PART 19 || TAMPARAN✅

66 14 0
                                    


Afsha duduk terdiam di bangku panjang sembari menunggu Farhan yang sedang membelikannya jus jeruk di Pak Tua. Saat itu handphone milik Farhan tertinggal di samping Afsha. Untuk menjaga dan mengamankan handphone milik calon suaminya, Afsha mengambil dan menggenggamnya. Farhan kembali dengan membawa dua gelas jus jeruk. Satu untuk Afsha dan satu untuk dirinya.
"Nih," ujar Farhan memberikan jus jeruk kepada Afsha.

"Terimakasih."

"Oh iya handphone aku mana?" tanya Farhan sedikit panik dan bingung.

"Ini handphone kamu." Afsha memberikan handphone milik calon suaminya itu.

"Kenapa ada di kamu?"

"Tadi kamu naruh disini." Afsha tersenyum. Tanpa menjawabnya lagi, Farhan hanya mengangguk paham.
Mereka berdua sepertinya asyik menikmati jus jeruk buatan Pak Tua sampai-sampai tidak ada pembicaraan antara keduanya. Duduk berjejer tetapi terdiam. Bukankah itu menjadi suatu hal yang risih.
Lama meminum, akhirnya gelas berisi jus jeruk sudah habis. Seusai itu, mereka berdua pergi berjalan menyusuri taman. Namun, langkah Farhan terhenti saat membaca pesan dari seseorang.
"Ehh mmm Sha maaf yah, aku gak bisa nganterin kamu pulang. Kamu pulang sendirian yah, gak apa-apa kan?" Farhan terlihat bingung tatkala dirinya membaca pesan itu. Dirinya nampak terburu-buru.

"Kamu mau kemana?"

"Aku ada urusan. Budi barusan bilang kalau dia minta diantar beli kelinci."

"Wah masya Allah, hahahah ya sudah tidak apa-apa. Aku pulang sendiri."

"Ya udah, bye!" Farhan berlari dan melambaikan tangan kepada Afsha. Afsha dengan senang hati membalasnya. Calon suaminya sangat baik, bahkan urusan kecil untuk mengantar Budi membeli kelinci saja dia mau, pikir Afsha.

Afsha melangkah sepanjang taman dan ke trotoar. Inilah akibat saat akan berpergian tadi Afsha memilih untuk berjalan kaki, sehingga dirinya saat akan pulang pun harus berjalan kaki. Afsha sesekali duduk di bangku panjang, berusaha merilekskan kakinya yang sedari tadi berjalan. Sembari membuka handphonenya dan melihat beberapa akun instagram. Menjadi daya tarik, Afsha melihat akun instagram milik Ahmed-anak dari Om Mahmet, sahabat Ayahnya.
"Wahhh si bujang udah sukses, hahahah ..." tawanya saat melihat akun instagram Ahmed dengan jumlah followers yang lumayan banyak.
"Widih mobilnya keren amat," puji Afsha saat melihat Ahmed sedang berpose di depan pohon tetapi mobilnya yang keren yang berada disamping pun ikut terlihat.

"Kenapa yah, dia itu kelakuannya aneh banget. Masa iya sepeda anak kecil di pake." Afsha tertawa kecil melihat foto Ahmed yang sedang menaikki sepeda anak kecil dengan raut wajahnya yang amat cool. Bukankah Ahmed tidak tahu malu? Ini membuat Afsha ingin tertawa lebar. Tapi Afsha harus menjaga sikap di depan umum seperti sekarang. Sudah lama dirinya tidak melihat Ahmed, dan sekarang dia melihatnya di instagram. Membuat Afsha tertawa geli melihat beberapa foto manager muda keluarga Omar.

Saat sedang asyik dan tertawa melihat foto-foto Ahmed, pesan masuk dari sahabat Afsha bernama Jingga. Afsha segera melihat pesan itu, berpikiran bahwa itu pesan penting.
"Apa ini?" Afsha bertanya-tanya saat Jingga mengirimkan sebuah foto kepadanya.

"Hah?!" Terkaget. Dirinya sangat kaget melihat foto yang dikirimkan oleh Jingga. Lelaki dengan baju sama seperti Farhan dan bercelana hitam panjang sama seperti Farhan serta sepatu yang sama seperti yang digunakan Farhan tadi terlihat sedang merangkul seorang wanita berambut sedikit pirang. Jelas ini bukan orang lain, ini Farhan. Wajahnya sedikit terlihat panik menghadap kamera. Tetapi wajah dari sang wanita tidak bisa dilihat dan hanya badan belakangnya saja.
"Farhan?" lirih Afsha seketika lemas.

JINGGA :
Afsha! Aku lihat Firhan sama wanita. Mereka kelihatan romantis banget, bukannya aku suudzon atau apa tapi aku bener tahu akan keluarga Farhan dan teman-teman Farhan. Tapi wanita itu bukan keluarga Farhan atau teman Farhan. Dia orang asing, dan sekarang Farhan ngejar aku pas dia tau aku diem-diem ngambil foto mereka! Sekarang aku sembunyi. Jadi kumohon, jangan balas chattku dulu. Oke?

CINTA DI LANGIT TURKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang