Taburan bunga 7 rupa memenuhi satu makam yang masih bary tertutupi oleh tanah, rasa kehilangan selamanya mungkin akan terus terasa di hati gw dan gw tidak tau kapan hilangnya. IKHLAS, gw sudah ikhlas merelakan dia pergi ke tempat peristirahatan terkahirnya dan berharap dia bahagia di sana.
Mimpi-mimpi yang sudah kita ukir sejak masa-masa SMA hilang begitu saja terbawa kenangan. Lianda Kayla, wanita yang sabar, baik, dan pengertian yang pernah gw kenal, berawal dari cinta pandangan pertama dan lama kelamaan menjadi nyaman.
Tapi sekarang semua itu hanya cerita lama bersama dia, sekarang gw harus menghadapi semuanya sendiri tanpa ada pendamping yang selalu mensuport gw di segala situasi.
"Udahlah baal, ikhlasin," ucap Omar.
"Ya gw udah ikhlas, tapi kenangannya itu loh," ucap gw.
"Ya tau gw tau, tapi cobalah move on, masa depanlu masih panjang," ucap Omara.
"Iya omara iya, dah ah gw mau ke kampus, pak Fajar suruh gw temuin dia."
"Yaudah sana," ucap Omara.
Berangkatlah gw ke kampus tempat gw mengajar, univ swasta tempat pertama kali gw mengajar sebagai Dosen EB di sini, kali ini atasan gw ingin menemui gw untuk suatu hal, dan gw juga gak tau apa itu.
Tok
Tok"Masuk," ucap pak Fajar dari dalam.
"Ada apa pak panggil saya?" Tanya gw.
"Emm gini baal, kamu kan udah 2 tahun di sini, kinerja kamu sangat bagus, dan sekarang kamu mau tidak dipindahkan ke univ negeri, dan gaji kamu juga bertambah kalau di sana, univ itu cukup terkenal, saya yakin kamu lebih famous di dana, hehe," ucap Pak Fajar, emang jujur gw di sini famous bgt.
"Mau aja pak, saya mah yang penting bisa berbagi ilmu yang saya sudah pelajari selama ini," ucap gw.
"Oke, mulai besok kamu udah pindah ke sana ya, terima kasih baal atas kerja samanya selama ini," ucap pak Fajar lalu menjabat tangan gw.
"Iya pak sama-sama."
~
Besok harinya
"Ma, mama, Iqbaal berangkat ya," ucap gw.
"Iya baal hati-hati, semoga nyaman ya di kampus barunya," ucap mama.
"Oke maa."
Berangkatlah gw ke sana, lumayan jauh dari rumah gw, tapi karna jalanan sedang sepi hanya butuh 30 menit untuk sampai ke sana. Sesampainya di kampus gw langsung turun, namun tiba-tiba pandangan gw terfokus pada satu mahasiswi yang baru turun dari mobil.
"Lia," ucap gw terkejut saat melihat mahasiswi itu sangat mirip dengan Lia.
Karna penasaran akhirnya gw mengikuti dia, sepanjang koridor banyak mahasiswi dan mahasiswa yang menatap gw aneh, yang mungkin karna gw baru jadi mereka pertama kali liat gw, tapi gw tidak peduli itu, gw terus mengikutinya.
"Wehh udah sampe lu," tiba-tiba omara datang menghalangi jalan gw.
"Aaahh kacau," ucap gw kesal.
"Apasi?, lu kenapa?" Tanya Omara.
"Ada Lia di sini," ucap gw.
"Sadar baal sadar, yakali dah, lia udah tenang di sana, mana mungkin balik lagi, ngayal kali lu," ucap Omara.
"Serius gw liat dia beneran."
"Udah-udah, sekarang ayo ikut gw, gw tunjukin di mana fakultas EB, dan ruanganlu."
"Hmm iya."
Omara juga salah satu Dosen EB di sini, dia ngajar di dua kampus, yaitu univ tempat gw kerja dulu, dan univ ini, fakultas ekonomi lumayan jauh dari tempat tadi yang kata Omara itu fakultas seni rupa. Sekitar 5 menit gw berjalan, dan akhirnya gw sampai di fakultas EB, ruangan gw ada di lantai 2 pas banget samping ruangan Omara juga.
"Nah ini ruangan lu, nyaman kan?" Tanya Omara.
"Nyaman banget," jawab gw.
"Oke deh nikmatin aja dulu, kalo ada apa-apa keruangan gw aja oke, gw ngajar dulu, ada kelas soalnya."
"Yaudah selamat ngajar bro," ucap gw.
"Thank."
Gw duduk di sofa sambil terus berpikir apakah benar mahasiswi yang gw liat tadi bernama Lia, tapi mana mungkin, akhirnya gw stalker ig fakultas seni, betapa senangnya gw karna gw bertemu foto dia di sana dan juga ada tag nama instagramnya juga, gw langsung buka dan melihat feeds ig punya mahasiswi ini.
"Vanessa Gabriela, Bionya, anak kesayangan bapak Tirta, yang stalk doang gw doain bensinnya abis, hahah ada-ada aja yaampun."
Ternyata namanya Vanessa, dari beberapa foto postingannya mencirikhaskan bahwa dia anak yang lumayan aktif dan menyenangkan, gw makin penasaran di buatnya, memang benar, dia sangat mirip dengan Lia, tapi bedanya rambutnya panjang dan hitam sementara Lia pendek dan pirang.
Karna lapar gw akhirnya keluar dari ruangan gw, baru gw 5 langkah berjalan menjaug dari ruangan, tiba-tiba ada suara yang mirip seperti Lia memanggil gw.
"Bapaaaak tunggu...." ucap dia dan refleks gw menoleh.
"Vanessa?" Batin gw.
"Hufhh capek, oiya kenalan dulu, nama saya Vanessa anak FSR," dia yang memperkenalkan diri sambil menunjukan dereran gigi putihnya.
"Iqbaal, Dosen baru di FEB, mau apa kamu ke sini?" Tanya gw agak datar.
"Hadehh, pliss dek pak, bapak kan ganteng, jangan datar dong wajahnya, nanti gantengnya ilang, anjaay apaansi, maaf pak hehe."
Gw berusaha menahan tawa gw karna Vanessa benar-benar ingin membuat gw tertawa tapi gw mencoba stay cool.
"Kamu mau apa, kalo gak mau ngapa-ngapain, saya pergi ya," ucap gw.
"Ehh nanti, ini temen saya,minta di follow samabapak, trus katanya nanti di follback" ucap Vanessa.
"Kamu mau aja di suruh-suruh?" Tanya gw.
"Hmm iya ya, kok gw mau aja ya, aah udahlah, pliss pak turutin ya, dia ngefans banget sama bapak katanya," ucap Vanessa.
"Yaudah nanti saya follow, emm saya tadi follow ig kamu, follback ya," pinta gw.
"Oke pak, btw makasih ya pak udah follow saya, saya permisi dulu, terima kasih bapak, dadaaah," ucap Vanessa lalu pergi.
Gw tersenyum saat melihat Vanessa berjalan dengan gayanya yang pecicilan, gw rasanya ingin mengenal dia lebih jauh, saat gw masih terus melihat dia berjalan tiba-tiba Vanessa berhenti dan menoleh ke arah gw, dia cuma melambaikan tangannya, belum sempat gw membalas lambaian tangannya, dia sudah lanjut berjalan dan turun ke lantai dasar.
~~~~~~
Gak gantung lagi kan wkwk
Voteee😊
Maaf kalo typo
Makasih yang udah baca, vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴹʸ ᵈᵒˢᵉⁿ ⁱˢ ᵐʸ ʰᵘˢᵇᵃⁿᵈ {End}
Lãng mạnEND Katanya...nikah sama Dosen itu enak ya? Gw udah ngalamin dan ini enak banget sumpah, pokoknya best lah, gak sia-sia gw nikah sama Pak Iqbaal. Hehe ~Vanessa gabriela anak fakultas seni rupa High rank 🥇Rank 3 #universitas