Persalinan

7.2K 299 33
                                    

"Aaakhhhhsss, Iqbaal tolongin aku," pekik Vanessa.

"Yaampun nyonya, pelan-pelan Nyonya."

"Iqbaal mana bi?" Tanya Vanessa.

"Tuan belum pulang Nyonya," jawabnya. "Paak Wisnu, tolong pak, Nyonya Vanessa mau melahirkan sepertinya," ucap Bi Cici.

"Ayo bi cepat, saya sudah siapkan mobilnya," ucap pak Wisnu.

Karna ketuban sudah pecah saat di rumah tadi, Vanessa segera di bawa ke rumah sakit terdekat, tidak butuh waktu lama, akhirnya sampailah Vanessa di rumah sakit. Pak Wisnu dan Bi Cici membatu mempapah Vanessa ke dalam rumah sakit. Para perawat yang melihat itu pun langsung cepat membantu Vanessa.

"Tolong ya Dok, ketubannya sudah pecah tadi," ucap Bi Cici.

"Iya bu akan saya usahakan," ucap perawat itu.

Pak Wisnu mengambil ponsel miliknya dia melepon Iqba yang masih berada di kantor untuk memberitahu tentang kabar ini. Nihil, tidak ada jawaban sama sekali, Iqbaal tidak kunjung mengangkat telepon miliknya, karna tidak mau menunggu terlalu lama, Pak Wisnu memutuskan untuk ke kantor Iqbaal langsung sementara Bi cici di sini untuk menunggu Vanessa.

Ceklek

"Apa ada suaminya?" Tanya Dokter yang keluar dari ruang bersalin.

"Suaminya masih di kantor dok," jawab Bi Cici.

"Pasien sejak tadi menyebut suamimya, dia mau suaminya ada di sampingnya," ucap Dokter.

"Yaampun, gimana ya Dok," ucap Bi Cici panik.

"Saya tunggu sepuluh menit bu, kalau suaminya belum datang juga, kami akan melakukan persalinan, karna pasien sudah mulai kontraksi," ucap Dokter.

"Baik Dok."

Pak Wisnu sudah memasuki kantor, dia berjalan menuju ruang Resepsionis untuk menanyakan di mana keberadaan Iqbaal. Benar saja dugaannya, Iqbaal tengah melakukan meeting bersama klien-kliennya.

"Bisa tolong panggil, ini penting sekali," ucap pak Wisnu.

"Sebentar, saya akan coba ke atas."

"Baik Mba."

Tidak lama kemudian Resepsionis itu telah kembali, dia menggelengkan kepalanya, Pak Wisnu menghela napasnya, sudah ada beberapa telepon dari Bi Cici bahwa Vanessa akan melakukan persalinan sepuluh menit lagi.

"Pak Iqbaalnya tidak bisa di ganggu karna meeting itu sangat penting," ucap Resepsionis.

"Hmm, terimakasih ya Mba, oh ya, kalau pak Iqbaal sudah selesai meeting tolong bilang ke dia, istrinya mau melahirkan," ucap Pak Wisnu.

"Baik Pak."

Drtt
Drtt

"Mama, cepat ke rumah sakit mah, sasha mau melahirkan, aku sama twins sudah ada di rumah sakit."

"Hah, yaampun, tungguin mama Jul, mama segera ke sana sama papa."

"Oke mah, Julio tunggu."

Terputus.

Julio, kakak Vanessa yang kedua, dia baru saja sampai di rumah sakit bersama dengan Twins. Rencana Julio untuk mengajak Vanessa membeli stroller bayi batal karena Sesampainya dia di rumah Vanessa tiba-tiba Twins memberi tahu Julio kalau Vanessa akan melahirkan dan sudah di bawa ke rumah sakit.

"Uncle, Mama gak kenapa-napa kan?" Tanya Neo.

"Engga Neo, berdoa aja ya, semoga mama baik-baik aja," ucap Julio.

"Ini sudah lebih dari sepuluh menit Persalinan akan segera kami mulai, semua keluarga tidak di perbolehkan masuk," ucap Dokter.

"Lakukan yang terbaik dok," ucap Julio.

Ruang bersalin.

"Ibu Vanessa, kita akan mulai persalinannya ya," ucap Dokter.

