Bukan ini yang ku harapkan dari kisah cintaku. Tapi, apalah dayaku ini.
***Susi, Citra dan juga Alvian kembali ke kelas Vana. "WOYYY, HARI INI GUE TRAKTIR KALIAN SEMUA." Teriak Alvian membuat semua teman kelas Vana berbinar.
"Wahhhh, dalam rangka apa?" Tanya salah satu teman kelas Vana.
"Gue habis jadian sama Susi." Jawabnya sambil merangkul pundak Susi.
"Serius lo berdua?" Tanya Vana yang ikut senang.
"Iyalah, thank's ya Van berkat ide lo akhirnya Susi luluh juga." Kata Alvian membuat Vana mengangguk.
"Yaudah, gimana kalau kita sekarang ke kantin?" Ajak Citra membuat mereka semua berdiri dan berjalan ke arah kantin.
Saat di kantin Vana melihat Rival yang sedang duduk berhadapan dengan Zhelin dan jangan lupakan juga kotak bekal makan yang tadi Rival berikan padanya kini sedang ada di hadapan Zhelin. Ia berhenti membuat Susi, Citra, Alvian dan Rafli ikut berhenti juga.
"Lo kenapa berhenti, Van?" Tanya Citra yang berjalan di samping kanan Vana.
Susi menelusuri seluruh penjuru kantin, dan ia melihat Rival yang sedang duduk berhadapan dengan Zhelin. "Hmmm, ini pasti gara-gara si Rival abadi nih." Tunjuk Susi pada Rival yang masih duduk anteng di kursi pojok.
Tiba-tiba darah keluar dari hidung Vana, membuat Citra panik. "Van, lo mimisan lagi kayanya."
Baru saja Vana mau berjalan ke UKS ia merasa kepalanya sangat pusing dan tubuhnya lemas. Dan berakhir gelap karena ia pingsan.
Rafli yang berada di belakang Vana langsung sigap dan membopong tubuh Vana. "Bawa ke rumah sakit aja, Raf!" Suruh Citra yang langsung dituruti oleh Rafli.
Rival yang melihat Vana pingsan langsung menyusul mereka semua tanpa memedulikan Zhelin yang berteriak-teriak memanggilnya.
"RIVAL! RIVAL KAMU MAU KEMANA SIH?!" Teriak Zhelin yang sudah seperti orang gila.
Mereka semua membawa Vana ke rumah sakit dengan mobil Rafli. Kebetulan, hari ini Rafli membawa mobil. Mereka semua langsung naik dengan cewek-cewek duduk di belakang dan Rafli serta Alvian yang duduk di depan. Rafli menyetir mobilnya dengan sangat kencang tidak mempedulikan kendaraan lain yang juga sedang lewat di jalan tersebut.
Rival mengikuti mereka dari belakang menggunakan motornya. Beberapa pengendara lain memarahinya karena ia mengendarai motornya dengan kecepatan yang tinggi.
Mobil Rafli berhenti di depan Rumah Sakit Melinda. Rival pun ikut berhenti lalu menyusul mereka. Rafli keluar dan langsung menggendong Vana masuk ke dalam.
Citra berteriak histeris, "SUSTER!" Beberapa suster datang menghampiri mereka dengan membawa brankar. Rafli meletakkan Vana di atas brankar tersebut yang langsung dibawa oleh para suster ke ruang ICU yang di dalamnya terdapat peralatan medis khusus.
"Suster, tolong sembuhin sepupu saya. Saya bakal bayar berapa pun asal sepupu saya sembuh." Ucap Citra pada salah satu suster.
"Kami akan usahakan, Mba." Kata Suster tersebut lalu masuk ke dalam ruang ICU.
Citra duduk di kursi tunggu di rumah sakit tersebut. "Vana sebenernya sakit apa sih?" Tanya Susi sambil duduk di samping Citra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [Proses Revisi]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA]✓ "Sekarang gue tau perbuatan aja nggak cukup buat buktiin yang namanya cinta. Harus ada fakta yang mendukung buat buktiin kebenarannya." Vanasha Aurora Fauzi. "Nggak semua cinta bisa dibuktiin. Kadang seorang pujangga pun hanya...