Hal yang paling sulit diucapkan adalah kata 'maaf' dan 'terima kasih'.
***
Sinar mentari menyapa tiga gadis yang masih terlelap dalam mimpinya.Vana bangun duluan beranjak dari tempat tidurnya,mengikat rambut, dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Refa ikut terbangun kala mendengar percikan air dari dalam kamar mandi.Refa melirik Susi yang masih tertidur dengan posisi memeluk bantal guling.
"Dhuh,niii bocah tidur apa latian meninggal sih?"Gumam Refa.
Setelah 15 menit,Vana keluar dari kamar mandi lengkap dengan seragam sekolahnya.
"Lo udah mandi,Van?"Tanya Refa pada Vana yang baru saja keluar dari kamar mandi."Udah"Jawab Vana seperti biasa SPDJ (Singkat,Padat,dan Jelas).
"Sana lo mandi"Perintah Vana pada Refa.
"Terus,nii bocah gimana?"Tanya Refa.
"Siram aja pake air"Jawab Vana sembari mengemasi buku-bukunya ke tas.
Refa tersenyum,inilah yang dari tadi ia pikirkan membangunkan Susi dengan cara menyiramnya dengan air."Ide bagus,ya udah gue ambil air pake gayung dulu."
Refa segera berdiri dan masuk ke kamar mandi untuk mengambil airnya."1,2,3"Ucap Refa dalam hati.
Byurrr...
"Banjir mak,tolong!!!tolong!!!tolong!!!"Ucap Susi sambil melompat dari kasur Vana.
"Heh curut!mana ada banjir?"Refa bertanya sambil tertawa terbahak-bahak.
Not have akhlaq memang...Susi melirik Refa yang bertanya sambil menertawainya."Ooo jadi lo yang udah nyiram gue pake air?kebangetan lo!dingin tau!"Ucap Susi yang menggigil karena kedinginan.
"Salah siapa,orang kita udah pada bangun lo masih molor aja.Tidur atau latian meninggal lo?"Cibir Refa yang masih tertawa karena melihat Susi yang sudah seperti induk ayam yang tercebur ke sumur.
"Tapi,nggak usah di siram juga kali.Cukup panggilin Xiumin aja udah cukup kok."Kata Susi sambil nyengir.
"Masih untung gue bangunin, kalo tadi gue sama Vana berangkat ke sekolah duluan terus lo gue tinggal gimana?" Kesal Refa.
Vana yang dari tadi diam pusing mendengarkan perdebatan ke-2 sahabatnya ini,lalu menyuruh mereka untuk mandi.
"Berisik!mending kalian mandi!""Iya,Van"Jawab Susi dan Refa kompak.
Mereka mandi bergantian di kamar mandi Vana.Tidak butuh waktu lama mereka selesai.
Kruyukk...kruyukk...
"Van,gue laper."Kata Susi yang perutnya tadi berbunyi."Ya udah,kita sarapan di bawah."
Vana berdiri dan berjalan membuka pintu kamarnya.Mereka berdua,tiba di meja makan yang sudah tersedia banyak makanan.Pasti,Bi Ijah yang sudah menyiapkan ini semua.
"Non mau sarapan atau langsung berangkat?"Tanya Bi Ijah yang melihat Vana dan teman-temannya turun ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [Proses Revisi]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA]✓ "Sekarang gue tau perbuatan aja nggak cukup buat buktiin yang namanya cinta. Harus ada fakta yang mendukung buat buktiin kebenarannya." Vanasha Aurora Fauzi. "Nggak semua cinta bisa dibuktiin. Kadang seorang pujangga pun hanya...