Ketidakmungkinan yang harus ku pikir dua kali adalah kembali ke masa lalu yang kelam.
***
Saat ini koridor sangat ramai di penuhi anak-anak yang baru berangkat, mereka tidak langsung masuk ke kelas melainkan duduk dan ghibah dulu.
"EEH KATANYA ADA MURID BARU YA?"
"IYA. COWOK APA CEWEK YA? SEMOGA AJA COWOK DEH TERUS DI TEMPATIN DI KELAS GUE!"
"IYA, YAH. SEMOGA AJA COWOK, GANTENG, TERUS TAJIR. BIAR BISA GUE GEBET."
Vana, Susi, dan Refa yang baru saja tiba di sekolah bingung. Apa yang sedang di bicarakan oleh teman-temannya. Sehingga membuat koridor sangat ramai seperti di pasar tanah abang.
"Tuh anak-anak lagi pada ngomongin apa sih?" Tanya Susi sambil menunjuk kumpulan cewek-cewek ghibah dengan frekuensi paling tinggi.
"Gak tau." Ucap Refa sambil mengedikkan bahunya. "Coba deh lo tanya!" Perintah Refa yang diangguki oleh Susi.
"Eeh lo lagi pada ngomongin apa sii?" Tanya Susi yang sudah masuk ke kerumunan.
"Jadi ini loh, katanya bakal ada murid pindahan ke sini." Terang salah satu siswi yang berada di kerumunan tersebut.
"Cowok or cewek?" Susi mengangkat alisnya sebelah.
"Nggak tau, gue baru dapet info kalo ada murid pindahan aja sih. Cewek atau cowok gue gak tau." Susi lalu keluar dari kerumunan dan berjalan menuju ke dua sahabatnya.
"Gimana?" Tanya Refa antusias.
"Itu katanya bakal ada murid pindahan." Jawab Susi.
"Cowok atau cewek?kelas berapa?" Tanya Refa lagi.
Susi mengerucutkan bibirnya mendengar pertanyaan Refa. "Gue gak tau dua-duanya."
"Yah,,," Refa menghembuskan napasnya pasrah.
"Kenapa lo? Inget dah punya pacar, mau di jadiin simpenan tuh cowok?!" Tanya Susi tepat sekali.
"Hehe, kagak kok. Gue cuma tanya doang!" Refa nyengir lebar.
"Ooo, gue kira lo mau gebet tuh cowok." Susi membuka mulutnya membentuk huruf O.
"Gue ke kelas duluan." Pamit Vana pada keduanya.
"Ya udah. Bye...bye." Susi melambaikan tangannya ke Refa dan Vana.
***
Di kelas Vana sedang sangat ramai, karena guru mapel belum datang ke kelas. Banyak sekali siswa-siswi yang sedang membicarakan tentang murid pindahan tersebut.
Pintu kelas Vana terbuka dan muncullah Bu Endang guru bahasa inggris di kelas Vana. "Good morning student." Sapa Miss Endang. "Hari ini ada murid pindahan, silahkan masuk nak!" Perintah Mis Endang pada murid tersebut yang masih ada di depan kelas.
Lalu masuklah cowok putih, ganteng, serta cool yang sekarang berdiri di samping Mis Endang. "Silahkan perkenalkan nama kamu." Ucap Mis Endang pada cowok tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [Proses Revisi]
Jugendliteratur[FOLLOW SEBELUM BACA]✓ "Sekarang gue tau perbuatan aja nggak cukup buat buktiin yang namanya cinta. Harus ada fakta yang mendukung buat buktiin kebenarannya." Vanasha Aurora Fauzi. "Nggak semua cinta bisa dibuktiin. Kadang seorang pujangga pun hanya...