"Lia, apakabar?, aku harap kamu tenang ya di sana, aku rindu banget sama kamu Lia," ucap Iqbaal sambil memandangi Foto calon istrinya yang meninggal 2 tahun lalu.
"Sudahlah baal, move on, inget sekarang ada Vanessa, cintai dan sayangi dia seperti kamu cinta dan sayang sama Lia dulu," ucap Wanda yang tiba-tiba datang.
"Lia dan Vanessa beda kak," ucap Iqbaal.
"Iya kakak tau, tapi wajah mereka berdua sangat mirip walau sikap mereka berdua beda."
"Kak, mereka beda, Lia adalah Lia, Vanessa ya Vanessa," ucap Iqbaal.
"Hufhh, iya baal, terserah kamu, tapi kakak yakin, kamu bisa mencintai Vanessa seutuhnya walaupun dia beda dengan Lia," ucap Wanda lalu pergi.
Iqbaal kembali menaruh foto Lia di dalam lemarinya lalu menimbunnya dengan pakaiannya, Iqbaal langsung bersiap karna hari ini dia ada janji dengan Vanessa, niat mereka berdua adalah untuk mencari rumah untuk tempat tinggal mereka setelah menikah nanti.
Dengan tampilan seperfect mungkin Iqbaal langsung pergi menggunakan mobil sedan mewahnya, dia menjemput Vanessa di kampus karna Vanessa masih mempersiapkan pameran yang di undur karna ada beberapa lukisan yang belum siap.
Di kampus.
"Hai, maaf ya lama, ayo masuk," ucap Iqbaal ke Vanessa.
"Yaa," ucap Vanessa singkat dan jutek.
"Kamu marah sama saya?" Tanya Iqbaal.
"Iya kenapa, boleh kan, nilai saya jangan di kurangin ya," ucap Vanessa tegas.
Iqbaal mengela napas karna bingung mau bicara apa lagi dengan Vanessa.
Sepanjang perjalanan hanya ada kesunyian di antara mereka, Iqbaal mencoba memegang tangan Vanessa tapi tangannya di tepis lalu Vanessa malah menatap sinis Iqbaal, dengan satu tangannya Iqbaal membuka Hpnya lalu menunjukan sebuah foto ke Vanessa.
"Nih," ucap Iqbaal.
"Ini saya?, dihh kok pake dress kaya gitu, saya gak punya dress kaya gitu pak," ucap Vanessa bingung.
"Itu namanya Lia," Ucap Iqbaal dan Vanessa langsung terkejut bukan main karna Lia benar-benar mirip denganya.
"Tapi rambut dia pirang terus pendek, kalau saya panjang dan hitam," ucap Vanessa.
Iqbaal hanya tersenyum.
"Kok bisa mirip ya, saya gak punya kembaran serius, terus dia siapanya bapak?" Tanya Vanessa.
"3 tahun lalu, kita berencana menikah, semua sudah dipersiapkan dengan matang.di hari itu saya dan Lia sangat senang. 2 minggu sebelum kita menikah, saya meminta Lia untuk datang ke tempat yang sengaja saya buat untuk suprise ulang tahunnya, tapi nyatanya itu adalah hari di mana aku harus kehilangan Lia untuk selamanya, Lia mengalami kecelakaan mobil, sebentarnya nyawanya masih bisa diselamatkan namun dia kehabisan banyak darah dan juga golongan darahnya O-, itu sangat susah di cari," cerita Iqbaal.
"Yaampun, saya turut berduka ya," ucap Vanessa.
"Iya its oke, kan sekarang ada kamu, semenjak saya melihat kamu, entah kenapa rasa cinta itu tumbuh lagi, maka dari itu saya berani melamar kamu," ucap Iqbaal.
"Tapi saya blum cinta sama bapak maaf ya pak," ucap Vanessa sambil menunjukan puppy eyesnya.
"Gapapa," ucap Iqbaal sambil mengelus rambut Vanessa lembut.
"Udah baikan ya kita and satu lagi, gaboleh ada rahasia-rahasiaan," ucap Vanessa.
"Iya sha."
Masuklah mereka ke sebuah perumahan elit, banyak rumah megah yang berdiri kokoh di sana, Vanessa terfokus pada satu rumah bercat putih, dan mempunyai banyak tiang besar yang berdiri tegak.
"Pak, itu bagus pak," ucap Vanessa.
"Inikan rumah yang aku mau beli sama lia dulu," ucap Iqbaal dalam hati.
"Bapak..., sasha mau yg ini aja ya pliss bagus banget," ucap Vanessa memohon.
"Beneran nih, gamau cari yang lebih bagus lagi?" Tanya Iqbaal.
"Iya pak, yang ini aja, keliatannya nyaman banget rumahnya."
"Yaudah iya, kita hubungin dulu pemiliknya," ucap Iqbaal lalu menghubungi nomor yang tertera pada poster itu.
Cukup lama mereka bicara akhirnya Iqbaal turun dari mobil karna pemilik rumah ini sudah datang dan membawa kuncinya langsung, Vanessa ikut turun lalu berdiri di samping Iqbaal.
"Mba Lia ya?" Tanya pemilik rumah itu.
"Bukan pak saya Vanessa," Jawab Vanessa.
"Lohh itu yang 3 tahun lalu sama mas Iqbaal itu mba Lia kan?" Tanya dia lagi.
"Ceritanya panjang pak, ini dpnya, sisanya saya transfer ya," ucap Iqbaal.
"Oke Mas, makasih ya."
Vanessa masuk ke dalam rumah besar itu terlebih dahulu sementara Iqbaal kembali masuk ke dalam mobil lalu memasukanya dan diparkir di halaman rumah ini, Vanessa sangat senang karna nanti dia akan tinggal di rumah yang besar dan megah ini.
"Suka gak?" Tanya Iqbaal.
"Bangeet pak, makasih ya pak Iqbaal," ucap Vanessa lalu memeluk Iqbaal sambil berjinjit karna Iqbaal cukup tinggi menurut Vanessa.
"Sama-sama," ucap Iqbaal lalu mengecup puncak kepal Vanessa membuat Vanessa malah dia membeku di pelukan Iqbaal.
"Kok diem?" Tanya Iqbaal.
"Aku baru kali ini dicium sama cowo kayak bapak," ucap Vanessa lalu Iqbaal tertawa.
"Kalo udah sah aku mungkin akan lakuin lebih dari ini sha, contohnya ini," ucap Iqbaal lalu mencium bibir Vanessa singkat.
Vanessa kembali terdiam, lalu tiba-tiba kepalanya pusing dan Vanessa malah jatuh pingsan, untung saja Iqbaal dengan cepat menangkap Vanessa lalu mengendongnya dan menidurkannya di sofa.
"Haduh pake pingsan lagi," ucap Iqbaal bingung.
"Shaa, Vanessa," Iqbaal yang terus menepuk-nepuk pipi Vanessa.
Iqbaal akhirnya membuka tas Vanessa berharap ada sesuatu yang dapat di gunakan untuk menyadarkanya, untung saja di dalam tasnya ada minyak kayu putih, Iqbaal berusaha membangunkan Vanessa dengan itu, dan berhasil, Vanessa kembali sadar.
"Kaget ya kamu, maaf ya," ucap Iqbaal terkekeh.
"Saya masih kaget bapak, yaampun, bapak yang ambil first kiss saya," ucap Vanessa.
"Gapapa kan?" Tanya Iqbaal.
"Gapapa si, tapi kaget aja saya," jawab Vanessa dan Iqbaal malah gemas dibuatnya.
~~~~~~~~~~~
Voteee
Maaf kalo typo
Makasih yang udah baca, vote and komen
😊
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴹʸ ᵈᵒˢᵉⁿ ⁱˢ ᵐʸ ʰᵘˢᵇᵃⁿᵈ {End}
عاطفيةEND Katanya...nikah sama Dosen itu enak ya? Gw udah ngalamin dan ini enak banget sumpah, pokoknya best lah, gak sia-sia gw nikah sama Pak Iqbaal. Hehe ~Vanessa gabriela anak fakultas seni rupa High rank 🥇Rank 3 #universitas