali bungkam, terasa di bibir gw dahinya yang dingin.
"Ingat..., nanti malam saya akan ke rumah kamu ya, tunggu saya," ucap gw lalu Vanessa mengangguk.
~
"Itulah cerita bagaimana saya bertemu dengan Vanessa," ucap Iqbaal.
Seketika semuanya terdiam mereka terharu dengan yang Iqbaal ceritakan, ternyata Iqbaal mendapatkan Vanessa dengan doa di 1/3 malam. Vanessa yang mendengar itu juga langsung meneteskan air matanya lalu memeluk Iqbaal.
"Yallah sisain suami buat saya yg kaya pak Iqbaal satu aja pliss," ucap Karin.
"Saya juga Yallah," ucap Deby.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴹʸ ᵈᵒˢᵉⁿ ⁱˢ ᵐʸ ʰᵘˢᵇᵃⁿᵈ {End}
RomanceEND Katanya...nikah sama Dosen itu enak ya? Gw udah ngalamin dan ini enak banget sumpah, pokoknya best lah, gak sia-sia gw nikah sama Pak Iqbaal. Hehe ~Vanessa gabriela anak fakultas seni rupa High rank 🥇Rank 3 #universitas