Iqbaal birthday

8.7K 428 9
                                    

06.00 WIB

Pagi yang beda menurut Iqbaal di mana biasanya dia dibangunkan oleh bungi Alarm, kali ini berbeda, Vanessa lah yang membangunkannya dengan cara menciumi seluruh wajahnya berkali-kali, Iqbaal bingung ada apa dengan Vanessa?, apakah moodnya sudah naik pagi ini?

"Shaa, apasi," ucap Iqbaal lalu membuka matanya, dilihatlah Vanessa yang sedang menatapnya dengan senyum masinya itu.

"Happy berojol bapak," ucap Vanessa terkekeh.

"Haha, happy berojol, ada-ada aja kamu mah," Iqbaal tertawa kecil.

"Yaudah yang beneran ya, Selamat ulang tahun untuk My husband yang tercinta, tersayang, terganteng, tersegala-galanya, semoga makin cinta sama aku, makin sayang sama aku dan makin banyak duitnya heheh, love you beb," ucap Vanessa lalu mencium pipi Iqbaal lagi.

"Makasih sayang, masa cium pipi doang si," ucap Iqbaal.

"Hehe, gamau di sini, gabisa," ucap Vanessa sambil menunjuk bibir Iqbaal.

"Gabisa?, udah sering juga, yaudah sekarang aku ajarin," ucap Iqbaal dia langsung bangkit dan sekarang malah Vanessa yang berada di bawah Iqbaal.

"Ihh dia mah kebiasaan, tanpa izin," ucap Vanessa.

"Yaudah maaf, mau aku ajarin gak?" Tanya Iqbaal.

Vanessa menggeleng.

"Yaudah sana pergi," usir Iqbaal dengan wajah kesalnya.

"Hatimu terbuat dari apakah?, diajak bercanda aja gak bisa yaampun," ucap Vanessa terkekeh.

"Dari lilin, beku kalau sedang marah, cair kalo sedang bahagia," ucap Iqbaal.

Vanessa tertawa ngakak karna mendengar perkataan Iqbaal yang baginya tidak jelas itu, Iqbaal menatap Vanessa sinis tapi dia juga gemas karna Vanessa tertawa lepas, Iqbaal menatap terus Vanessa dan perlahan tawa Vanessa terhenti, dia juga ikut menatap Iqbaal, di saat itu juga Iqbaal langsung melumat bibir Vanessa lembut.

"Mphh..."

"Berikan aku hadiah pagi ini sayang," ucap Iqbaal.

"Hahhh?" Tañya Vanessa di sela-sela kegiatannya itu.

"Aku mau kamu," ucap Iqbaal lalu melepas ciumannya.

"Ihh jangan sekarang," ucap Vanessa.

"Kenapa?" Tanya Iqbaal.

"Dikit lagi tukang sayur keliling lewat, aku mau belanja," ucap Vanessa.

"Kan ada bibi Tari," ucap Iqbaal.

"Gamau, aku mau beli cumi asin, kamu juga suka mau kan cumi asin?" Tanya Vanessa.

"Ya mau, tapi aku mau kamu shaa," ucap Iqbaal.

"Bisa nanti kan," ucap Vanessa terkekeh.

"Tapi kan nanti kita mau ke puncak," ucap Iqbaal.

"Yaudah berarti kapan-kapan hehehehe," ucap Vanessa turun dari kasur dan dia langsung berlari keluar kamar.

"Aaaaaa Vanessaaaaa," rengek Iqbaal seperti anak kecil.

~

Iqbaal (POV)

My birthday ke 27, makin tua aja gw, pagi ini gw sibukan dengan bermain alat musik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

My birthday ke 27, makin tua aja gw, pagi ini gw sibukan dengan bermain alat musik. Ya gw emang dosen Ekonomi Bisnis, tapi kesukaan gw terhadap musik dan alat musik tidak bisa hilang begitu saja. Gw sering ke fakultas seni bukan hanya untuk bertemu sasha doang tapi gw juga mampir ke ruang Audio hanya untuk bermain musik dengan salah satu teman Dosen gw bernama Omar.

Tadi Vanessa sudah memberi gw asupan pagi, tapi gw belum puas sama sekali, and now dia lagi di bawah, gw liat dari atas Vanessa sedang berdiri sambil memeluk gerbang putih katanya si mau nunggu tukang sayur yang kadang sering mangkal di depan rumah sampe jam tujuh.

