Pertolonganmu membuat ku ingin tahu tentang jati dirimu yang sebenarnya.
***Setelah selesai makan, Vana masuk ke kamarnya untuk belajar. Tapi entah kenapa ia tidak bisa fokus.
Sedari tadi saat Vana membaca buku tidak ada yang masuk ke otaknya, tidak biasanya ia seperti ini. Seperti ada yang mengganggu pikirannya.
Lalu, dia jadi teringat saat kejadian pulang sekolah tadi. Cowok super nyebelin bernama Rival yang tadi menabraknya di koridor, tapi malah menyalahkannya.
Tapi, dia juga telah mengantarkannya sampai ke rumah dengan selamat. Seharusnya, dia mengucapkan terima kasih dan menyuruhnya mampir bukan malah mengusirnya. "Eeh ngapain juga gue mikirin tu cowok?!" Tanya Vana pada dirinya sendiri.
Saat Vana ingin membaca buku pelajarannya lagi, tiba-tiba ponselnya di atas nakas berbunyi menandakan ada pesan yang masuk. Saat dilihat ada chat dari seseorang yang tidak dikenalnya. Dia membuka chat tersebut.
085803xxxx
Nggak mau bilang terima kasih atau apa gitu ke gue?
Itulah kira-kira isi pesannya.
Tanpa di kasih tau pun Vana sudah tau siapa yang mengiriminya chat. Dia tidak berniat membalasnya.
Namun, sebuah panggilan masuk membuat Vana terganggu belajarnya.
085803xxxx
Nggak mau bilang terima kasih atau apa gitu ke gue?
Panggilan suara tak terjawab pukul 19.33
Vana, lalu mengangkat telepon dari nomor tadi.
"Hai, Vanasha Aurora Fauzi." Sapa cowok yang ada di seberang telepon. Dia sebenarnya malas meladeni cowok ini. Tapi mau bagaimana lagi jika tidak diangkat cowok ini akan terus menerornya dengan cara menelepon nya terus-menerus.
"Di sapa baik-baik nggak di jawab, gue bingung mau ngomong pake bahasa apa biar lo mau jawab." Kesal Rival yang tidak mendapat sapaan balik oleh Vana.
"Kalo lo mau bisa kok pake bahasa monyet, tapi jangan ngomong sama gue!! Silahkan ngomong sama saudara lo yang sering ada di kebun binatang." Sebuah pencapaian terbesar Vana bisa berbicara lebih dari sepuluh kata.
Biasanya dia irit bicara pada cowok. Tapi kali ini karena cowok nyebelin yang sedang menelepon nya ini membuat Vana berbicara agak panjang.
Kalau saja Refa dan Susi tau pasti Refa akan menyuruh Susi untuk rol belakang di depan banyak orang. Karena Susi sudah berjanji jika Vana berbicara lebih dari 10 kata, maka dia akan melakukan rol belakang di depan umum.
"To the point aja, lo mau apa telepon gue?" Tanya Vana terkesan cuek.
"Emm,gua nggak mau ngapa-ngapain sih. Niat gue cuma mau ganggu lo, karena gue tau cewek pintar kaya lo pasti jam segini lagi belajar." Jawab Rival santai.
Terdengar helaan nafas dari Vana. Dia harus sabar menghadapi cowok ini.
"Udah, itu aja?" Vana mulai jengah pada Rival, kadang dia bingung kenapa spesies seperti Rival masih ada di dunia ini. Seharusnya tuhan enyah kan saja spesies seperti ini, tidak ada untungnya hidup di dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [Proses Revisi]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA]✓ "Sekarang gue tau perbuatan aja nggak cukup buat buktiin yang namanya cinta. Harus ada fakta yang mendukung buat buktiin kebenarannya." Vanasha Aurora Fauzi. "Nggak semua cinta bisa dibuktiin. Kadang seorang pujangga pun hanya...