"Deby, waaa akhirnya sketsa gw rapih dong," ucap Vanessa ke Deby yang masih mengantuk.
"Aaa shaa, lu jangan bacot dulu aah, gw ngantuk, gw selesai kerjain sketsa jam lima tadi, mana kelasnya jam 7, gw cuma tidur satu jam," ucap Deby lemas.
"Guys...hae, aku back," ucap karin yang baru masuk.
"Kemana aja lu kemarin?" Tanya Vanessa.
"Hehe biasa, mencari inspirasi bersama orang terkasih," ucap Karin lalu mendapat lemparan buntalan kertas dari Deby.
"Besok pameran, udah pada siap belum, nanti kita sampe sore di sini ya," ucap Haikal salah satu mahasiswa di kelas seni ini.
"Iya siapin aja, gw mau tidurr jangan bacot pliss," ucap Deby lalu satu kelas terdiam, karna mereka tau bila Deby marah bisa-bisa dia tidak mau ikut pameran, ya Deby lah yang paling penting bila ada pameran karna dia mampu bertransaksi dengan baik, jadi rata-rata lukisan terjual banyak bila yang memimpin pameran itu Deby.
"Anak akutansi salah masuk fakultas ya gitu dah pinternya jualan,"ledek Karin ke Deby.
"Sekali lagi ngomong gw bunuh lu rin."
"Iii serem haha."
Karna Dosen tau esok hari ada pameran dari fakultas seni rupa, jadi para Dosen hanya mengajar tentang Teori seni rupa, banyak dari mahasiswa dan mahasiswi yang mengantuk, tidak terkecuali Vanessa dia sangat antusias sementara Deby sudah pulas dan mungkin dia sudah mencapai alam mimpinya.
Teori selesai pukul 10.00, waktunya pulang, tapi tidak dengan mereka semua, kali ini waktunya pergi ke taman fakultas seni untuk mempersiapkan segalanya untuk pameran besok, Vanessa dan Karin masih berusaha membangunkan Deby yang tidurnya benar-benar pulas ini.
"Kebooo, bangun sayang..." ucap Karin terkekeh.
"Tai, gw jijiq," ucap Deby yang akhirnya bangun.
"Nah gitu dong sayang," ucap Vanessa yang ikut-ikutan seperti Deby.
"Shaa, lu udah mau kawin, pliss deh jangan ikutin si karin," ucap Deby.
"Haha iya besplen akohh," ucaap Vanessa.
"Sha, lukisan lu tuh...udah gw bawain," ucap Fauzan salah satu Bansur Vanessa.
"Makasih paUjan..."
"Udah lets go gaiss, kita ke taman," ucap Karin lalu menarik tangan Vanessa dan Deby bersamaan.
Di taman sudah banyak anak fakultas seni dari para Junior hingga para Senior bergabung menjadi satu seakan tidak ada rasa canggung antara meŕeka semua, tepat di depan lukisan Vanessa, Iqbaal berdiri sambil melihat ke arah lukisan yang Vanessa buat.
"Calon lu ngapain sha?" Tanya karin.
"Gatau, dahlah birain," ucap Vanessa lalu pergi menghampiri lukisannya.
"Hai bapak, cincinnya masih nyangkut kan hehe," ucap Vanessa terkekeh.
"Masih dong, ini," ucap Iqbaal lalu menunjukan jarinya dan tersenyum manis ke arah Vanessa.
"Pliss deh pak, senyum bapak bikin saya diabetes tau gak," ledek Vanessa ke Iqbaal membuat Iqbaal tertawa kecil.
"Mujinya gausah berlebihan...saya emang ganteng baru tau kamu."
"Dih pede ya anda, dahlah saya mau ngelukis dulu," ucap Vanessa lalu Iqbaal mengangguk.
Saat Vanessa mulai melukis datanglah Fauzan yang biasanya dia membantu Vanessa untuk memegangi paletnya, saat melihat Fauzan yang begitu akrab dengan Vanessa, hati Iqbaal langsung merasa panas, Iqbaal menghentakan kakinya lalu pergi meninggalkan Vanessa.
"Ngapa kali dia," ucap Vanessa bingung.
"Lu ada hubungan apa si sama pak Iqbaal?" Tanya Fauzan.
"Kaga ada apa-apa," jawab Vanessa gugup.
"Padahal dia Dosen fakultas Ekonomi ya, kenapa sering ke fakultas seni, kadang aneh gw," ucap Fauzan.
"Biarin apa terserah orang," ucap Vanessa nyolot membuat Fauzan terdiam.
Vanessa terus menggoreskan cat di atas kanvas, sementara itu terdengar suara Deby yang sibuk berbincang dengan senior nya, dia sibuk mengatur harga yang untuk lukisan, dan barang-barang lainnya.
"Weeey, salah warna," ucap Vanessa.
"Itu udah bagus anjir," ucap Fauzan.
"Bagus MBAHMU," ucap Vanessa lalu memeperkan warna ke pipi Fauzan lalu tertawa.
"Ihh sumpah kemarin baju sekarang pipi," ucap Fauzan.
"Deby tolongin gueee," Teriak Vanessa sambil tertawa.
"Aah ogah ah, sayang-sayang baju gw kena cat nanti," sahut Deby.
"Aaa gak solid lu, Ujan anjir jangan di rambut gw."
Vanessa bermain kejar-kejaran bersama Fauzan, mahasiswa dan mahasiswi yang lain tidak peduli dengan mereka karna mereka tau, Vanessa dan Fauzan hanya sebatas teman biasa, tapi dari lantai 2, Iqbaal melihat Vanessa yang berkejar-kejaran dengan Fauzan langsung merasa cemburu, bisa-bisanya Vanessa melakukan ini tanpa tahu perasaan Iqbaal seperti apa.
Mereka baru selesai menyelesaikan semuanya pukul 17.00, lagi-lagi baju dan rambut Vanessa sudah terkena berbagai macam warna cat. Di dekat parkiran Vanessa sedang memuka App ReadyJek untuk memesan ojek Online, tapi tiba-tiba Iqbaal datang.
"Pulang bareng sama saya," ucap Iqbaal datar.
"Dih kok mendadak, gamau ah, saya udah pesan ojek," ucap Vanessa.
Tanpa aba-aba atau Izin, Iqbaal langusng mengendong Vanessa ala bridal style, untung saja tidak ada mahasiswi dan mahasiswa di sini, Iqbaal membuka pintu mobil lalu memasukan Vanessa ke dalamya.
"Bapak nyebelin deh ah," ucap Vanessa, sementara Iqbaal beralih dan masuk ke dalam mobil lewat pintu kursi kemudi.
"Kamu udah bikin saya cemburu," ucap Iqbaal.
"Hahh, cemburu?, sama siapa saya gak punya pacar," ucap Vanessa sambil tertawa ngakak.
Iqbaal berdecak kesal.
"Tadi yg main lari-larian sama kamu itu pacar kan?" Tanya Iqbaal.
"Kalo iya kenapa?" Tanya Vanessa terkekeh.
"Saya gak suka kamu deket-deket sama laki-laki lain seperti saya, kamu tau kan kita sebentar lagi menikah, dan saya gamau kamu selingkuh LIAAA!"
"Li-Lia siapa?, namaku Vanessa pak," ucap vanessa gugup karna Iqbaal membentaknya.
Iqbaal malah terdiam dan tidak tau harus bicara apa lagi, Iqbaal malah menyalakan mobilnya lalu melaju pergi tanpa menjawab pertanyaan Vanessa, Vanessa terdiam dan memikirkan seuatu, apakah Iqbaal selingkuh, lalu siapa itu Lia?
~~~~~~~~~~
Kira-kira siapa Lia?
Vote and komen ya guys
Makasih yang udah baca, vote, komen.
Maaf kalo typo...
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴹʸ ᵈᵒˢᵉⁿ ⁱˢ ᵐʸ ʰᵘˢᵇᵃⁿᵈ {End}
Roman d'amourEND Katanya...nikah sama Dosen itu enak ya? Gw udah ngalamin dan ini enak banget sumpah, pokoknya best lah, gak sia-sia gw nikah sama Pak Iqbaal. Hehe ~Vanessa gabriela anak fakultas seni rupa High rank 🥇Rank 3 #universitas