Gw nunggu Vanessa sampai selesai belanja dengan terus bermain musik dan menyanyi juga, tak lama kemudian ada tangan seseorang yang memainkan rambut gw lalu menyingkirkan poni rambut agar tidak terlalu menutup mata gw, Vanessa memeluk gw dari belakang dan dia juga ikut menyanyi lagu yang gw bawakan.

"Mandi," suruh Vanessa.

"Gak ah," ucap gw.

"Diii, yaudah aku mau masak dulu ya," ucap Vanessa.

"Ihh temenin aku dulu apa, kan ada asisten, aku sengaja manggil banyak asisten biar kamu bisa ada waktu berdua trus sama aku," ucap gw.

"Iya tau, tapi..."

"Shaa..."

"Hmm iya aku nurut, sekarang aku harus ngapain di sini?" Tanya Vanessa.

"Duduk sini," gw menepuk paha gw agar Vanessa duduk di atasnya, dia langsung duduk di atas dan mengalungkan tangannya di leher gw.

"Udah," ucap Vanessa tersenyum.

"Ah kan lupa mau ngomong apa, senyuman kamu membuat aku lupa segalanya."

Vanessa mendengus kesal.

"Dahlah males, bucin mulu kamu mah, mending bantuin aku masak," ucap Vanessa.

"Boleh, tapi aku duduk aja ya," ucap gw terkekeh.

"Sama aja gak bantuin," ucap Vanessa mengacak² rambut gw. Dan gw tertawa.

~~~~~

10.00 WIB

"Ku yakin kaulah jawaban, Disetiap pintaku, Walau..., Ku belum tau namamu, Bisikan di sujudku, Di Sepertiga Malam ku, Untuk kehadiranmu sempurnakan imanku", (rey Mbayang-di sepertiga Malam) Iqbaal yang bernyanyi mengikuti irama lagu yang dia setel sambil terus memegang tangan Vanessa.

Iqbaal dan Vanessa sedang perjalanan menuju puncak, sebenarnya mereka di dalam mobil berenam, yaitu Iqbaal, Vanessa, Karin, Deby, Nichol dan Fauzan, untung saja mereka berempat sedang tertidur pulas, jadi mereka tidak tahu apa yang di lalukan oleh Iqbaal dan Vanessa di depan.

"Masih lama gak si?" Tanya Karin yang terbangun.

"Dikit lagi," jawab Vanessa.

"Oke dah," ucap Karin.

Sesampainya di Villa mereka semua langsung turun sambil mengeret koper masing-masing, masuk ke dalam Villa mereka di sambut oleh salah satu pemandu yang bertugas untuk menjelaskan tentang Villa ini ke mereka, perjalanan cukup melelahkan, mereka santai terlebih dahulu dengan berkumpul bersama di ruang tv yang cukup besar, di meja banyak sekali makanan itu juga Vanessa yang membawanya untuk para temannya yang tidak modal ini.

"Ooya BTW pak Iqbaal ultah ya, HBD ya bapak, semoga jadi suami yang baik buat temen saya yang kurang baik," ucap Karin terkekeh.

"Iya HBD juga pak Iqbaal," ucap Nichol dan Fauzan bersamaan.

"Makasih-makasih," ucap Iqbaal.

"Nah sekarang kan ada pak Iqbaal nih, ayo dong pak cerita, bagaimana kisah bapak bertemu dengan sasha," ucap Deby terkekeh.

"Aah panjang ceritanya," ucap Iqbaal.

"Gak papa pak, kan kita pengen tau, bagaimana bisa temen kita yang pecicilan ini bisa ketemu dan menikah sama bapak," ucap Nichol lalu dia mendapat lemparan bantal sofa dari Vanessa.

"Hmm, sebenernya Vanessa itu jawaban dari sholat istikarah dan doa di sepertiga malam saya," ucap Iqbaal tersenyum, Vanessa malah langsung terkejut mendengarnya.

"Aaasiiikkkkk," sorak semuanya sambil bertepuk tangan. Sementara Iqbaal dan Vanessa salting di buat mereka.

"Gimana pak ceritanya coba ceritain," ucap Deby.

"Jadi gini....."

~~~~~~~~

Gantung check:v
Vote ya guys
Maaf kalo typo
Makasih yang udah baca, vote, komen👌😊
Tunggu part selanjutnya.

ᴹʸ ᵈᵒˢᵉⁿ ⁱˢ ᵐʸ ʰᵘˢᵇᵃⁿᵈ {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang