Bertahun-tahun yang lalu, Iqbaal mengira sebagian hidupnya telah menghilang untuk selamanya. Tapi hari ini sebagian hidupnya telah kembali. Lia, wanita yang sangat Iqbaal cintai kini telah kembali ke pelukannya. Air mata haru dan bahagia kini menetes membasahi pipi keduanya.
Pelukan yang sangat Lia rindukan kini dia bisa kembali merasakannya. Dalam keadaan itu Iqbaal sama sekali tidak memikirkan soal Vanessa. Yang ada di pikirannya saat ini adalah bagaimana Lia bisa kembali hidup.
"Liaa, aku tidak mengira ini, kau kembali, bagaimana bisa?" tanya Iqbaal.
"Aku mau menaruh barangku sebentar, nanti aku akan ceritakan di taman," jawab Lia.
Iqbaal mengagguk.
Taman hotel.
"Jadi bertahun-tahun lalu aku divonis oleh dokter mempunyai penyakit Hemofilia, yaitu di mana darah aku tidak bisa membeku secara baik. aku tidak mau memberi tau dirimu soal itu. Setiap aku izin sekolah atau kuliah sebenarnya aku tengah di rumah sakit. Sampai suatu hari, kedua orang tua angkatku tidak mau lagi mengurus diriku, aku di usir dari rumah, dan kematianku saat itu di palsukan, orang yang di masukan ke dalam liang lahat itu bukan aku, tapi itu pasien rumah sakit yang tidak ada identitasnya," cerita Lia.
"Kenapa kau tidak cerita Lia, saat itu aku benar-benar hancur, aku menyaksikan pemakamanmu sendiri padahal pernikahan kita akan terlaksana 1 minggu setelahnya," ucap Iqbaal.
"Aku minta maaf, aku gamau kamu tau ini, tapi sekarang takdir mempertemukan kita lagi, aku senang sekali," ucap Lia.
Drtt
Drtt
(Vanessa is calling)Deg
"Vanessa?" Tanya Iqbaal pada diri sendiri.
"Kenapa baal?" Tanya Lia.
"Aahh ini ada telepon, aku angkat dulu sebentar," jawab Iqbaal.
"Iya silahkan."
Terhubung.
"Iqbaal...kamu kemana si, gelap tau."
"Iya-iya aku lagi keliling hotel, sebentar lagi aku kembali lagi."
"Cepetaaaan."
"Iyaa shaaa."
Vanessa merasa sangat takut karna ketika dia bangun untuk buang air, semua lampu padam dan menjadi gelap gulita. Dia juga tidak menemukan Iqbaal di sisinya maupun di Toilet, langsung saja dia membuka ponselnya dan menelpon Iqbaal.
Lima menit kemudian, Iqbaal datang dan semua lampu menyala karna kartu telah di masukan kembali ke dalam tempatnya. Vanessa melihat Iqbaal dengan tatapan curiga, Iqbaal yang sadar Vanessa mungkin curiga padanya mulai berpikir, apa yang harus dia jadikan alasan.
"Kemana tadi?" Tanya Vanessa.
"Jalan-jalan aja liat hotelnya," jawab Iqbaal bohong.
"Oohh, yaudah."
Iqbaal lega bukan main, dia terduduk di pinggir kasur, entah kenapa pikirannya sekarang menjurus ke arah Lia, senyuman, tawa, dan pelukan hangatnya membuat Iqbaal merasa sangat damai. Sementara di dalam Toilet Vanessa merasa sangat aneh, Iqbaal bilang dia hanya sekedar keliling hotel, tapi entah kenapa di bagian pundak kaosnya ada sehelai rambut. Vanessa cepat-cepat menghilangkan Negative Thinkingnya pada Iqbaal karna tidak mungkin Iqbaal berani menduakannya.
****
Pagi hari yang cerah, sinar matahari bahkan sampai menembus kaca hotel kamar Iqbaal dan Vanessa. Malam yang seharusnya mereka gunakan untuk istirahat malah mereka gunakan untuk melakukan hal yang Iqbaal inginkan selama ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/234640255-288-k416427.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴹʸ ᵈᵒˢᵉⁿ ⁱˢ ᵐʸ ʰᵘˢᵇᵃⁿᵈ {End}
RomanceEND Katanya...nikah sama Dosen itu enak ya? Gw udah ngalamin dan ini enak banget sumpah, pokoknya best lah, gak sia-sia gw nikah sama Pak Iqbaal. Hehe ~Vanessa gabriela anak fakultas seni rupa High rank 🥇Rank 3 #universitas