Ngerasa cemburu,padahal bukan siapa-siapa.Gimana tuh?
***
Bel tanda masuk sudah berbunyi dari tadi,tapi koridor masih ramai di penuhi oleh siswa-siswi SMA Jatinegara.Mereka tidak masuk kelas masing-masing dikarenakan guru-guru sedang mengadakan rapat.
Refa dan Susi masih stand by di kelas Vana,biasa...nongkrong cantik."Eeh Van gue masih penasaran sama si Rival,kenapa dia tuh perhatian banget sama lo."Tiba-tiba Refa bertanya yang membuat Vana bingung.
"Lo kenapa tanya-tanya tentang Rival sama Vana?lo cemburu Ref?"Tanya Susi berbalik pada Refa,sebenarnya dia juga kepo kenapa Rival sangat perhatian pada Vana.Namun,sebagai sahabat dia mendukung hubungan Rival dan Vana jika itu bisa membuat sahabatnya bahagia.Yahhh,walaupun awalnya Susi juga tidak setuju.
Plin-plan emang nih bocah..."Lo kok malah nuduh gue suka sama Rival sih?bukannya awal-awal lo juga nggak setuju kalo Rival sama Vana?"Refa bingung dengan pemikiran Susi kadang A,kadang B,kadang juga C.
"Gue bukan nuduh,cuma lo tuh kaya nggak suka gitu.Iya sih awalnya gue juga nggak suka,tapi kalau itu yang bikin Vana bahagia kenapa kita nggak dukung coba."Perlu di cek nih suhu tubuhnya,soalnya kapan lagi coba seorang Susi Harera berucap bijak seperti tadi.
"Susi."Vana memanggil Susi uang dari tadi berdebat dengan Refa.
"Ya bebsss"Jawab Susi sambil tersenyum lebar ke arah Vana.
"Lo sakit?"Vana bertanya karena melihat perubahan signifikan yang ditampilkan oleh Susi. Perubahan otak maksudnya,
kapan lagi coba sahabatnya yang satu ini berkata bijak seperti om mario teguh."Alhamdulillah,kembarannya mbak jennie sehat kok."Kata Susi yang membuat Vana lega.
"Gue kira sakit,ternyata jiwa halunya nggak ilang berarti lo masih sahabat gue."Ucap Vana sambil tersenyum tipis. Kek triplek...
"Bentar-bentar harus dihitung nih,tadi lo ngomong berapa kata"
Ucap Susi sambil menghitung kata yang tadi di ucapkan oleh Vana dengan jarinya.
"1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13"
Gumam Susi yang fokus pada jari tangannya."Omay to the gat Vanaaaa,lo tadi ngomong 13 kata.Eeh,tapi bentar.
Semenjak lo deket sama si Rival lo sekarang jadi banyak omong tau...dulu tuh lo kalo kita lagi ngobrol lo cuma diem nyimak, kek cicak tau nggak"Susi berkata sambil tertawa."Hhhmm"Gumam Vana kembali ke sifat aslinya.
"Tuh kan,lo sih.Udah bener Vana kaya tadi ngapain lo komenin kek Bunda Rita aja lo"Refa kesal dan menyalahkan Susi karena membuat Vana menjadi pendiam lagi.
"Ya ampun...maapin dedeq napah!Kan dedeq nggak bermaksud."Susi berkata memelas pada Refa yang sudah seperti ibu-ibu yang melihat anaknya di bully oleh temannya.
"Gue jijik tau nggak lo pake dedeq dedeq gitu.Kek Resti dungdat academay aja lo,pake dedeq dedeqan gituh."Ucap Refa sambil berekspresi seperti orang yang sedang muntah.
Vana berdiri hendak ke kantin, karena dia haus ingin membeli minuman."Gue mau ke kantin."
"Gue ikut Van"Susi langsung ngacir mengikuti Vana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [Proses Revisi]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA]✓ "Sekarang gue tau perbuatan aja nggak cukup buat buktiin yang namanya cinta. Harus ada fakta yang mendukung buat buktiin kebenarannya." Vanasha Aurora Fauzi. "Nggak semua cinta bisa dibuktiin. Kadang seorang pujangga pun hanya...