PART 29 || KEBAIKANNYA HANYALAH KEDOK SEMENTARA✅

67 10 2
                                    

"Tega sekali kau Shihan, kau membohongiku! Dan dibalik kebaikanmu itu hanyalah agar diriku percaya bahwa kau memang tidak memiliki rahasia besar, aku kecewa. Aku ternyata bodoh sekali bersahabat dengan wanita yang tidak punya malu seperti kamu!"

Air matanya tumpah. Ahmed sangat sakit hatinya dan dia sungguh tidak bisa menerima kenyataan jikalau sahabatnya itu ternyata lebih buruk dari yang ia kira.

"Kau menyadarinya! Lantas apa kau masih mencintai aku? Menurutku iya! Kau mencintai aku! Kau tidak akan pernah berpaling dari kecantikanku Ahmed!" tegas Shihan.

Ahmed mendekat, menatap Shihan penuh emosi dari jarak 15 cm.
"Bodoh! Kau bodoh! Kau bodoh! Untuk apa aku mencintai seorang wanita karena kecantikannya?! Hah?! Kau pikir kecantikan akan abadi?! Tidak Shihan! Aku mencintaimu dulu karena aku melihat akhlakmu yang baik! Dan sekarang, setelah aku mengetahui semuanya ternyata akhlakmu hanya sandiwara yang tertutupi oleh kecantikanmu! Aku tidak mencintaimu lagi, sekarang! Aku membencimu!"

"Oh jadi sekarang kau berkata seperti itu?! Okay tidak masalah, masih banyak lelaki yang mau denganku walau kelakuanku buruk-" belum selesai bicara, Ahmed memotong ucapan Shihan.

"Itu karena kau seorang pel***r!"

Shihan terdiam. Emosinya memuncak. Shihan mengepalkan tangannya, dan pada akhirnya kepalan tangan Shihan mendarat di pipi Ahmed. Membekas merah dan setengah mengeluarkan darah. Bagaimana tidak? Tamparan itu begitu keras. Rahang Ahmed yang kokoh terluka.

Hasbi, Baba, dan Afsha yang melihat ini kaget. Manager muda itu sempoyongan. Apakah sesakit itu? Hasbi yang geram langsung mendekat ke Shihan dan berusaha menjambak rambut Shihan. Hasbi, walau umurnya masih 19 tahun tapi jika melihat kakaknya terluka, sedikitpun dia yang akan maju. Baba berusaha menenangkan Hasbi yang sudah menjambak rambut Shihan. Mereka saling bertengkar.

Hasbi mempelajari ini dari teman-temanya saat ada dua wanita bertengkar yang saling menjambak satu sama lain. Sedangkan Shihan hanya berteriak kesakitan dan berusaha menghentikan perilaku Hasbi. Baba benar-benar kewalahan menghadapi mereka.

Ahmed, dia semakin sempoyongan dengan memgangi pipi kirinya yang diberi tamparan keras oleh sahabatnya sendiri. Baru sekarang, manager muda itu baru kali ini mendapat tamparan dan itu sangat menyakitkan. Afsha ingin sekali mendekat dan menahan tubuh Ahmed agar tidak jatuh. Tapi sampai pada akhirnya, kini Ahmed tak tahan lagi, dia jatuh pingsan tepat saat Afsha menampa tubuhnya yang kekar. Afsha duduk terjatuh karena menimpa badan Ahmed. Semuanya menjadi panik. Melihat Ahmed yang pingsan dengan luka di pipi.

"Ahmed bangun!" pinta Afsha menggoyangkan tubuh Ahmed.

"Kak Ahmed?!" kaget Hasbi saat mendengar teriakan Kak Afsha.

"Ahmed!" Baba membiarkan Hasbi bertengkar dengan Shihan, Baba segera membantu Afsha yang kewalahan memanggu kepala Ahmed. Sedang Hasbi, dia menjambak dan menueret tangan Shihan keluar dari rumah keluarga Omar. Hasbi sangat marah. Jiwanya dipenuhi kemarahan atas apa yang dilakukan Shihan terhadap kakak keduanya.

"Keluar kamu! Kamu bukan siapa-siapa! Kamu bukan sahabat Ahmed sekarang! Dan kehidupan kak Ahmed akan lebih baik jika tidak ada kamu disini! Wanita murahan!" Tegas Hasbi. Shihan tersungkur di depan pintu. Dan Hasbi segera masuk mengunci pintu depan dan berlari menolong Ahmed.

Ibu yang baru saja selesai sholat di ruangan kedap suara di lantai dua segera turun. Betapa kagetnya Ibu menyaksikan anaknya jatuh dengan kepalanya yang dipangku oleh Afsha. Ibu histeris, darah segar mengalir di rahang Ahmed. Ibu berteriak dan meminta Baba segera membawa Ahmed ke rumah sakit. Dengan sigap Baba menggotong Ahmed, keluar.

Menemui Shihan dan membiarkan Shihan yang masih tersungkur. Semua orang panik dan bergegas menuju rumah sakit. Semoga saja Ahmed tidak kenapa-napa. Shihan, dia justru tertawa jahat saat menangis di depan pintu rumah keluarga Omar.

"Ck! Ahmed! Akhirnya kau tidak menjadi korbanku! Arghhhh!" teriaknya seperti orang gila. Entah apa yanv membuat Shihan seperti ini. Jika alasannya hanya karena Andre yang meninggal, rasanya itu tidak cukup kuat untuk menjadikan alasan. Pastinya, dan mungkin saja ada alasan lain dibalik Shihan menjadi wanita kejam seperti sekarang.

***

Sesampainya dirumah sakit, Baba memanggil suster dan dengan bantuan kursi roda Ahmed dibawa ke ruang pemeriksaan. Semua terjadi begitu saja. Bahkan Tante Neta tidak menyangka putranya akan seperti ini karena sahabatnya sendiri. Tante Neta saja ke rumah sakit masih menggunakan mukenah putihnya.

Semua orang benar-benar panik diluar, apalagi Afsha yang melihat sedikit darah keluar dari pipi Ahmed. Sesakit apa itu sampai lelaki berbadan kekar itu pingsan?

"Tante Neta ... Om, maafin Afsha yah. Gara-gara Afsha, Ahmed jadi korban disini," ujar Afsha menunduk merasa bersalah.

"Bukan nak, ini bukan salah kamu. Memang benar, seharusnya kamu membuka kedok Shihan supaya Ahmed lebih aman dan tidak terlalu jauh melangkah kepada keburukan karena Shihan, terimakasih sayang atas segalanya." Tante Neta memeluk Afsha dengan tangisan kecil. Sedangkan Baba memberikan senyumannya.

"Hasbi maafin Kak Afsha juga yah, kakak udah bikin kamu terlibat dalam msalah kakak, dan kakak berterimakasih kepada kamu karena berkat saran darimu, kini kakak menjadi wanita pemberani dan kakak sudah bisa melupakan masa lalu kakak," ucap Afsha yang duduk disamping Hasbi.

"Tidak apa-apa kak, Hasbi hanya ingin kakak bangkit seperti kak Ahmed. Tetaplah seperti ini kak, jika ada masalah kakak harus bisa menjadi wanita pemberani." Hasbi tersenyum. Satu pelukan mendarat, Afsha memeluk Hasbi untuk pertama kalinya setelah terakhir pelukannya saat Hasbi masih berusia 10 tahun. Hasbi tercemgang, bahagia sekali mendapat pelukan dari seorang wanita yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri.

"Hasbi telepon Minan dan Razi sekarang, suruh dia kemari," ujar Baba.

"Baik ba." Hasbi segera mengambil teleponnya, menghubungi Minan dan Razi agar segera menuju rumah sakit.

_______

Happy Reading


CINTA DI LANGIT TURKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang