3 hari kemudian.
"Emm pak, saya mau tanya, kenapa bapak bisa kecelakaan?" Tanya Vanessa setelah mengeluarkan sedotan dari dalam mulutnya.
"Owh itu, saya iseng² belajar motor, karna jalanannya agak rusak saya gak bisa seimbangin motor saya, dan gitu deh jatoh, kaki sama kepala kiri saya kena aspal jadi berdarah, langsung di bawa ke rumah sakit deh sama mama," jawab Iqbaal terkekeh.
"Lagi, kalo gak bisa yaudah, jadi membahayakan diri sendiri kan," ucap Vanessa kesal.
"Iya-iya aku khilaf," ucap Iqbaal.
"Btw bapak mau ajak saya ke mana?" Tanya Vanessa.
"Aku mau ajak kamu ke suatu tempat, kalo weekend keluarga aku selalu ke sana, tapi kali ini aku mau kita berdua aja ke sana," jawab Iqbaal.
"Suka banget bikin penasaran," ucap Vanessa.
Iqbaal mengajak Vanessa ke tempat untuk belajar menunggangi kuda, bukan hanya itu di sana juga afa banyak cafe, resto dan juga bisa berlatih panahan, Iqbaal dan keluarganya sering sekali ke sana hanya untuk refreshing saja.
Sesampainya di sana Iqbaal langsung di sambut oleh salah satu pendamping Iqbaal kalau sedang berkuda, namanya mas Haris, sebenarnya masih ada 3 orang lagi, tapi karna mereka hanya berdua, jadi harislah yang yang menemani.
Kuda kesayangan Iqbaal sudah di siapkan di area menunggang kuda, kuda putih dan tinggi itu membuat Vanessa agak ragu untuk naik, Iqbaal menarik tangan Vanessa agar lebih dekat ke arah kuda itu.
"Namanya horsie, kuda kesayangan aku," ucap Iqbaal.
"Tinggi banget pak hehe," ucap Vanessa.
"Mau naik?" Tanya Iqbaal.
"Takut," jawab Vanessa.
"Saya temenin kok," ucap Iqbaal.
"Yaudah deh," ucap Vanessa.
Iqbaal memegang kedua pinggang Vanessa agar dia bisa naik lebih mudah, entah kenapa jantung Vanessa berdegup kencang karna Iqbaal memegang pinggangnya, Vanessa sudah duduk di atas kuda itu, sekarang giliran Iqbaal yang naik, dengan mudahnya Iqbaal naik ke atas dan duduk di belakang Vanessa. Posisi mereka begitu dekat, rasanya Vanessa seperti di peluk Iqbaal dari belakang, tapi itu memang kenyataannya.
"Kita mulai ya, rileks aja sha, kan ada saya," ucap Iqbaal lalu memegang tali kendali.
"Iya pak," ucap Vanessa.
Kuda berjalan pelan, tangan kanan Iqbaal di gunakan untuk memegang tali kendali sementara tangan kirinya dia lingkarkan di perut Vanessa, Vanessa agak lumayan nyaman karna rasa gugupnya tidak terlalu menjadi karna dia sangat merasa aman dijaga oleh Iqbaal.
"Bapak udah mahir naik kuda?" Tanya Vanessa.
"Lumayan, deh, tapi saya gak pernah senyaman ini kalau naik kuda," ucap Iqbaal terkekeh.
"Maksudnya?" Tanya balik Vanessa.
"Ya beda aja kan ada kamu yang bikin nyaman," jawab Iqbaal.
"Apasi pak, udah deh mending fokus aja," ucap Vanessa ikut terkekeh.
"Love you," ucap Iqbaal di telinga Vanessa membuat pipinya memerah seketika.
"Kok diem aja, jawab dong," ucap Iqbaal, Vanessa malah menggeleng.
"Gamau malu," ucap Vanessa.
"Hmm yaudah deh."
Selesai menunggang kuda, Iqbaal dan Vanessa pergi sebentar ke salah satu resto di sana, mereka makan cukup banyak. Selesai makan Iqbaal kembali mengajak Vanessa ke butik pakaian pengantin, di sana para keluarga sudah menunggu termasuk keluarga Vanessa.
"Hai shaa," Sapa Chelsea.
"Hai juga kak," ucap Vanessa.
"Oiya, itu sudah ada beberapa pakaian terbaik yang udah dipilih khusus buat kalian, kalo mau liat di ruangan itu ya," ujar Nia.
"Oke mah."
Iqbaal menarik tangan Vanessa memasuki ruangan itu, dilihatlah mereka 4 pasang pakaian pernikahan yang begitu bagus dan desainnya sangat elegan, Vanessa begitu antusias melihat semuanya, Iqbaal juga sama, dia tidak menyangka bahwa hari yang waktu itu gagal bersama Lia tapi terjadi lagi oleh Vanessa.
"Bagus banget pak," ucap Vanessa.
"Iya sha, jadinya mau yg mana?" Tanya Iqbaal.
"Nanti dulu deh, aku mau liat gaun yang di sana," ucap Vanessa lalu Iqbaal mengikutinya.
"Waaw bagus banget, tapi aku sampe gak ya ambilnya," ucap Vanessa saat melihat sebuah gaun yg bagus tapi sayangnya lemarinya cukup tinggi. Vanessa mencoba berjinjit tapi dia masih tidak sampai, akhirnya Iqbaal yang membantunya, tangan Iqbaal masih ada di atas begitu juga tangan Vanessa, Vanessa menoleh ke arah Iqbaal yang berada di belakangnya.
Iqbaal tidak bisa di tatap lama oleh Vanessa, Iqbaal langsung menurunkan tangan Vanessa dari atas lalu membalikan posisinya agar Vanessa menghadapnya, Vanessa malah terkejut, dia memegang pinggiran lemari di belakangnya.
"Bapak mau ap, mphhh," tanpa izin tanpa aba-aba Iqbaal langsung melumat bibir yang sekarang menjadi candunya itu, tangan yang tadinya memegang pinggiran lemari sekarang telah mengalung di leher Iqbaal.
Decakan lidah memenuhi satu ruangan yang kedap suara ini, mereka tidak sadar bahwa pintu ruangan itu perlahan terbuka, menampilkan Wanda dengan ekspresi terkejutnya saat melihat adegan di depannya ini.
"Ekhemm," Wanda yang berdeham sambil tertawa kecil.
Iqbaal yang terkejur langsung melepas tautannya, sementara Vanessa menyembunyikan wajahnya di pelukan Iqbaal karna dia benar-benar malu.
"Ck, ck, ck, belum halal yaampun, sabar apa baal," ledek Wanda.
"Ihh lagi ngapain si, ganggu aja," ucap Iqbaal.
"Iya-iya kakak keluar, jangan di lanjutin, belum halal," ucap Wanda terkekeh.
Wanda keluar dari ruangan dan menutup kembali pintunya, Vanessa melepas pelukan Iqbaal lalu mereka menyatukan kedua kening mereka dan tertawa karna kejadian ini sungguh membuat mereka malu dan salah tingkah.
~~~~~~~
Hallo, gimana² next gak?
Votee ya guys
Maaf kalo typo
Makasih yang udah baca, Vote dan komen
😊
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴹʸ ᵈᵒˢᵉⁿ ⁱˢ ᵐʸ ʰᵘˢᵇᵃⁿᵈ {End}
RomanceEND Katanya...nikah sama Dosen itu enak ya? Gw udah ngalamin dan ini enak banget sumpah, pokoknya best lah, gak sia-sia gw nikah sama Pak Iqbaal. Hehe ~Vanessa gabriela anak fakultas seni rupa High rank 🥇Rank 3 #universitas