30.Penyakit hati

27 11 5
                                    

Iri hati itu penyakit. Semoga saja kamu cepat sembuh.

***

Hari ini jadwal kelas Vana melaksanaknan olahraga. Semua anak kelas XI IPA 1 pergi ke ruang ganti untuk mengambil baju olahraga mereka sekaligus berganti pakaian di sana.

Vana menaruh kertas formulir beasiswa tersebut di laci mejanya. Lalu pergi ke ruang ganti bersama teman-temannya.

Refa yang tahu hari ini kelas Vana berolahraga menggunakan kesempatan tersebut untuk menyelinap masuk ke kelas Vana.

Refa berdiri dan melangkahkan kakinya ke depan. Berniat meminta izin ke toilet padahal sebenarnya ia ingin ke kelas Vana.

"Pak, saya izin ke toilet sebentar."

Pak Bahrun guru IPA kelas XII menoleh dan memberikan izin pada Refa. "Ya sudah, tapi jangan lama yah."

Refa langsung keluar dari kelas dan berjalan menuju kelas Vana yang kosong. Sebelum Refa masuk ia mengintai keadaan sekitar apakah ada seseorang yang melihatnya atau tidak.

Dilihatnya sepi, tidak ada orang yang melihatnya karena semua murid sedang melaksanakan pembelajaran di kelas. Kecuali kelas Vana yang sedang berolahraga di lapangan.

Refa mulai mengendap-endap masuk, targetnya adalah tas Vana. Ia membuka resleting tas Vana. Saat Refa sedang menggeledah tas Vana, ada seseorang yang sedang merekam perbuatan Refa tersebut.

      ***

Zhelin dan Shufi yang baru saja dari kamar mandi heran melihat Refa berjalan mengendap-endap seperti seorang maling. "Lin, itu kan temennya si cewek pelakor." Tunjuk Shufi pada Refa. Zhelin menoleh ke arah tunjuk Shufi.

"Ooo, iya. Dia ngapain yah, jalan mindik-mindik gitu? Ikutin yuk!!" Tanpa menunggu jawaban dari Shufi, Zhelin langsung menarik tangan Shufi untuk mengikuti Refa.

Saat Refa berhenti di depan kelas Vana, mereka berdua semakin curiga. "Tuh cewek ngapain yah?" Heran Shufi bukannya dia kelas XII tapi kenapa dia masuk ke kelas XI?

"Udah, kita ikutin aja terus. Ntar kalo ada yang aneh kita rekam aja." Zhelin tersenyum licik.

Saat Refa masuk ke kelas Vana, Zhelin dan Shufi mengintip melalui jendela kelas. Zhelin mengeluarkan ponselnya kala melihat Refa mulai beraksi dengan menggeledah tas milik Vana.

Tampak Refa berdecak kesal kala tidak menemukan kertas formulir beasiswa tersebut. Refa tidak menyerah, ia kemudian menggeledah laci Vana. Dan yah, Zhelin dan Shufi mengerti apa yang sedari tadi Refa cari. Ternyata kertas formulir.

"Dia ngapain ngendap-endap cuma buat ngambil kertas?" Tanya Zhelin berbisik agar Refa tidak mengetahui kalau mereka sedang merekamnya.

"Udah, kita rekam aja sampe selesai." Shufi memperhatikan Refa lagi yang sedang merobek kertas tersebut menjadi beberapa bagian.

"Rasain lo, Van!!" Refa tersenyum penuh kemenangan, karena berhasil menghancurkan impian Vana.

"Omaigatttt's" Zhelin menutup mulutnya sendiri karena kaget dengan kelakuan Refa yang seperti ular.

Affection [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang