He Comback

5.4K 320 5
                                    

Catatan demi catatan pengeluaran modal telah selesai Vanessa kerjakan, dia membuka pintu ruangannya, terlihat Deby dan Fauzan yang masih sibuk mengepack baju tie dye pesanan online, kembali ke luar di mana semua barang sedang di rapikan oleh Nichol dan salah satu juniornya siapa lagi kalau bukan angga.

"Mau kemana sha?" Tanya Nichol.

"Mau ke cafe dulu laper," jawab Vanessa.

"Temenin gak?" Tanya Nichol.

"Gausah," jawab Vanessa.

Hari ini di mana hari yang menurut Vanessa sangat hampa, Iqbaal sudah berangkat ke Ausie tadi pagi sementara dia tidak diizinkan ikut karna usia kadungannya yang masih belum kuat. Sekarang usianya baru satu bulan, sementara dokter baru mengizinkan Vanessa menyusuk ke Ausie saat usia kandungannya sudah 3 bulan.

"Han,biasa ya," ucap Vanessa ke karyawan cafe yang bernama Hani.

"Siap kakak," ucap Hani.

Kembali termenung dan memikirkan apakah Iqbaal sudah sampai di Ausie atau belum, kabar tidak ada, Vanessa sangat berharap ada nontifikasi pesan atau email dari Iqbaal, tapi nyatanya tidak, sampai makanan dan minumannya habis pun Iqbaal belum juga mengabarinya.

"Shaa, kampus yuk," ajak Deby.

"Dih ngapain lu ke kampus, udah lulus," ucap Vanessa.

Deby berdecak kesal.

"Bu rani, pesen hoodie tie dye," ucap Deby.

"Owh, oke ayo," ucap Vanessa.

Deby dan Vanessa berjalan terlebih dahulu ke parkiran sebrang, kali ini mereka naik motor milik Fauzan karna hari ini Deby tidak bawa mobil, Vanessa memakai masker dan helm sementar Deby hanya helm saja.

"By, gw kangen suami gw," ucap Vanessa.

"Emang udah sampe?" Tanya Deby.

"Gatau, katanya si penerbangannya enam jam lima puluh menit," jawab Vanessa.

"Yaudah jam abis zuhur juga sampe," ucap Deby.

"Aaah tapi gw kangennya sekarang, lu ngerti gak si," ucap Vanessa lagi.

Deby terdiam dan mengabaikan Vanessa yang masih asik becerita panjang lebar, sesampainya di kampus banyak mahasiswa dan mahasiswi yang menyapa Deby dan Vanessa dengan ramah, Vanessa dan Deby juga menyapa mereka, sementara Deby masuk ke ruangan bu Rani, Vanessa malah lebih memilih untuk menunggunya di ruangan Iqbaal.

Drtt
Drtt
(Iqbaal is Calling)

"Hallo sayang..."

"Kemana aja si, aku tungguin juga, gak nelpon-nelpon."

"Yaampun jangan marah dong."

"Tapi kaan ak...."

Terputus.

"Ihh kok di matiin si, kesel aaah kesell,"ucap Vanessa kesal karna Iqbaal tiba-tiba mematikan sambungan teleponnya, air mata Vanessa menetes, menurutnya Iqbaal sangat tega.

Masih dengan tangisnya, Vanessa terus menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, tak lama kemudian pintu ruangan terbuka, Vanessa masih tidak perduli pasti itu Deby yang baru selesai bertransaksi dengan bu rani. Vanessa merasakan Deby memeluknya.

"Udah By, gw lagi mau sendiri," ucap Vanessa, bukan hanya memeluknua Entah kenapa Deby berani melakukan ini yaitu mencium kepala Vanessa.

"Deby anjir, gak nyangka gw lo ka...ya..."

"Haaii," sapa orang di depannya yang ternyata bukan Deby.

"Iqbaal?" Ucap Vanessa bingung.

Iqbaal mengangguk senang.

"Aku gak mimpi kan?" Tanya Vanessa.

Cup.

"Gak mimpi kan," ucap Iqbaal sehabis mencium bibir Vanessa sekilas.

Senyum Vanessa merekah karna ini benar tidak hanya mimpi, Iqbaal kembali dan tidak jadi berangkat ke Ausie, Vanessa langsung memeluk erat Iqbaal karna kebahagiannya telah kembali, rasa khawatir Vanessa mulai hilang sepenuhnya.

"Kamu kenapa pulang, kan gak boleh?" Tanya Vanessa.

"Boleh aja, asal aku mencintaimu, assiik kaya dilan," ucap Iqbaal sambil tertawa.

"Serius...jangan karna gara-gara aku kamu malah batalin pendidikan kamu," ucap Vanessa.

"Iya ini semua karna kamu, aku gak mau kamu menderita selama berbulan-bulan karna aku tidak ada di sampingmu," ucap Iqbaal.

"Eemmm kan aku jadi merasa bersalah," ucap Vanessa.

"Engga shaa, gini deh, rencana aku, setelah kamu melahirkan, kita sama-sama lanjutin pendidikan, kamu S2 aku S3," ucap Iqbaal.

"Tapi anak kita gimana?" Tanya Vanessa.

"Kan banyak baby sitter, tinggal sewa," ucap Iqbaal.

"Gak gitu, aku mau jadi ibu yang baik buat mereka, aku gamau mereka kekurangan kasih sayang," ucap Vanessa.

"Mereka, emang kembar?" Tanya Iqbaal.

"Nebak-nebak aja hehe siapa tau benar," ucap Vanessa terkekeh.

"Aamiin sayang, ya sudah nanti kamu pikirkan lagi, tapi aku harap kita bisa melanjutkan pendidikan bareng ya," ucap Iqbaal lalu mengecup kening Vanessa lembut dan dia memeluknya kembali.

Ceklekk

"Shaa, laah ada pak Iqbaal," ucap Deby terkejut.

"Iya, saya tidak jadi ke Ausie," ucap Iqbaal.

"Owh tadi sasha ribut aja tuh gak dapet kabar pak," ucap Deby.

"Sttt diem," ucap Vanessa.

"Laah bener kan," ucap Deby.

"Hahaha iya gapapa kok, kalian mau lanjut ke Galeri?" Tanya Iqbaal.

"Saya sih iya pak, gak tau si sasha mah, mau ke galeri gak?" Tanya Deby.

Vanessa menggeleng.

"Oke dah, saya pergi Assalamualaikum."

"Waalaikum salam," ucap Iqbaal dan Vanessa bersamaan.

"Cek kandungan yuk," ajak Iqbaal.

"Ayo aja, abis itu jajan ya," ucap Vanessa.

"Iya sayang," ucap Iqbaal terkekeh dan mereka bangkit dari duduk mereka lalu keluar dari ruangan.

~~~~~~~

Hai semua
Maaf ya baru up
Vote oke
Maaf kalo typo

ᴹʸ ᵈᵒˢᵉⁿ ⁱˢ ᵐʸ ʰᵘˢᵇᵃⁿᵈ {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang