39.Hujan pembawa cinta

18 11 1
                                    

Senja, hujan & cinta kita yang bersemi.

***

"Van, lo mau pesen apa?" Tanya Citra yang ingin memesan makanan.

"Gue enggak, deh." Tolak Vana karena ia tidak lapar.

"Van, tapi muka lo pucet. Lo harus makan, nggak ada penolakan!" Ucap Susi tak terbantahkan.

"Gue enggak laper." Keluh Vana agar sahabat dan sepupunya ini tidak memaksanya untuk terus makan.

"Serah lo, deh!" Kesal Citra yang langsung pergi memesan makanan.

Tiba-tiba Rafli dan Alvian datang bersamaan. "Van, muka lo kok pucet?" Tanya Rafli sambil duduk di depan Vana.

"Citra mana, Van?" Tanya Alvian membuat Susi tersedak makanan.

"Lo kenapa?" Tanya Alvian dingin.

"Nggak." Jawab Susi lalu melanjutkan makannya kembali dengan pikiran yang menjalar kemana-mana.

Citra datang membawa semangkuk mie ayam. Lalu duduk di sebelah kanan Vana.

"Yah, lo udah pesen makanan ya Cit." Ucap Alvian kecewa.

Citra melirik Susi, lalu menjawab. "Udah, nih. Emang kenapa?" Citra menunjukkan mangkuk mie ayamnya pada Alvian.

"Gue tadinya mau pesenin lo sekalian." Susi memilih mengalihkan pandangannya, karena rasanya batinnya sesak kala melihat Alvian yang  sekarang dekat dengan Citra. Dia sendiri tidak tahu, perasaan apa yang ia rasakan. Apakah ia cemburu? Tapi, jika ia cemburu maka itu artinya dia suka dengan Alvian.

Di sisi lain pula, Rafli merasakan hal yang sama seperti yang Susi rasakan. 'Apa gue beneran suka yah sama Citra? Tapi kalau iya, kayanya gue udah telat, deh. Citra lebih deket sama Alvian ketimbang sama gue.' ucap Rafli dalam hati.

Alvian terus memperhatikan Susi yang mengalihkan pandangannya. 'Yess, rencana Vana kayanya berhasil.' Sorak Alvian dalam hati.

'Kok Rafli kaya nggak suka gitu ya liat gue sama Alvian? Apa dia suka sama gue? Ahh, nggak mungkinlah dia itu kan pinter. Nggak mungkin dia suka sama gue yang IQ-nya rendah kaya kurcaci.' Citra terus bermonolog dalam hatinya.

"Woyy!! Kenapa pada diem, sih?" Tanya Vana yang membuat mereka semua terkejut.

"..." Mereka semua masih diam.

"Gue ke kelas dulu, yah." Pamit Susi yang langsung berdiri dan pergi.

"Gue juga." Rafli juga ikut pergi dari kantin.

Setelah Susi dan Rafli pergi Alvian bersorak ria. "Yesss, rencana lo berhasil Van. Thank you, Vana."

"Cuma makasih sama Vana aja nih." Sindir Citra membuat Alvian tertawa geli.

"Iya, iya, thank you Citra." Citra tersenyum.

"Cit, lo liat nggak tadi waktu lo ditanya sama Alvian, ekspresi Rafli gimana?" Tanya Vana tiba-tiba.

"Emang kenapa?" Citra sebenarnya tahu tapi ia ingin tahu apakah jawaban Vana sama dengan pemikirannya atau tidak.

"Dia kaya nggak suka gitu, jangan-jangan dia suka lagi sama lo." Ucap Vana membuat hati Citra melayang-layang ke udara.

Affection [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang