Rumah besar didominasi warna cokelat dan putih itu terlihat sederhana. Tidak terlihat mewah dari luar akan tetapi di dalamnya begitu mewah. Ahmed membunyikan klaksonnya tepat di depan pintu gerbang. Satpam penjaga rumahnya segera membukakan pintu untuk putra generasi ke empat keluarga Omar.
"Teşekkür ederim," ucap Ahmed berterimakasih kepada satpam lewat jendela mobilnya yang terbuka. Lelaki berkumis tipis itu tersenyum kecil kepada satpam, pun sebaliknya. Mobil hitam milik Ahmed memasuki garasi rumah keluarga Omar.Ahmed turun dari mobilnya membawa tas kerja dan kebab yang masih terbungkus rapi. Memasuki rumah dengan langkah secepat mungkin. Dingin di luar sini.
"Assalamualaikum," salamnya saat memasuki rumah. Sang Ibu, Aneta atau biasa dipanggil Bayan Neta oleh orang kantor itu menyambut Ahmed dengan wajahnya yang nampak bertanya-tanya."Wa'alaikumussalam. Lha, tumben udah pulang?" tanya Ibu.
"Evet bayan, şirkette çok başım dönüyor"
[Iya ibu, saya sangat pusing di perusahaan,] jawab Ahmed yang sibuk melepas sepatu dan jaketnya."Afsha akan berlibur bukan?"
"Iya, ibu tau itu?"
"Baba menelepon, kata Om Abdul Afsha akan sampai besok sore."
"Mmm ... ya sudah Ahmed masuk ke kamar dulu bu." Ahmed dengan cueknya meninggalkan Ibunya sendiri. Dia memasuki kamar sembari membawa satu kebab untuk dimakannya di kamar.
Setelah mengganti pakaiannya menggunakan kaos putih polos Ahmed duduk sebentar guna menikmati kebab buatan restoran Tugra Kebab House ditemani dengan tontonan acara berita. Kantuk yang menerjang membuat Ahmed tertidur setelah makan kebab. Bukankah itu tidak boleh? Entahlah, Ahmed sangat tidak mempedulikan itu. Rasa lelah ditubuhnya seakan-akan hilang seketika saat membaringkan diri di kasur king size putih itu. Dengan dengkuran halus Ahmed menikmati tidur siangnya, andai tiap hari seperti ini tentu Ahmed tidak akan kelelahan.
***
Butuh waktu sekitar 4 jam Ahmed untuk beristirahat. Dia terbangun saat mendengar teriakan Hasbi, tuan muda dari keluarga Omar yang masih duduk di bangku kuliah. Adik dari Ahmed itu meneriaki kakaknya hampir 6 kali berturut-turut. Bukan tanpa alasan, Hasbi merasa kesal karena Ahmed tidak bangun dari tidurnya.
"Kak Ahmed!" kesal Hasbi membuka pintu kamar Ahmed dengan kasar.
Air liur yang menetes dari mulut Anmed membuat Hasbi memasang raut wajah jijiknya. Seorang manager yang terkenal dengan kecuekannya itu masih bisa membuat jijik orang lain.
"Kenapa sih? Huammm." Ahmed mengulat. Mulutnya menguap dibarengi air liur yang ia seka dengan tangan kanannya."Ihh jorok! Cepet mandi! Katanya mau anterin Hasbi ke toko buku!"
"Iya, iya, ini mau mandi, lagian kamu gak tau apa kakak kamu ini lagi pusing! Udah sana keluar, tunggu kakak!"
"Jangan lama-lama, nanti aku bilang sama Baba kalau kakak gak jadi nganter aku ke toko buku yang ke enam kalinya!"
"Iya Hasbi!"
Hasbi keluar dengan perasaan kesalnya. Sudah 6 kali ini Hasbi meminta untuk diantar ke toko buku, tapi tak sekali pun ditepati oleh Ahmed. Baru keenam kalinya ini Ahmed harus menepatinya. Ahmed segera menuruti kata adiknya. Suara air dari shower yang bergemercik dari kamar mandi menandakan Ahmed sedang mandi, jelas. Selesai mandi dia mengganti bajunya dan langsung mrmakai jaket musim dingin. Ingat, di Turki sedang musim dingin sekarang. Ahmed keluar dari kamarnya dan meneriaki Hasbi agar tidak terlalu lama memakai sepatu.
"Cepat! lama sekali kau ini," gerutu Ahmed yang sudah berada di depan pintu. Hasbi keluar dengan senyumnya yang nakal. Merasa kesal akan senyuman Hasbi, Ahmed langsung mengangkat tangannya dan menggedong Hasbi dengan gaya ala bridal style dan membawanya masuk ke dalam mobil. Terlihat seperti penculikan anak.
Ahmed yang sudah masuk ke dalam mobil segera menyalakan mesin dan menjalankannya.
"Kak aku galau.""Kenapa?" tanya Ahmed dengan cueknya.
"Cintaku ditolak sama wanita yang aku suka."
"Hasbi! Kamu gak boleh pacaran loh yah, ntar kakak bilang sama Baba nih!" Mendengar celotehan Hasbi sontak membuat Ahmed marah. Di keluarganya tidak ada yang namanya pacaran. Namun, Hasbi justru menginginkannya.
"Ya kan zaman sekarang udah pada punya pasangan."
"Kamu itu yah! Belajar dulu biar pinter, botak." tangan jahil Ahmed menjitak kepa Hasbi yang sedikit botak. Hasbi menyengir merasa kesakitan, menghentikan tangan kakaknya itu dan menggigitnya.
"Au!" pekik Ahmed.
"Makannya jangan nakal!" ketus Hasbi.
"Kamu itu banyak-banyak belajar! Biar pinter jadi orang sukses kaya kakak."
"Idih kakak sukses aja tapi kerjanya di perusahaan Kakek kok."
"Lagian Hasbi gak mau kaya kakak. Percuma udah sukses tapi gak punya pendamping hidup. Dasar pemalas," lanjut Hasbi. Mata Ahmed hanya terbelalak mendengar ucapan adiknya. Bisa-bisanya Hasbi berpikir sampai sejauh itu.
"Bukannya malas tapi emang belum ada yang mau."
"Ya jelas gak ada yang mau lah kak, kakak aja gak mau cari tau siapa cinta kakak, kakak terlalu sibuk sama perusahaan jadinya gitu," protes Hasbi.
"Aaargghh udahlah. Anak kecil tau apa-apa." Ahmed sengaja memutar lagu kesukaannya dan mengeraskam volume agar dia tidak mendengar celotehan adiknya lagi. Hasbi yang justru kesal akan lagu yang bervolume full itu menutup telinganya menggunakam bantal yang ada di sampingnya dengan bibirnya yang cemberut.
Toko buku yang berada di pinggir jalan sudah terlihat. Suasananya sedikit sepi membuat Ahmed lega melihatnya. Mereka segera turun dan memasuki toko buku.
"Beli tuh buku tentang cinta," ucap Hasbi memanyunkan bibirnya seakan-akan meledek kakaknya sendiri."Dasar bocah!"
Hasbi berjalan menuju rak buku bagian kanan khusus untuk buku pelajaran. Sedangkan Ahmed melihat lihat bagian belakang. Menatap satu persatu buku yang ternyata mengenai cinta. Namun, ada satu buku yang membuat mata Ahmed terpanah dan teringin membelinya. Buku bercover hitam kombinasi merah dan berjudul AŞK NEDIR? [Apa itu cinta?] membuat rasa penasaran Ahmed memuncak.
"Apa itu cinta? Aneh. Kenapa ada buku yang kayak gini yah? Tapi aku penasaran," ucap Ahmed mengambil dan membolak-balikkan buku tersebut. Matanya melihat kiri kanan memperhatikan Hasbi yang masih sibuk memilih buku yang akan ia beli.
"Beli jangan? Tapi aku penasaran. Udahlah beli aja, lagian Hasbi gak bakal tau! Awas aja tuh bocah," batin Ahmed yang bergegas menuju kasir. Sengaja Ahmed melakukan pembayaran terlebih dahulu guna mengelabuhi Hasbi agar adiknya tidak tau mengenai buku yang Ahmed beli. Ada-ada saja tingkah mereka berdua.***
✅اللهم صل على سيدنا محمد و على ال سيدنا محمد
❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DI LANGIT TURKI
Подростковая литератураFOLLOW AUTHOR!!! *Kata-kata masih banyak yang typo. Mohon dimaklumi* Bagaimana jadinya saat kita mencoba berlibur untuk melupakan masalah kita justru saat berlibur lah masalah kembali hadir kepada kita??? Seorang wanita yang calon suaminya telah dir...