Hari yang cerah, setelah kemarin sore mangantar Hasbi ke toko buku sekarang Ahmed sudah boleh berbaring istirahat semalaman. Manager berkumis tipis itu bahkan belum sempat membaca buku yang ia beli kemarin akibat kakinya terlalu sakit. Kini lelaki dengan rahangnya yang kokoh disertai rambut tipis yang tumbuh disana masih tertidur pulas di kasurnya. Setelah sholat subuh tadi, Ahmed kembali melanjutkan tidurnya. Wajahnya terlihat semakin tampan saat sedang tidur. Suara teriakan Baba berkali-kali memanggil nama Ahmed namun tak kunjung Ahmed terbangun. Kesal akan anaknya Baba segera membuka pintu dengan gaya Hasbi kemarin sore.
"Ini anak tidur mulu!" gerutu lelaki paruh baya keturunan Turki itu."Ahmed, bangun!" Baba menepuk pantat Ahmed dan membuka selimut yang masih menutupi tubuh kekar manager cuek itu.
"Huaammmm, masih ngantuk." hanya itu yang keluar dari mulut Ahmed. Sontak Baba yang mendengar langsung murka. Baba menampar pantat Ahmed dengan tamparan yang begitu keras. Cairan yang keluar dari mulut Ahmed langsung ia seka dan matanya membulat. Sakit. Sakit sekali tamparan Baba itu. Ahmed bangun dan segera menuruti apa kata Baba.
"Mandi!""Duş alacağım." [Aku akan mandi.] Ahmed bergegas lari dan memasuki kamar mandi. Rasanya Baba akan semakin marah jika Ahmed tidak menuritinya sekarang. Baba membereskan ranjang milik manager pemalas itu. Sudah kebiasaan Baba, beliau sangat rajin dalam hal beres-berberes. Bahkan bisa dikatakan Baba akan lebih rajin dibanding Ibu.
"Haisshhhh, sakit banget," pekik Ahmed mengelus pantatnya yang masih tertutupi oleh celana tidurnya.Lelaki berkumis tipis itu segera membersihkan badannya. Gemercik air terdengar sangat menyejukkan. Selesai mandi Ahmed mengganti pakaiannya menggunakan kaos merah dan celana panjang seperti biasa. Lamanya sekitar 25 menit Ahmed menghabiskan waktu untuk mandi dan memakai pakaian kini dia keluar dari kamar menuju ruang makan. Keluarganya sudah berkumpul disana. Ahmed hanya bisa menelan salivanya saat melihat tatapan Baba yang tajam dengan kedua jarinya yang menunjuk-nunjuk Ahmed.
"Günaydın üzgünüm geç kaldım," [Selamat pagi, maaf saya terlambat,] sapa Ahmed yang langsung duduk disamping adiknya.Mereka memulai sarapan dengan tenang tanpa pembicaraan. Salah satu peraturan di dalam keluarga ini jikalau sedang acara makan tidak boleh ada pembicaraan, mereka memulai pembicaraan saat makanan sudah habis, kecuali memang pembicaraan itu penting. Setelah perut terisi, mereka memulai pembicaraan. Baba membahas tentang Afsha yang akan datang sore ini.
"Ahmed, Afsha nanti sore sampai di bandara. Baba tidak bisa menjemput Afsha karena nanti sore Baba ada meeting. Jadi Baba minta kamu yang jemput Afsha," ujar Baba disela-sela mengelap mulutnya."Lah nggak bisa dong, Ahmed berangkat kerja pulang larut malam Ba," protes Ahmed.
"Kamu libur dulu udah gak apa-apa."
"Wah Hasbi ikut ya Ba." Hasbi tersenyum kepada Baba. Anak yang paling Baba dan Ibu sayangi itu memang sangat manja. Baba mengangguk dan tersenyum kepada tuan muda manja itu.
"Lebih baik sebelum Afsha datang kamu beli sesuatu untuk Afsha."
"Iya tuh, akan lebih baik jika Afsha dibelikan sesuatu olehmu." Ibu yang melanjutkan ucapan Baba.
"Aku ikut ya kak!"
"Kamu ada kelas hari ini, udah kamu ikut pas jemput di bandara aja!" tegas Ahmed.
"Ya sudah Baba sudah terlambat dua menit. Baba berangkat dulu, Assalamualaikum." Pamit Baba yang langsung mengambil tas kerjanya dan meninggalkan rumah.
"Wa'alaikumussalam."
"Ya sudah kau sebaiknya beli sesuatu untuk Afsha. Sana," pinta Ibu.
"Iya sana, sana!" tangan jahil Hasbi mendorong badan Ahmed yang sedang duduk menikmati teh.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DI LANGIT TURKI
أدب المراهقينFOLLOW AUTHOR!!! *Kata-kata masih banyak yang typo. Mohon dimaklumi* Bagaimana jadinya saat kita mencoba berlibur untuk melupakan masalah kita justru saat berlibur lah masalah kembali hadir kepada kita??? Seorang wanita yang calon suaminya telah dir...