"Suami saya mana dok?" Tanya Vanessa.

"Dia belum datang, kita tidak bisa menunggu lagi."

Vanessa menghela napas, dia mau Iqbaal ada di sampingnya, tapi sayangnya Iqbaal sibuk sampai tidak bisa di hubungi. Mau tidak mau, akhirnya Vanessa memutuskan untuk melakukan persalinan tanpa Iqbaal.

"Rireks bu, tarik napas lalu hembuskan perlahan," ucap Dokter itu.

Vanessa mulai mengejan, dia berteriak begitu kecang, kedua tangannya memegang besi pembatas kasur rumah sakit, air mata perlahan turun membasahi pipinya.

"Iqbaaaaaaaall...."

Praangg

"Are you okay sir?"

Perasaan aneh tengah Iqbaal rasakan, dia tidak tau apa yang terjadi, fokusnya tiba-tiba hilang, semua kata-kata yang ingin dia sampaikan ke para kliennya hilang begitu saja. Sampai akhrinya dia melihat ponselnya berdering, tertera nama Julio kakak Vanessa di sana.

"I want to pick up the phone first," ucap Iqbaal.

"Okay."

Terhubung

"Iya Julio, ada apa?"

"Vanessa sekarang sedang melahirkan, dari tadi dia menanyakan kamu terus baal."

Mendengar apa yang Julio bicarakan, sontak Iqbaal terkejut, bagaimana bisa dia tidak tau mengenai hal ini, dia merasa sangat bersalah sekali pada Vanessa karna H-2 sebelum Vanessa melahirkan, Iqbaal berjanji kalau dia akan menemani Vanessa nanti saat melahirkan.

"Baal?!"

"Iya Julio, aku akan segera ke sana."

"Usahakan cepat."

"Baik , terima kasih,"

"Terimakasih kembali."

Terputus.

Iqbaal berusaha meyakinkan para kliennya, dia memberitahu kalau Vanessa akan melahirkan dan dia harus berada di sana untuk menemaninya, para Klien Iqbaal pun mengerti dan membiarkan Iqbaal untuk meninggalkan rapat ini.

Sampai di lantai bawah, resepsionis tadi yang di temui oleh pak Wisnu memberi tahu Iqbaal kalau lima belas menit yang lalu ada yang mencarinya, Iqbaal tau kalau itu adalah pak wisnu. Buru-burulah Iqbaal pergi ke parkiran dan bergegas pergi ke rumah sakit.

Dua puluh menit perjalanan, sampailah Iqbaal di rumah sakit, macet yang terjadi membuat Iqbaal akhirnya meninggalkan mobilnya di bengkel lalu dia lebih memilih untuk naik ojek pangkalan.

"Mama, kak Julio, gimana Vanessa, apa dia baik-baik aja?" Tanya Iqbaal.

"Belum baal, persalinan masih di jalankan," jawab Mama.

"Apa aku boleh masuk?" Tanya Iqbaal.

"Tidak boleh baal, dokternya yang melarang," jawab Julio.

.

"Ayo Buk, sedikit lagi."

"Eghhh, yaampun, hufh, hufh, enghhhh."

"Ayo buk."

"Enghhh......."

Suara tangisan bayi membuat satu ruangan lega, Vanessa tersenyum bahagia saat dia mendengar tangisa bayinya, matanya tidak bisa dia kontrol, ingin rasanya Vanessa memejamkan matanya.

"Ibu, usahakan jangan memejamkan mata."

"Dok saya gak ku...aa..ath."

Vanessa tidak sadarkan diri, dokter mulai mengecek kondisinya, seketika wajah Vanessa mendadak menjadi pucat, denyut nadinya tidak dirasakan oleh Dokter, Dokter dan perawat itu sama-sama menggeleng.

"Pukul sebelas waktu indonesia bagian barat," ucap Dokter itu lalu infus yang terpasang pada tangan Vanessa lansgung di lepas begitu saja.

***

Nantikan part selanjutnya...

Votee guys
Maaf kalo typo
Maaf ya upnya lama
Makasih yang udah baca, vote dan komen


ᴹʸ ᵈᵒˢᵉⁿ ⁱˢ ᵐʸ ʰᵘˢᵇᵃⁿᵈ {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang