9.Surprise

36 14 0
                                    

Sederhana, namun bisa membuat hatiku bergetar.


***

Saat dalam kelas Vana tidak fokus dalam pelajaran. Tidak biasanya dia bertingkah seperti ini, mungkin karena dia teringat dengan kata-kata Rival.

Vana terus melamun sampai bel pulang sekolah berbunyi. "Pelajaran cukup sampai di sini, jangan lupa belajar di rumah. Terima kasih." Bu Ani guru sejarah di kelas Vana berucap sambil mengemasi buku-bukunya.

Vana buru-buru mengemasi buku-bukunya ke dalam tas. Saat ingin berdiri Vana dikejutkan oleh Susi si toa berjalan yang merangkap jadi admin lambe turah di SMA Jatinegara.

"Buru-buru amat lo Van? Mau kemana sih?" Tanya Susi sambil duduk di salah satu kursi kelas Vana.

Vana duduk kembali di kursinya.
"Van gue mau tanya sama lo?"
Refa berucap sembari duduk di samping Vana.

Vana sebenarnya malas, tapi mau bagaimana lagi. "Apa?!"

"Lo ada hubungan apa sama si Rival Van?" Bukan Refa melainkan Susi yang bertanya seperti itu.

"Nggak ada," jawab Vana sekenanya.

"Nggak percaya gue?" Refa bertanya lagi dengan memicingkan matanya seolah-olah tidak percaya.

Vana memutar bola matanya malas. "Terserah!"

"Kalo lo nggak ada apa-apa kenapa beberapa hari ini Rival jemput dan anter lo. Selain itu, dia keliatan peduli banget sama lo." Cerca Susi yang diangguki oleh Refa.

"Cuma feeling kalian aja kali." Elak Vana agar kedua sahabatnya tidak terus bertanya-tanya tentang Rival.

Refa dan Susi akhirnya diam tidak ingin melanjutkan percakapan mereka yang bisa membuat Vana kesal.

"Ya udah pulang yuk, gue gerah pengin mandi." Ajak Refa

"Ya udah ayo, gue juga nggak mau kali lama-lama di sini. Horror." Kata Susi yang mendapat jitakan kepala dari Refa.

"Tempat yang lo bilang horror ini tuh tempat menimba ilmu bagi semua orang." Refa berucap dengan bijaknya.

"Ternyata...oooh ternyata si kue rengginang bisa bijak juga." Susi mulai mendrama dengan berucap seperti sedang membaca puisi.

"Gue duluan udah di tunggu sama Pak Edi." Vana yang tadi hanya diam berucap sambil berdiri.

"Ya udah, ayo keluarnya bareng aja." Refa menarik Vana dan susi bersamaan seperti seorang ibu yang menggandeng anaknya.


***

Sampai di rumah Vana di sambut oleh Bi Ijah. "Non Vana mau mandi atau makan dulu?" Tanya Bi Ijah seperti biasa.

Vana yang di tanya malah meneliti setiap sudut ruangan rumahnya seperti sedang mencari seseorang.

Bi Ijah yang tahu Vana sedang mencari seseorang pun akhirnya berkata, "Nyonya sama Tuan pergi ke singapore non, katanya seminggu lagi baru pulang."

"Vana nggak nyari mereka kok." Alibi Vana, padahal dia sebenarnya kecewa karena nanti malam adalah hari ulang tahunnya. Tapi, orang tuanya malah pergi ke luar negeri mengurus pekerjaan mereka. Seperti biasa, Vana akan merayakan hari ulang tahunnya hanya dengan Bi Ijah, Pak Edi, Refa dan Susi.

Affection [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang