PART 16 || MENGETAHUINYA???✅

71 11 0
                                    

Ahmed menuruti kata ibunya. Dia mengikut saja apa yang Tante Neta inginkan, sebab dia saja sudah tertinggal rapat. Jadi untuk apa bosan di ruangan sendiri? Tante Neta dan Afsha berjalan di depan saat memasuki toko yang menjual bahan-bahan untuk pembuatan roti. Sedang Ahmed di belakang mereka, seperti halnya bodyguard untuk menjaga sang ibu dan Afsha.
"Oh iya apa sekalian aja beli bahan-bahannya buat kue ulang tahun perusahaan nanti?" tanya Tante Neta kepada Afsha. Namun, bukan Afsha yang menjawab, justru Ahmed yang lebih dulu menjawab.

"Ya nggak bisa dong bu, nanti basi."

"Hah? Basi?" bingung Afsha.

"Iyalah, acaranya minggu depan."

"Basi gimana sih? Ya nggak lah, kan ada tanda expayer. Ya udah deh tante mending jangan nanya-nanya gitu. Ntar dia marah," ledek Afsha yang membuat Tante Neta tertawa. Akhirnya mereka berdua menjelajah toko mencari berbagai macam bahan untuk kue ulang tahun sedangkan Ahmed memasang raut wajah datar membuntuti mereka berdua.

"Jadi manager berasa jadi pengangguran," gerutunya.

"Eh Ahmed!" teriak Afsha yang justru mencari Ahmed. Dia tidak menyadari bahwa Ahmed dibelakangnya. Dengan santai Ahmed berteriak di samping telinga Afsha.

"Iya!"

"Haaaa!!!!" Kaget Afsha yang langsung berlari menjauh. Jantung Afsha berdetak kencang, dirinya sangat terkejut mendengar suara berat Ahmed yang tiba-tiba saja. Afsha memegangi dadanya. Rasanya lemas sekali jika kaget seperti ini. Tante Neta yang melihat hanya menertawakan mereka berdua dan kembali melanjutkan belanjanya.

"Dasar! Bikin kaget aja," ujar Afsha lemas dan sedikit merunduk.

"Lagian kamu yang teriak dulu, udah tau aku dibelakang kamu."

"Ya gak usah teriak lagi dong kamunya. Kan bisa 'aku disini', gitu aja!" kesal Afsha.
Ahmed hanya terdiam. Tidak merasa bersalah akan Afsha yang masih lemas memegangi dadanya sembari merunduk. Wanita berhijab itu memang terlihat sangat cantik, tetapi sisi aneh juga ada pada Afsha. Bisa dibilang dia wanita cantik yang aneh dan jenaka.

Disisi lain, ada seorang wanita dengan rambut pirangnya yang menatap tajam Ahmed dengan Afsha. Tatapannya seakan-akan berkata dia sangat marah melihatnya. Matanya semakin berbinar. Ia mengepalkan kedua tangannya dan sesekali meremas kencang syal yang ia pakai.
"Wanita itu! Aku nggak rela kalau Farhan ataupun Ahmed ia milikki! Semua karena masa lalu dulu! Aku akan membuat Ahmed lebih mencintaiku daripada dirinya!" Suara yang sangat tidak asing. Benar sekali, dia adalah Shihan. Saat dijalan tadi Shihan melihat Ahmed, Afsha, dan Ibu turun dari mobil. Shihan membuntuti mereka, tepatnya. Kini wanita itu menyeka air matanya yang hampir jatuh. Merilekskan kepalan tangannya. Dia berjalan menuju keduanya. Senyuman pengecoh ia tampakkan. Seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Shihan mendekati Ahmed dan menepuk pundaknya.
"Hai," sapa halus Shihan yang membuat Ahmed menengok kaget. Melihat Shihan yang menepuk pundaknya, senyum mulai terukir di bibir Ahmed.

"Loh kok kamu ada disini?" tanya Ahmed.

"Apaan sih, orang aku dari tadi disini juga! Kamu aneh banget sih!" tidak mengetahui kehadiran Shihan, Afsha berceloteh sendiri sembari memasukkan beberapa bahan-bahan kue kedalam keranjang. Ia mengira bahwa Ahmed sedang berkata kepadanya. Dengan tatapan aneh, Ahmed memandang punggung belakang Afsha yang sibuk menunduk mencari sesuatu disana.

"Hhh baru aja kok," jawab Shihan tersenyum.

"Ya ampun kan kalau mau kesini bisa bilang aku, nanti aku jemput kamu."

"Apaan sih! Kamu gak lihat apa?! Aneh bang- ... -et." salah tingkah. Afsha yang kesal segera berdiri dan membalikkan badannya. Ia merasa malu, ternyata sedari tadi Ahmed sedang berbicara dengan wanita lain dan bukan dengan dirinya. Afsha menelan salivanya dan membulatkan matanya. Malu sekali, dia tersenyum malu kepada Shihan. Sedang Shihan membalasnya dengan senyuman miring.

"Apa?! Ge-er banget!" ledek Ahmed.

"Maaf yah, heheheh." Afsha menunduk, segera mengambil keranjang dan berlari menuju Tante Neta.

"Biasa dia wanita aneh," ucap Ahmed kepada Shihan.

"Kamu bohong yah?" tanya Shihan dengan nada jahat.

"Bohong? Maksudnya?"

"Katanya ada rapat, tapi kok? Kamu malah jalan-jalan sama Tante sama wanita aneh itu." Shihan tersenyum sinis.

"Ehhh oeuhhh itu, hahahah iya tadinya sih mau ada rapat. Tapi Ibu ngajakin aku pergi dan Ibu udah bilang ke Baba. Baba kata rapatnya digantiin sama Baba, ya udah deh aku gak tau jadi aku ketinggalan. Hehehe ..."

"Ohh gitu, oh iya aku mau nanya sama kamu."

"Nanya apa? Biasanya juga tinggal nanya."

"Kamu suka sama wanita itu?"

"Hah??? Ups, hahahahahahah Shihan." mendengar pertanyaan Shihan, Ahmed justru melontarkan tawanya sekeras mungkin. Membuat para pengunjung toko menengok kearahnya.

"Hust!" Shihan menepuk pundak Ahmed. Berusaha menghentikan tawa Ahmed.

"Hehehe sorry, nggak lah ngapain aku suka sama wanita aneh yang sifatnya kayak dia itu!" jawab Ahmed.

"Terus kamu cinta sama aku gak?"

Mendengar pertanyaan kedua itu, mata Ahmed membulat. Senyumnya turun. Matanya sedikit berbinar dan dia berusaha menelan salivanya. Terdiam. Mereka berdua bersitatap satu sama lain. Entah mengapa justru jantung Ahmed berdetak. Apa Shihan sudah mengetahui cinta Ahmed kepadanya?

"Shihan ka- kamu nanya apa sih, hahahah aku cinta kamu lah sebagai sahabat," jawab Ahmed cengengesan. Shihan tersenyum dan mengalihkan pandangannya.

"Aku cinta sama kamu," ujar Shihan secara tiba-tiba. Sontak Ahmed hanya terdiam. Entah apa yang harus ia jawab. Semakin kesini Shihan berubah dan menjadi aneh. Bahkan liburan yang direncanakan seakan-akan berjalan tidak lancar.

"Kamu kenapa? Ada masalah?" tanya Ahmed.

"Aaaaaaahhhh sudahlah, nanti malam aku akan ke rumahmu. Bukankah Elif ulang tahun? Aku akan membantu untuk membuat kue," ucap Shihan.

"Darimana kau mengetahuinya?"

"Dari seseorang. Sudah aku akan kembali ke hotel."

"Lebih baik aku antar, bagaimana?"

"Tidak usah. Kau tidak membawa mobil. Sampaikan salam kepada Tante."
Shihan melangkah dan meninggalkan Ahmed disitu. Ahmed yang melihat semakin tak nyaman. Rasa aneh bercampur aduk di hatinya. Pemikiran Shihan yang sulit untuk di tebak.

***


اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

❤❤❤

CINTA DI LANGIT TURKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang