27.Kerja lembur bagai quda!

34 11 6
                                    

Keberhasilan bukanlah milik orang pintar. Namun keberhasilan itu adalah milik mereka yang senantiasa berusaha.

***

"Ref, makasih ya." Ucap Vana pada Refa. "Lo nggak mau mampir dulu?" Tawar Vana pada Refa.

"Iya sama-sama. Nggak deh, Van." Vana agak bingung dengan perubahan sikap yang ditampilkan oleh Refa. Sejak di bandara Refa jadi agak sedikit diam. Tidak seperti biasanya.

"Yaudah, nggak papa." Ucap Vana sambil tersenyum.

"Gue balik ya, byeee." Pamit Refa sambil melambaikan tangannya ke arah Vana. Susi masih tidur pulas di samping Refa. Mungkin capek kali dari tadi teriak-teriak terus. Habis baterai kaliii...

Vana melambaikan tangannya pada Refa sampai mobil Refa benar-benar pergi dari rumahnya.

Vana dan Citra masuk ke rumah. "Eee, Non Citra." Bi Ijah kaget melihat Citra yang berjalan di belakang Vana.

"Naon, Bi?" Tanya Citra dengan bahasa sundanya.

"Ya ampun, Bi Ijah kangen banget sama Non."

"Tapi, Citra enggak." Tawa Citra pecah begitu saja.

"Bi, Vana sama Citra masuk ke kamar dulu ya." Vana menarik Citra ke atas untuk istirahat.

"Duluan ya, Bi." Citra melambaikan tangannya pada Bi Ijah.

Mereka berdua masuk ke kamar Vana. "Aduh, capek banget gue." Citra merebahkan tubuhnya di kasur Vana.

"Lo istirahat aja dulu." Perintah Vana sambil mengambil handuk di lemarinya.

"Lo mau ngapain?" Citra bangkit dari tidurnya.

"Gue mau mandi." Vana langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Citra tidur lagi di kasur Vana sambil menunggu Vana selesai mandi.

Setelah 30 menit, Vana keluar dari kamar mandi. "Lo rapi banget mau kemana?" Citra yang melihat Vana sudah rapi dengan pakaiannya jadi heran.

Vana bingung harus menjawab apa. "Gue-" Ucap Vana menjeda ucapannya. "Pokoknya nanti lo kalau jam sembilan malam, harus bukain jendela dari balkon yah!!" Perintah Vana membuat Citra mengernyitkan dahinya bingung.

"Gue curiga, jangan-jangan lo mau clubbing yah?!" Tuduh Citra yang membuat Vana melotot.

"Mana ada sih mau clubbing pake baju kaya gini?" Tanya Vana. Citra memperhatikan penampilan Vana dari atas ke bawah. Benar juga, kalau Vana ingin pergi clubbing pasti dia pakai baju terbuka.

"Ya, iya juga sih. Tapi kan lo bisa aja ganti baju ntar." Sangkal Citra membuat Vana menepuk jidatnya. Meladeni Citra sama saja seperti meladeni Susi.

"Sekarepmu!!" Vana mengambil tas punggungnya yang ada di kursi lalu memakainya.

"Lo sebenarnya mau kemana sih?!" Tanya Citra setengah berteriak. Vana langsung membekap mulut Citra.

"Sssttt. Gue mau kerja!!" Ucap Vana berbisik di telinga Citra.

Citra tertawa geli mendengar ucapan Vana, ngapain juga coba Vana kerja? Orang tuanya kaya, bisnis dimana-mana, anaknya ngapain kerja coba? "Becanda lo kelewatan, Van."

Affection [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang